Bab 3 Kaitama Dastan Berhasil Menemukannya

1768 Words
Reika menatap acuh tak acuh layar TV di depannya. Lagi-lagi, dia merasa bosan. Setelah menyesap minumannya sedikit, dia mulai mengetik sesuatu di ponselnya. Reika: Apakah dokumen imigrasi saya sudah siap? Sudah bisa terbang malam ini? Bagaimana dengan rumah yang saya beli? Tuan Smith: Semuanya sudah siap. Anda bisa berangkat malam ini juga, Nona. Rumah yang Anda beli bisa segera ditempati kapan saja. Ada orang yang akan menunggu Anda di bandara begitu tiba di sana. Reika terdiam dengan tatapan melamun. “Ternyata, cinta yang terpendam selama bertahun-tahun, pada akhirnya harus menghilang seperti debu di udara. Tidak ada jejak sama sekali. Sungguh menyedihkan,” gumamnya kepada diri sendiri. Senyum pahit muncul di bibirnya. *** Sisa hari itu dihabiskan dengan melihat matahari tenggelam dari kafetaria terbuka di hotel. Di sebelahnya, ada pasangan yang sibuk membahas mengenai pertunangan Kaitama dan Meita baru-baru ini. Ternyata, sejak meresmikan hubungan mereka, Meita terus saja mengunggah kemesraan mereka di media sosial tanpa henti. “Wuah! Lihat! Bukankah itu kalung yang sangat mahal? Harganya sangat tinggi dan harus dipesan khusus! Tiga hari lalu, mereka makan malam romantis di kapal pesiar dan sangat mesra! Kehidupan asmara orang kaya benar-benar seperti dongeng, ya?” kata wanita di meja itu, wajahnya berseri-seri melihat semua itu dengan harapan pasangannya sedikit peka. Reika tidak mau repot-repot menonton adegan yang menusuk mata. Apalagi mencari tahu kehidupan bahagia dari pria yang sangat dicintainya bersama wanita lain. Liburan sebelum berpindah permanen keluar negeri adalah bentuk self healing dari patah hati yang dia lakukan. Kenapa harus menyiksa diri? Kaitama Dastan bisa hidup bahagia tanpa memikirkan kematiannya yang tragis. Pria itu tidak peduli sedikitpun kepadanya. Untuk apa merasa patah hati dan bodoh sendirian? Dia juga harus bisa belajar move on, kan? Dengan sisa umur yang entah berapa lama lagi, dia hanya ingin memanjakan diri sendiri dan melupakan semuanya. Ketika tiba di pintu lift, ponselnya bergetar. “Reika, kamu ada di mana sebenarnya? Kenapa semua orang bilang kamu sudah mati? Kalau aku tidak menerima pesanmu pagi tadi, aku pasti benar-benar percaya kamu sudah tiada dan hampir mengamuk mendatangi pria sialan itu! Tega sekali dia mencampakkanmu demi wanita bodoh dan sok polos itu! Memang apa bagusnya dia selain kaya dan manja?!” Suara penuh tangis dan protes itu adalah suara dari sahabatnya, Lilia Gunawan. Dengan tenang, Reika memasuki lift dan berkata lembut, “Jangan salahkan Kai. Dia tidak salah apa-apa. Hubungan kami murni hanya saling menguntungkan semata. Aku juga tidak marah. Kamu sudah menerima uang yang aku transfer, kan? Tolong jaga keluargaku, ya? Aku sudah berjanji kepada Kai agar tidak muncul lagi di hadapannya untuk selamanya. Jika aku berani melanggarnya, dia tidak akan melepaskan kita semua. Kamu tahu metodenya sangat kejam selama ini.” Lilia akhirnya terdiam sebentar. Keringat dinginnya mulai bermunculan. Kaitama Dastan tidak hanya dingin, tapi juga memang bertangan besi. Metodenya selalu di luar nalar jika ada yang berani menyinggungnya. Itu sebabnya dia menjadi CEO berpengaruh dan disegani di usia yang sangat muda. “Kamu sungguh tidak akan kembali lagi? Bagaimana kalau aku merindukanmu?” Reika tersenyum tipis. “Aku yang akan menghubungimu. Tapi, tolong pakai kartu dan ponsel baru. Aku tidak mau sampai Kai berpikiran aneh-aneh dan mencurigaiku.” Seperti memahami maksudnya, Lilia akhirnya setuju dan berbincang sejenak mengenai uang 100 triliun yang ditransfer kepadanya. “Kalau begitu, jika waktuku sudah luang, aku pasti akan mendatangimu di luar negeri! Pokoknya, tunggu aku!” Reika tidak menanggapinya serius. Siapa yang akan tahu kalau dia akan bertemu dengannya lagi, atau mati lebih dulu karena penyakitnya? *** “Ternyata capek juga, ya, liburan selama sebulan seperti ini? Sebaiknya, aku melakukan apa lagi setelah pindah ke luar negeri? Apa sebaiknya aku berkencan