Raisya perlahan-lahan membuka matanya. Hal pertama yang ia lihat adalah wajah khawatir suaminya. Walau awalnya terlihat samar-samar, kini terlihat semakin jelas. Raisya memegang kepalanya yang masih terasa pusing.
"Kelvin." Lirih Raisya.
"Sayang. Kamu udah bangun?"
"Aku kenapa?" Tanya Raisya yang masih setengah sadar.
"Kamu tadi pingsan yang."
"Pingsan?"
"Iya kamu pingsan. Tapi syukurlah kamu udah sadar sayang." Kelvin menggenggam erat tangan Raisya lalu menciumnya.
"Kelvin. Aku pusing, perut aku mual banget."
"Iya sayang. Kamu tenang aja, kamu bakalan sembuh kok. Dokter udah periksa tadi."
"Trus gimana?"
Kelvin memasang raut wajah sedih, membuat Raisya mengernyit heran, tapi semenit kemudian Kelvin kembali tersenyum "Kamu hamil yang."
"Apa!"
"A..ku... Ha.. hamil?" Raisya sang
