Bab 2 Kesepian

1002 Words
Selain papanya tidak tahan dengan ocehan dan kemarah dari sang istri, ia pun sempat memergoki istrinya yang pulang larut malam pulang kerumah diantar oleh seorang laki-laki, alih-alih memanggil suaminya untuk menjemputnya pulang, ia malah dengan santainya memeluk lelaki lain di depan sang suami saat suaminya tengah menyambut di depan teras rumah, mama sikembar itu memilih seorang laki-laki yang mengantarnya, padahal keadaan saat itu papa Nayla dan Kayla ada di rumah. Saat itu pun sikembar juga bisa melihatnya, namun Nayla dan Kayla tidak punya pemikiran apa-apa, gadis itu masih dini ketika itu dan baru mengerti saat sudah remaja, ketika keduanya sudah kelas dua SMA dan sudah mengerti dengan yang namanya suka dengan lawan jenis. Pagi itu, usai dengan menikmati sarapannya, Nayla dan Kayla segera jalan berdua, keduanya sepakat untuk jalan-jalan ke mall pagi menjelang siang itu. Ditempat mama, mama tengah menemui rekan kerjanya dan sengaja makan di luar sama-sama, kebetulan saat itu mama juga makan di salah satu cafe yang ada didalam mall yang keduanya kunjungi. Kebetulan teman mama saat itu adalah seorang lelaki, ya lelaki yang saat dulu mengantar mamanya pulang, lelaki yang begitu perhatian dan pengertian dibanding teman kerja mamanya yang lain. Nayla dan juga Kayla dengan senang melihat-lihat semua yang ada di dalam mall tersebut, dari toko satu ke toko yang lain, hingga langkah kaki keduanya terhenti dan tatapan mata tertuju pada sosok yang jelas keduanya kenali. Nayla dan juga Kayla segera menghentikan langkah kakinya disana, keduanya menajamkan tatapan mata keduanya menatap kearah mamanya tersebut, memastikan jika itu benar-benar mamanya. Dan keduanya pun langsung terperanjat dari tempatnya saat ia melihat itu benar mama mereka. "Nay, cubit pipiku!" ucap Kayla dengan konyolnya, dan saat itu Nayla segera melakukan apa yang adiknya itu inginkan, Nayla segera mencubit pipi Kayla, dan saat itu juga gadis itu mengaduh karena cubitan itu lumayan menyakiti wajahnya. "Kita nggak sedang mimpi Kay, itu benar-benar mama disana dengan temannya." Ucap Naya pada sang adik, dan terlihat Kayla hanya mendengus dengan sedihnya, karena ia tidak bisa berbuat apa-apa lagi. "Apa kita harus mengadu pada papa? agar papa segera kemari dan membawa mama pulang?" ucap Kayla lagi dengan bodohnya. "Kau mau apa? kau mau keduanya perang disini hah? dirumah saja mereka menyembunyikannya dari kita, apa lagi jika papa sampai tahu mama jalan dengan teman lelakinya, pasti bisa-bisa satu mall akan hancur Kay." Ucap Nayla yang menerangkan, dan Kayla kian terlihat sedih disana. "Yasudah ayo pergi saja, kita pergi dari sini." Ajak Nayla pada sang adik sembari menarik paksa lengan tangan Kayla agar segera ikut pergi dari sana. Keduanya pun akhirnya memutuskan untuk pulang kerumah, usai sampai rumah Nayla dan Kayla segera mengurung dirinya di kamar, keduanya merasa tidak sedang baik-baik saja saat itu. "Nay, tunggu disini sebentar ya?" ucap Kayla yang lalu beranjak pergi dari kamarnya dan menuju kedapur, disana gadis itu segera menuju ke lemari pendingin khusus sayuran, lalu mengambil saus pedas dan juga sosis siap makan, Kayla segera memakannya, tidak cukup disana Kayla juga mengambil beberapa cabai yang akan di makannya, namu segera saja Nayla melihat apa yang gadis itu akan lakukan, segera saja Nayla berhambur dengan cepat kearah Kayla dan menampol tangan gadis itu hingga cabai yang ada di tangannya semua berhambur kelantai. "Hei anak bodoh, gila kamu ya? apa yang sedang kamu lakukan?!!" ucap Nayla dengan bentakan nyaringnya, dan saat itu seketika membuat Kayla terduduk di lantai, gadis itu menangis sesenggukan disana. "Kay, maaf, aku tahu kamu sedih." Ucap Nayla yang lalu ikut jongkok di samping Kayla lalu memeluk tubuh gadis itu. "Aku pikir, jika aku sakit perut, papa dan mama akan merawatku, meski jika aku harus rawat inap di rumah sakit papa pun, mama juga pasti akan menjengukku disana, paling tidak aku setiap hari bisa bertemu dengan keduanya saat mereka bersama-sama." Ucap Kayla dengan tangis yang terurai dalam pelukan Nayla. "Anak bodoh! kamu kira dengan kamu menyakiti diri kamu sendiri seperti ini semua bakalan kembali lagi? tidak Kay, kita hanya bisa berdoa untuk keutuhan keluarga kita, hanya itu saja yang bisa kita lakukan sekarang, mengerti? sudahlah, jangan punya niatan untuk menyakiti diri sendiri lagi, karena itu hanya akan merugikan diri kamu sendiri saja, yang ada kita tunjukan prestasi, agar mama dan papa tahu jika kita bisa membanggakan keduanya, mereka akan terus bersama untuk mendampingi kita sebagai wali, apa kau sudah tahu sekarang?" ucap Nayla dengan bijaknya, lalu kedua gadis itu pun kembali ke kamarnya lagi. Waktu pun berjalan begitu cepat, malam pun tiba, tepat pukul setengah delapan malam, makanan yang keduanya pesan sudah sampai, Nayla dan Kayla pun segera menkmati makan malamnya, hanya berdua saja. Rumah besar itu terlihat begitu sunyi ketika malam, bahkan setiap harinya Nayla dan juga Kayla sering menyalakan televisi di ruang keluarga tanpa dimatikan, agar ada suara-suara seperti orang yang tengah mennton televisi, keduanya sering tidak pernah mematikan televisi itu, dan hanya jika akan pergi keluar rumah saja keduanya mematikan televisi. Semua itu ia dapatkan dari kata-kata gurunya di sekolah, jika seseorang tengah sendirian di rumah dan tengah takut. Makanya ia bisa mencoba cara itu agar terlihat ada orang di rumah itu dengan keduanya. Bukan rumah itu tidak ada bibi asisten rumah tangganya, tapi karena semua bibi yang membersihkan rumah berangkat pagi dan pulang setelah selesai semua pekerjaannya, itu pun terjadi sejak satu tahun yang lalu lebih, Nayla dan juga Kayla tidak tahu jika mama dan papanya melakukan hal itu karena tidak ingin bibi atau orang lain tahu tentang cekcok yang mama dan papanya itu alami. Dan semenjak itu keduanya sering makan dan tinggal di rumah sendiri berdua saja. Mungkin juga karena kedua orang tua Nayla dan Kayla mengira bahwa sang putri adalah gadis yang sudah beranjak remaja. Mereka kira tidak ada rasa takut di hati keduanya. Keduanya segera menuju ke kamar setelah selesai makan malamnya, lalu menyiapkan semua buku pelajaran yang akan keduanya bawa esok hari untuk ke sekolah. Hingga malam itu berlalu begitu saja, Nayla dan Kayla melewati malam seperti biasa, tidak ada ucapan atau kecupan selamat malam dari kedua orang tuanya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD