Part 27

1111 Words
Pagi yang indah di kota Paris dengan di iringi kicauan burung yang terdengar merdu di telinga siapapun yang mendengarnya. Serin menatap nanar hamparan tanaman bunga yang ada di taman mansion miliknya. Sudah satu minggu Serin meninggalkan sang suami tanpa pamit. Perasaan rindu tidak bisa terbantahkan oleh Serin. Ia sangat merindukan suaminya. Suami yang sangat Serin cintai. Meskipun berat, Serin akan berusaha kuat demi anak yang sedang ia kandung saat ini. Ia tidak ingin karena keegoisannya, calon anaknya yang menjadi korban keserakahan orang-orang yang membenci Serin. Terutama keluarga Albert dan mantan tunangan suaminya. “Bagaimana keadaanmu saat ini, Mas. Semoga kamu baik-baik saja selama aku meninggalkanmu. Mungkin ini adalah salah satu ujian cinta kita. Seberapa kuat cinta kita berdua. Aku merindukanmu, Mas,” ucap Serin sambil mengusap perutnya yang sudah terlihat membuncit. “Apa tidak sebaiknya anda memberitahu Tuan Adrian saja, Nona,” ucap Carlos pada Serin. Carlos menatap Serin dengan perasaan iba. Carlos merasa cobaan selalu datang disaat Serin sudah mulai merasakan kebahagiaan. Entah apa rencana Tuhan untuk Serin kedepannya. Carlos cuma bisa berdoa yang terbaik untuk Serin. Carlos sudah menganggap Serin seperti adik kandungnya sendiri. Melihat kesedihan di mata Serin, membuat hati Carlos seperti tercubit. Terlebih lagi saat Carlos melihat Serin harus meneteskan air mata karena rasa rindu pada suaminya. “Belum saatnya aku memberitahukan keberadaanku, Carlos. Karena posisinya sekarang keluarga Michel menyuruh orang untuk membunuhku. Dan mereka juga tidak main-main melakukannya. Aku tidak takut mati, Carlos. Aku cuma ingin memberikan kehidupan untuk anakku. Aku akan menjaga anak yang sedang aku kandung sampai dia bisa melihat dunia. Memberikan kehidupan yang penuh warna untuk anakku. Untuk saat ini, biarkan seperti ini dulu sampai anakku lahir di dunia ini,” ucap Serin pada Carlos. Carlos memahami apa yang dirasakan Serin kali ini. Rasa takut yang menjadikan dia trauma. Selalu waspada dengan orang-orang yang disekitarnya. Yang sudah banyak yang berkhianat kepadanya. “Biarkan saya dan anak buah saya membunuhnya, Nona. Semua masalah akan selesai kalau kita bunuh akarnya,” ucap Carlos dengan serius. Serin menghela nafas kasar saat mendengar perkataan yang di lontarkan Carlos padanya. “Aku bukan mereka, Carlos. Yang menghalalkan segala cara untuk melihatku mati terbunuh. Biarkan saja mereka melakukan apa yang mereka ingin lakukan. Kita lihat saja dulu. Yang terpenting kita tetap waspada dan hati-hati,” ucap Serin. “Nanti siang Tuan Edward sampai di Paris, Nona. Setelah Tuan Edward tahu nona berada di sini, ia langsung terbang ke Paris untuk menemui anda,” ucap Carlos sambil menyunggingkan senyum. Carlos tahu kalau Edward selama ini menaruh hati pada Serin. Perasaan yang selama ini di pendam oleh Edward karena Serin sudah memilih Adrian sebagai pelabuhan terakhir untuk Serin. Setelah mengetahui apa yang terjadi pada Serin, Edward langsung turun tangan membantu Serin. Ketulusan hati Serin membuat semua orang dengan mudah menyayanginya. Salah satunya adalah Edward. Seorang laki-laki yang arogant yang tidak mempunyai hati nurani. Yang tega menghancurkan lawannya sampai akar-akarnya. Dengan kekuasaan yang ia miliki, Edward dengan mudah menghancurkannya. Tapi siapa sangka, Edward seperti sekarang ini ada campur tangan Serin. Serin di mata Edward adalah malaikat penolongnya. Satu-satunya wanita yang bisa menyentuh hati Edward dengan kelembutan hatinya. “Dia suruh kesini saja, Carlos. Siapkan penjamuan untuk kedatangan Edward. Rave suruh memasak makanan kesukaan Edward. Karena pasti dia belum makan,” ucap Serin. “Bagaimana Tuan Edward tidak mencintai, Nona. Hal terkecil Tuan Edward saja nona tahu,” batin Carlos. “Baik, Nona. Saya akan memberi tahu Rave untuk menyiapkan semuanya,” ucap Carlos sebelum ia pergi menemui