Siang tadi, Dokter Aksa dikejutkan dengan kehadiran Gadis. Jika tiga bulan lalu dia datang bersimbah darah, kali ini air mata yang mengalir hingga membuatnya jadi berantakan. Tanpa kata-kata dan pedulikan pandangan orang-orang, Gadis memeluknya. Menangis sesenggukan di d**a sang dokter. "Kamu kenapa? Berantem dengan suamimu?" Bukan jawaban yang diterima, malah tangisannya semakin kencang hingga membuat Dokter Aksa merasa malu pada teman sejawatnya. Dia menarik Gadis masuk ke dalam ruangan, lalu balas memeluk adik dari perempuan yang dicintainya. Tidak bertanya apa pun lagi. Orang yang sedang terluka, memang butuh menangis untuk meluapkan emosi yang tertahan. Cukup temani, tidak usah bawel dengan beragam nasihat yang mungkin tidak melekat di pikiran sama sekali. "Dok, boleh enggak tele