dengan pria yang lebih muda dan bermain-main dengan mereka sampai puas?” ujar Reika saat membuka pintu kamar dan meregangkan tubuhnya yang lelah. Suasana di dalam kamar cukup gelap. Baru setelah dia menyalakan lampu, tiba-tiba saja, sebuah perasaan menakutkan muncul di hatinya. “Aneh, kenapa seperti ada yang menatapku?” batinnya dengan keringat dingin, tidak berani menatap ke arah ruang tamu, tempat di mana dia merasakan hawa panas tertuju kepadanya. Selama beberapa detik, Reika diam saja di depan pintu tanpa bergerak sedikit pun. Keringat dinginnya sangat banyak. Rasa takut aneh mulai menerkam hatinya. Perasaannya benar-benar sangat buruk! “Kenapa diam saja di situ? Sudah tahu salahmu apa?” Sebuah suara dingin membuat Reika langsung berbalik kaget ke arah sumber suara itu. Seperti sebuah mimpi, di sofa tunggal di sana, sosok dingin dan misterius Kaitama Dastan tampak duduk dengan penampilannya yang agung dan mulia. Ekspresi dinginnya perlahan berubah menjadi kekesalan tertahan. Kening mengernyit marah dan berkata tajam, “Puas dengan permainan pura-pura matimu yang sangat tragis? Ingin menarik simpatiku di hari pertunanganku? Begitu?” Reika mengerjapkan matanya bingung. Merasa dia mungkin berhalusinasi. Dia berjalan cepat ke arahnya sambil mengusap kedua matanya. “Kamu sungguhan?” tanyanya tak percaya. Kai mendecakkan lidahnya dingin, berdiri cepat dan melemparkan sebuah dokumen ke arah wanita di depannya. Caranya kasar dan sangat menghina. “Apa-apaan nama barumu itu? Mawar Melati? Apa kamu tidak bisa menggantinya lebih baik lagi? Apa stereotip wanita cantik tapi otak kosong harus dibuktikan olehmu?” Reika tertegun kaget! Dokumen yang jatuh ke lantai segera dipungut dengan perasaan marah, lalu bertanya dalam keadaan bingung. “Aku tidak mengerti. Apa yang aku lakukan sampai kamu semarah ini? Bukankah aku sudah memenuhi perjanjian kita? Jangan salah paham. Aku hanya ingin menghapus semua jejak tentang Reika Baskoro agar tidak membuat masalah di masa depan. Aku hanya menepati janjiku, bukannya mau menarik perhatianmu. Kenapa kamu malah muncul di sini dan menuduhku yang tidak-tidak? Bukankah kematianku sudah sangat bagus agar tunanganmu merasa tenang dan aman?” Kaitama Dastan diam saja dengan wajah semakin dingin. Tapi, tanpa dilihat oleh Reika, kedua tangan pria itu mengepal erat hingga menyakiti tangannya sendiri. Melihatnya masih hidup dan bernapas seperti sekarang, membuat semua beban dan rasa sesak di hatinya meluruh. Namun, begitu semua kata-kata dingin dan acuh tak acuh keluar dari mulutnya yang nakal, membuat kemarahan di hati Kai memuncak! Tidak hanya berani menipunya dengan kematian mengerikan, tapi sikapnya yang melawan barusan membuat rasa posesifnya muncul kembali! Kucing liar ini harus dijinakkan! Kalau tidak dijinakkan dengan benar, maka dia akan berulah lagi! Merasa aneh dengan kemunculan tiba-tiba Kai yang sangat mengejutkan, Reika memiliki firasat buruk di hatinya. Belum sempat dia membuka mulut, Kai langsung memotongnya dengan wajah sangat dingin dan mata membara penuh nafsu. “Mengenai perjanjian kita, aku berubah pikiran,” ucapnya sedingin wajahnya. Tapi, tetap tenang dan terkendali. Syok! Reika mundur selangkah dengan wajah tidak percaya dan sedikit ketakutan. “A-apa maksudmu?! Kamu tidak bisa mengambil kembali uang 100 triliun itu! Aku menolak!” jeritnya marah dan panik. Bagaimana dia bisa mengembalikannya kalau sudah disumbangkan sebanyak 90 persen ke yayasan amal dunia?! Tanpa mengatakan apapun, Kaitama Dastan langsung maju meraih tubuhnya. Sangat posesif, sangat liar! Dia memeluknya dengan penuh kekuatan, seolah-olah sangat merindukannya selama ini. Mirip seperti pria yang takut akan kehilangan wanita yang dicintainya untuk selamanya. Reika jelas memberontak. Hatinya dipenuhi rasa tidak percaya dan benar-benar terkejut! Dia sudah sangat senang lepas dari cekraman monster dingin itu, kenapa harus kembali dan menjadi mainannya setelah dia bertunangan dengan cinta sejatinya? *** Dua jam akhirnya berlalu. Reika hanya bisa duduk melamun di atas kasur dengan selimut menutupi tubuh polosnya. Kulit putihnya dihiasi oleh banyak bekas memar yang tampak menyedihkan dan menggoda di saat yang sama. Di tangan kanan, ada sebuah kontrak baru sebagai kekasih gelap dari Kaitama Dastan. Berlaku selama 3 tahun penuh. Tatapan Reika kosong dan wajah pucatnya tampak tidak bernyawa. Sekujur tubuhnya remuk semua oleh perbuatan Kai yang tidak kenal ampun. Dia benar-benar menyiksanya seperti bukan manusia. Di sebelahnya, pria dingin berwajah tampan itu terlihat tertidur dengan sangat nyenyak. Seolah-olah, selama ini dia tidak pernah tidur dengan baik. Reika bisa melihat ada sedikit mata panda di wajahnya jika dilihat dari dekat. Tapi, menurutnya itu karena pekerjaan di kantor. Mana mungkin dia tidak bisa tidur karena memikirkan kematiannya, kan? Merasa konyol dengan sifat narsisnya, dia buru-buru menggelengkan kepalanya. Rasa malu mencubit hatinya “Apa yang telah aku lakukan? Kenapa kami tidur bersama lagi? Selain itu, kenapa dia bisa sampai mengetahui keberadaanku di sini?” batinnya dengan hati rumit. *** Keesokan paginya, Reika terbangun dengan suara dingin dan lembut yang masuk ke telinganya. “Um. Aku akan segera pulang. Jangan lupa beristirahat dengan baik. Aku pasti akan membelikan kue pesananmu itu. Mana mungkin aku lupa kesukaanmu?” Reika mengerjapkan mata pelan, duduk dan bersandar di kepala tempat tidur sambil menatap pria yang sedang berbicara di ponsel. Raut wajahnya tidak hanya tampan dan bersinar, tapi juga penuh cinta yang begitu hangat. Meita Jayadi, ya? Siapa lagi yang bisa membuat suasana hati dan senyum lembutnya muncul seperti itu? Percakapan akhirnya selesai satu menit kemudian. Kaitama menyadari tatapan Reika. “Tahu diri sedikit. Jangan berpikir untuk merasa cemburu. Kamu hanyalah simpanan yang murahan. Kalian berdua jelas sangat berbeda. Jadi, singkirkan pikiranmu yang tidak pantas. Meita tidak bisa melayaniku seperti kamu. Dia polos dan lugu. Hanya berani melakukannya setelah menikah,” jelasnya dengan ekspresi sedingin wajahnya. Lalu, tanpa mengatakan apapun lagi, dia berjalan ke arah kamar mandi sambil menghubungi sekretaris pribadinya. “Kita kembali ke Ibu Kota sore ini. Siapkan semuanya. Oh, ya. Reika juga akan ikut dengan kita. Beli tiket kelas ekonomi untuknya dengan pesawat berbeda. Jangan sampai terendus oleh wartawan.” Mendengar kalimatnya yang sangat dingin dan acuh tak acuh, Reika hanya bisa tersenyum pahit. Rasa sakit menusuk jantungnya. Kaitama berhasil menemukan kelemahannya terkait keluarganya tadi malam. Tidak hanya berhasil mencari tahu mengenai perubahan identitasnya, tapi juga keluarganya yang berusaha dia lindungi darinya. Itu sebabnya, Kai berhasil membuatnya kembali menjadi kekasih gelapnya. Sepertinya, karena tidak bisa menemukan wanita yang bisa melayaninya dengan baik, makanya dia tidak bisa melepaskan Reika sampai hari pernikahan tiba. Licik. Kejam. Sangat tidak berperasaan dan semena-mena. Begitulah Kai selama ini memperlakukannya. Pria yang dicintainya hanya ingin mengincar tubuhnya sebagai kesenangan belaka. Tidak peduli dengan perasaannya sama sekali. Apakah aktingnya sebagai seorang murahan sungguh nyata sampai Kai tidak bisa melihat kesedihan di matanya? Ataukah dia hanya tidak peduli? Setelah suara air mulai terdengar dari arah kamar mandi, Reika tiba-tiba terbatuk kecil dan cairan merah keluar dari bibir tipisnya. Tatapannya kosong sejenak dan tampak terkejut, lalu mulai tertawa pelan putus asa. Rasanya dia mau gila dan begitu menyedihkan! “Kamu ingin bermain denganku? Aku juga bisa, Kaitama Dastan! Jika tidak bisa mendapatkan cintamu, maka aku akan mengeruk habis semua hartamu!” geram Reika dengan wajah menggelap muram. Sekilas, kesedihan dan kekecewaan muncul di kedua bola matanya yang berkaca-kaca. Lalu, tanpa bisa dibendung, air mata mengalir di kedua pipinya. “Bodoh. Kenapa kamu malah menangisi pria kejam seperti itu?” gumamnya berbisik kepada diri sendiri, menyeka pipinya yang terasa sedikit dingin.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD