"Mama khawatir dia jatuh cinta pada orang lain yang peduli padanya." Kekhawatiran mamanya berhasil menghasut Ivan. sekarang dia memikirkan hal yang sama. cemas. Padahal kemarin dengan entengnnya dia mengatakan mama harus ikhlas jika Gadis bahagia dengan laki-laki pilihannya. Bullshit. Perkataan penuh dusta. Ivan mengakui kebohongan perkataannya. Karena saat ini dia tidak rela jika Gadis berdekatan dengan laki-laki. Bahkan jika laki-laki itu hanya teman sekolahnya. Tak ingin kecemasannya terealisasikan oleh situasi, pada jam pulang sekolah, laki-laki itu berdiri menyandarkan diri di badan mobil. Dengan kaca mata hitam bertengger, dua tangannya sengaja dimasukkan ke saku celana, dia menanti Gadis keluar. Antara dua kemungkinan yang diyakini Ivan. Langkah Gadis terhenti atau berlari menjau