Rave. Salah satu koki kesayangan Serin. Yang langsung ia datangkan dari Swiss untuk menjadi koki di dapur Serin. ****** “Serin, I am cooming,” teriak Edward saat masuk ke mansion milik Serin. “Hey... Jangan teriak-teriak. Kamu pikir rumahku ini seperti hutan, apa?” ucap Serin pura-pura marah. Serin merentangkan tangannya saat berada tepat di depan Edward. Edward tersenyum bahagia saat melihat Serin. Satu-satunya wanita yang ada di hati Edward. Edward memeluk Serin dengan erat dan mencium puncak kepala Serin penuh sayang. Karena kesibukan Edward, membuat Edward susah bertemu dengan Serin. Dan saat mendengar Serin ada masalah, dia menyempatkan untuk datang dan melihat keadaan Serin. “Bagaimana kabarmu dan calon keponakanku? Sehat?” tanya Edward ingin tahu. Serin tersenyum hangat sambil menganggukkan kepalanya. “Aku dan calon anakku sehat seperti yang kau lihat saat ini,” ucap Serin dengan tersenyum hangat ke arah Edward. Edward yang melihat senyum Serin, hatinya seperti tersiram es. Begitu sejuk dan menentramkan siapa saja yang melihatnya. “Good...! Jangan sampai kamu menikah dengan pilihanmu sendiri tapi hidupmu menderita. Bisa-bisa aku yang akan membunuh suamimu,” ucap Edward tanpa rasa bersalah sedikit pun. “Berani menyentuh suamiku, dengan tanganku sendiri aku akan menghancurkan kerajaan bisnismu,” ucap Serin sambil tersenyum menang. Edward mengacak-acak rambut Serin karena gemas. Karena tingkah menyebalkan sahabatnya yang satu itu. “Katanya cinta. Tapi suami di tinggal pergi,” cibir Edward pada Serin. Serin yang mendengarnya langsung mengerucutkan bibir. “Mau membantuku atau tidak? Kalau tidak mau membantuku, aku akan melakukannya sendiri untuk memberikan pelajaran pada keluarga Albert,” ucap Serin dengan serius. Edward yang mendengarnya, dia menghela nafas. Bagaimana mungkin dia akan diam saja melihat wanita yang sangat dia cintai hidupnya terancam karena keluarga mantan suaminya yang sangat membenci dirinya. Edward akan berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan pelajaran untuk keluarga Albert yang berani bermain-main dengan Serin. “Tanpa kamu suruh aku akan melakukannya. Siapa yang tidak geram, wanita yang aku sayangi mau di hancurkan secara licik. Bodohnya lagi rencana mereka di beritahukan kepadaku. Hahaha...,” ucap Edward sambil tertawa mengingat kebodohan keluarga Albert. “Barangkali mau berkhianat padaku. Akan aku coret dari daftar pertemananku,” ucap Serin. “Hidupmu tidak akan sempurna kalau menghapusku dari daftar pertemananmu,” ucap Edward penuh rasa bangga. “Sudahlah jangan banyak bicara. Apa kamu sudah makan?” tanya Serin. Serin sangat menyayangi Edward. Buat Serin, Edward adalah orang yang terpenting untuk hidupnya. “Belum. Aku tidak sempat untuk makan tadi. Karena sudah merindukanmu,” ucap Edward dengan jujur. Serin cuma geleng-geleng kepala mendengar perkataan sahabatnya itu. Serin berjalan mendahului Edward menuju ke meja makan. Sudah tersusun rapi masakan kesukaan Edward. Edward yang melihat di meja makan tersaji masakan kesukaannya, ia langsung duduk dan segera ingin menikmatinya. “Wow... Rave. I Love You so Much,” teriak Edward di meja makan. “Mau makan apa mau jadi Tarzan teriak-teriak terus dari tadi,” ucap Serin sambil mengambilkan makanan untuk Edward. Setelah piring Edward terisi penuh menu kesukaan Edward, Serin langsung memberikannya pada Edward. Edward menerimanya dengan senang hati. Edward menikmati setiap suapan ke mulutnya. Masakan Rave memang benar-benar sangat lezat. Benar-benar memanjakan lidah semua orang yang memakannya. “Pelan-pelan kalau makan. Seperti tidak pernah makan selama satu tahun saja,” ucap Serin yang tidak bisa menahan tawa melihat bagaimana sahabatnya sedang makan. “Tetaplah tersenyum. Biarkanlah aku mencintaimu dengan caraku. Melihat senyummu dan melihatmu bahagia itu sudah lebih dari cukup untukku,” batin Edward. ????
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD