Awal masuk sekolah

774 Words
Kicauan burung serta sinar matahari yang mulai muncul itu menjadi pertanda bahwa hari sudah pagi. Semua kembali beraktivitas seperti biasanya. Para mahasiswa, pelajar, karyawan, guru dan lainnya tentu saja berangkat lebih awal karena tidak mau terjebak macet nya jalanan pagi. Begitupun dengan Mikayla Ananta yang sering di panggil mika, gadis cantik yang sudah siap dengan seragam lengkap nya.. walaupun dengan dasi yang sengaja di longgarkan. "Gak mau pergi sekarang? Kejebak macet mau?" Itu sang mama yang berbicara, Andin. Jika yang lain memilih berangkat awal karena tidak ingin terjebak macet, gadis ini lebih memilih untuk santai-santai sambil menikmati sarapannya tanpa memikirkan jam. "Nanti ma.. sebentar lagi, 15 menit mungkin?" "15 MENIT MATAMU!" Sang mama akhirnya murka, terlalu jengah melihat sifat malas-malasan anaknya itu. "Ck! Iya-iya mama bawel! Aku pergi, nih!" Ucap nya kesal, bangkit dan tak lupa menyambar roti selai yang belum habis lalu berlari menuju pintu utama setelah meneriaki selamat tinggal pada sang mama. Seperti nya keberuntungan berpihak pada Mika pagi ini, terbukti dari jalanan kota yang tidak macet hingga dia sampai di sekolah tepat waktu. Iya, tepat 2 menit sebelum bell berbunyi maksud nya. Kaki jenjang gadis itu terus melangkah, ia harus berjalan dari gang sekolah karena parkiran mobil terletak di luar gerbang, dan parkiran khusus sepeda motor terletak di dalam. Padahal ia malas sekali, jarak dari gerbang dan kelas nya juga lumayan jauh. Sebenarnya murid seangkatan ataupun kakak kelas nya juga banyak yang nawarin untuk bareng, tapi gengsi nya tinggi dan gak mau bikin heboh pagi-pagi karena nanti nya pasti ada gosip yang menyebar tidak karuan. Berakhir ia lebih memilih terus berjalan sembari memainkan rambut hitam nan panjangnya, seperti menyibak nya kebelakang dan kembali merapikan nya membuat beberapa teriakan kecil dari siswa yang melihat. PIP! PIP! Mika menoleh saat motor ninja hitam berhenti tepat di sampingnya. "Ikut gak?" Ia berdecak, ternyata itu salah satu lelaki dari masa lalu nya. Marvin Thie, lelaki yang sempat mengisi hari-hari nya salama 1 tahun. Dan mereka harus putus dengan tidak jelas membuat mika sedikit kesal dan muak pada lelaki itu. Mika tak menjawab melainkan terus melangkah membuat marvin berdecak lalu kembali menjalankan motor nya menuju parkiran. Sedangkan mika mempercepat langkah nya karena ia sudah merasa mulai berkeringat. Seperti biasa, setiap senin pagi semua sekolah akan melaksanakan apel pagi yang membuat para pelajar mengeluh karena kepanasan yang di sebab kan oleh terik nya matahari. Tak heran sebagian dari mereka terkadang sengaja masuk ke dalam barisan murid bermasalah dan ada yang pura-pura sakit untuk bisa masuk ke dalam UKS karena ruangan nya yang adem. "Gue gak pakai tali pinggang, lupa aduh.." keluh nada lavendra, sahabat mika dari kecil. "b**o banget!" Kesal mika sembari memukul pelan lengan sahabatnya yang selalu ceroboh itu. "Aduh gimana, dong? Itu di barisan murid bermasalah gak ada cewek, lho.." nada tentu saja panik, kalau di barisan murid bermasalah itu ada beberapa anak cewek mungkin dia sudah di sana sedari tadi. Dia dan mika ini termasuk anak berprestasi, bisa di omeli guru terus menerus kalau para guru melihat hanya mereka berdua cewek yang berada di barisan itu. "Terus gimana?, Ini mau gak mau kita harus ke situ sebelum upacara" ucap mika dengan tangannya yang terus memukul-mukul pelan lengan nada. Ya walaupun mika memakai seragam lengkap, ia akan membuka salah satu perlengkapan nya jika nada harus masuk ke dalam barisan itu. Kan bestfriend forevoh eh forever! Untung saja upacara belum di laksanakan, baru merapikan barisan dan menunggu anak-anak yang berlarian dari kelas masing-masing, jadi masih ada waktu untuk nada dan mika berpikir. "Kenapa di belakang?" Suara lelaki dengan intonasi rendah itu terdengar tepat di belakang badan mika, sontak mika dan nada menoleh tanpa pikir panjang karena takut kalau itu guru BK. "What the– lo ngagetin, alvin sialan!" u*****n mika sontak keluar saat ternyata suara itu dari tem– ralat deh, dia juga mantannya mika selain marvin dan juga teman mika dari umur 7 tahun. Alvin Abasya. Pacarannya waktu smp kok, bukan waktu masih ingusan dan cengeng. Dia cowok yang di cap 'good boy' oleh para gadis karena selalu memperlakukan pacar nya dengan baik. Iya, dia punya pacar, dan pacarnya itu teman seangkatan mika. Bisa di bilang dia dan pacar alvin ini lumayan dekat, sih. Tapi mika harus menjaga jarak karena tidak ingin di cap 'pepaor' (perebut pacar orang). Itu sebutan baru. "Gue tanya, ngapain di belakang?" Alvin kembali bertanya karena tidak mendapatkan respon. Melihat mika yang hanya diam itupun membuat nada sontak menyenggol mika dengan siku nya, si empu sontak berdecak lalu berbalik badan setelah mendelik pada nada. Dia gak melamun, ataupun terpesona dengan muka alvin yang memang ganteng itu. Dia cuma malas, malas meladeni alvin yang nanti nya berakhir tersebar gosip yang tidak-tidak, lagi.

Great novels start here

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD