Kehamilan Vanila

1079 Words
Eva berlari mencari Bintang, ia tak tau harus bagaimana lagi? Tentakel-tebtakel itu semakin mengamuk setiap manusia yang tak jauh dari sana, mulai di tarik oleh tentakel itu, untuk dihisap semua energinya. Setelah itu, para manusia itu, akan pingsan selama beberapa saat. Tentakel itu, tak akan menghisap manusia yang sama setiap satu jam sekali. Tentakel itu, selalu lapar membuat semua manusia takut untuk berada di dekat ruangan itu. Tentakel itu, mampuh menarik manusia sampai berjarak sepuluh meter. Bintang masih belum bisa ditemui. Entah di mana Bintang berada! Eva mulai bingung harus mencari laki-laki itu. Karna, hampir semua manusia di rumah sakit menjadi korban tentakel itu. Eva tak mau menjadi korban selanjutnya makanya, gadis itu selalu menjauh dari tempat itu. Zazah menoleh saat Bintang berada di belakangnya. Akhirnya Bintang ketahuan telah mengikuti Zazah sedari tadi. Bintang menggaruk kepalanya yang tak gatal. "Ada apa?" tanya Zazah ingin mengetahui alasan Bintang mengikutinya. "Entahlah, aku hanya ingin tau? Ke mana, kakak akan pergi? Aku khawatir!" jawab Bintang. Zazah tersenyum. "Aku bisa jaga diri! Terima kasih sudah mengkhawatirkan aku." "Aku merasa, kita pernah bertemu sebelumnya?" "Aku pun sepertimu? Namun, aku tak ingat kita pernah bertemu di mana?" Zazah masih memperhatikan Bintang, entah kenapa melihat laki-laki ini, membuatnya merasa tenang. Dari jauh Eva berlari menemui Bintang. "Kamu harus ikut sekarang?" ucapnya sambil menarik tangan Bintang. "Tunggu, ada apa?" tanya Bintang cemas. Sedangkan Zazah hanya berpaling, melihat Eva memegang tangan Bintang. Bintang pun melepaskan tangannya dari genggaman Eva. Gadis itu pun melepaskan tangannya. "Vanila," ucap Eva cemas. "Vanila kenapa?" "Kamu harus ikut aku sekarang?" ajak Eva serius. Melihat keseriusan Eva, Bintang dan Zazah pun mengikutinya menuju rumah sakit. Begitu terkejutnya mereka, melihat beberapa tentakel entah dari mana itu. "Apa itu," tanya Bintang terkejut, sedangkan Zazah tak bisa berkata-kata. Melihat sesuatu yang tak pernah ia lihat. "Aku tak tau, Bintang? Tentakel itu keluar dari ruang yang membukus badan Vanila! Aku tak berani mendekat kurang dari sepuluh meter. Karna, jika aku mendekat. Otomatis aku akan ditarik dan dihisap energinya oleh mahluk itu," tutur Eva menjelaskan semuanya. Bintang mengerutkan keningnya, ia sendiri lupa Lionil moster jenis apa? Bintang harus membawa Lionil ke dunia manusia. Rasanya hanya dia yang bisa menyelesaikan masalah ini. "Aku harap jangan ada yang mendekati moster itu! Sampai aku kembali membawa Lionil." "Siapa Lionil?" tanya Eva penasaran. "Ayah dari janin yang dikandung Vanila," guman Bintang harus menghilang dari sana. Mendengar Lionil, membuat Zazah teringat sesuatu. Nama itu seperti tak asing baginya. Eva memperhatikan Zazah. Sikap Bintang pada Eva dan Zazah begitu berbeda. Harusnya ia sadar dari awal kalau Bintang tak pernah tertarik kepadanya. Namun, hatinya masih mengharapkannya. Eva berpaling saat Zazah melihatnya. Entah kenapa, Zazah bisa mendengar apa yang diucapkan Eva dalam hatinya. Zazah tak mengerti apa yang terjadi kepadanya? Rasanya sesuatu datang kembali kepadanya? Walau Zazah sendiri, tak mengerti maksud dari kemampuan ini. Namun, sekarang ia tau, tak hanya Zazah saja yang tertarik kepada Bintang. Eva juga menyukai Bintang. Bintang sampai di gerbang antara dunia manusia dan dunia lain. Bintang tak berani melawan perintah dari Jendral Marisa. Ia hanya mengirim semua pesan darurat kepada Jenderal Marisa untuk membawa Lionil ke dunia manusia. Tak membutuhkan waktu lama, Jendral Marisa sudah menerima pesan darurat itu. Ia pun berangkat sambil membawa Lionil ke dunia Manusia. Lionil pun menurut saja apa yang diperintahkan Marisa kepadanya? Walaupun ia tak tau! Namun, firasatnya mengatakan terjadi sesuatu dengan Vanila. Beberapa saat kemudian, suara ledakan pun terjadi, tanda Jendral Marisa dan Lionil sudah tiba di dunia manusia. Bintang telah menunggu kehadiran mereka di depan perbatasan gerbang. "Di mana Vanila sekarang?" tanya Jendral Marisa. Lionil mengerutkan keningnya, "Apa yang setelah terjadi kepada Vanila?" tanyanya cemas. "Vanila hamil?" jawab Bintang. "Di mana ia sekarang?" "Rumah sakit." "Antar aku ke sana sekarang?" Lionil dan Jendral Marisa pun mengikuti Bintang menuju rumah sakit. Setelah sampai rumah sakit, Jendral Marisa terkejut melihat keadaan rumah sakit sudah porak-poranda hancur tak tersisa. Lionil pun mendekati tentakel-tetakek yang mengamuk itu, langsung tenang saat Lionil menyentuhnya. Lionil pun masuk ke tempat Vanila berada. Laki-laki itu tak tau kalau Vanila hamil, jika tau dari awal ia tak akan mengizinkannya ikut ke dunia manusia. Sekarang janinnya sudah membuat kerusakan dan kekacauan di tempat umum. Vanila mengapung dalam kantung air ketuban, janin miliknya benar-benar menjaga ibunya dengan baik. Dalam keadaan seperti ini, Lionil tak bisa membawa Vanila dari sini. Karna, akan sangat berbahaya bagi Vanila. Seluruh kemampuannya di serap oleh anaknya. Lionil pun mengelus kantung ketuban yang berisi Vanila di dalamnya. Air matanya mulai menetes, Lionil menyesal sudah mengkhiyanati Vanila. Sekarang ia yang mengalami kesusahan mengandung turunannya. Lionil pun membiarkan tubuhnya diserap oleh tentakel dari janinnya. Sampai dua jam penuh tentakel itu, menghisap seluruh energi milik Lionil sampai Lionil benar-benar. Setelah merasa kenyang janin itu pun tenang dan mulai tertidur. Perlahan Lionil meninggal janin itu, keluar dari ruangan Vanila . Sampai di luar beberapa orang menunggunya. Lionil benar-benar lemas. "Bintang cari makanan untukku, aku lapar sekali?" ucapnya mulai ambruk. Eva memperhatikan Lionil, sebenarnya moster jenis apa ia? Sampai membuat kehebohan satu rumah sakit. Lionil terbarik di lantai tak berdaya, tenaganya benar-benar di kuras habis oleh janjinya. Beberapa saat kemudian Bintang membawa berbagai makanan yang begitu banyak seperti sedang memberi makan satu kampung. Dengan lahap, Lionil memakan semuanya, tanpa tersisa sama sekali. Membuat orang-orang yang melihatnya hanya bisa menelan saliva mereka. "Waw, bikin bangkrut yah, kalau porsi makannya kaya gitu," guman Afdhal, dibarengi tawa semuanya. Tak hanya Eva yang memperhatikan Lionil. Zazah juga ikut memperhatikannya. Jendral Marisa hanya bisa menatap Zazah dari tempatnya. Ia begitu merindukan Zazah. Namun, harus Jendral Marisa tahan. Sampai Zazah benar-benar menginngat semuanya. Jenderal Marisa tau, bila Zazah dan Bintang bertemu akan membangkitkan kemampuan Zazah yang terkunci setelah sekian tahun terkubur dalam diri Zazah. Aura yang terpancar dalam diri Zazah membuat Jendral Marisa merasakannya, perlahan semakin kuat. Cepat atau lambat kedua mahluk ini, Zazah dan Bintang akan mengingat semuanya yang terjadi 50 tahun yang lalu. Zazah sadar, sedari tadi Jendral Marisa memperhatikannya. Anehnya Zazah tak mendengar atau membaca isi pikiran dari Jendral Marisa. Membuat Zazah penasaran, siapa Jendral Marisa yang sebenarnya? Namanya terdengar tak asing namun, ia pula siapa wanita itu. Kenapa Zazah merasa begitu dekat dan begitu merindukannya akan tetapi Zazah benar-benar tak mengingat apa pun tentangnya. Jendral Marisa sama sekali tak bisa dibaca pikirannya sampai Zazah penasaran seberapa besar kemampuannya sampai Zazah tak bisa membaca apa yang ia pikirkan. Zazah hanya ingin tau apa yang Marisa pikirakan. Zazah pun tak tau kenapa Zazah begitu ingin tau. Bersambung...
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD