Little Girl

1261 Words
--20 tahun yang lalu-- "Sayang bangun, sayang ayo cepetan bangun." seorang wanita membangunkan gadis kecilnya yang masih terlelap dalam mimpinya. Gadis kecil berambut panjang itu berusia kira kira empat tahunan. "Ada apa ma?." tanya gadis kecil itu masih mengucek kedua matanya. "Sayang cepat kamu sembunyi di dalam lemari itu nak, ayo cepatan. Ingat jangan keluar apapun yang terjadi." perintah mamanya sambil memeluk dan mencium putrinya itu. Gadis kecil itu mengangguk, segera bangkit dari ranjangnya dan ia pun menuruti perkataan mamanya. Sambil membawa boneka kelinci kesayangannya, ia masuk ke dalam lemari yang ada dikamar itu. "Brakkk duggg pranggg," terdengar seseorang dipukul cukup keras dan terdengar pula barang yang terjatuh dari ruangan tengah rumah itu. "CEPAT KATAKAN DIMANA KAU MENYIMPAN FILE ITU?." bentak pria bertubuh besar yang dilengan kanannya terdapat tato naga itu memukul seorang pria dihadapannya. "Aku tidak akan mengatakannya?," kata pria itu yang sudah terjatuh ke lantai. Tampak wajahnya sudah  babak belur, dan penuh luka akibat pukulan demi pukulan yang diterimanya. Para preman berjumlah tujuh orang itu masuk kerumahnya tengah malam. Mereka mencari file yang merupakan bukti penggelapan dana perusahaan, mereka sudah menggeledah isi ruangan dirumah itu. "Jadi kau masih tidak mau mengatakannya, baiklah." pria itu memukul wajahnya kembali, kemudian ia memberi perintah ke anak buahnya. "Cepat cari anak dan istrinya, dan cepat bawa kemari." perintahnya. "Baik bos." dua orang anak buahnya masuk ke kamar dan mencari istri dan anak dari pria yang mereka hajar tadi. "Tidak jangan libatkan mereka, aku mohon." pria itu memohon pada pria gemuk itu. Tak lama kemudian dua anak buahnya yang diperintahkan tadi membawa seorang wanita muda dan bayi yang masih dalam gendongannya. Bayi itu kemudian mulai menangis, sang ibu mencoba menenangkan bayi kecilnya itu. "Wow cantik juga ternyata istrimu." pria besar itu berjalan mendekati istrinya dan mulai menyentuh wajahnya. "Jangan coba-coba menyentuhnya," teriak pria itu yang kini mulai bangkit, dan menerjang pria bertubuh besar itu. Pria besar itu terjatuh, suaminya mencoba melindungi istri dan bayi kecilnya. Melihat bosnya terjatuh sontak membuat anak buahnya kembali memukuli pria itu. Kondisinya yang sudah lemah dan juga lawan yang tidak seimbang membuat pria itu kini malah dipukuli habis habisan. Kini kondisinya menjadi lebih parah, sedangkan istri dan bayinya di pegangi erat preman lainnya. "Hentikan, ingat bos sudah bilang jangan membuatnya mati dulu. Bos ingin ia tetap hidup sampai ia mengatakan dimana dia menyimpan filenya itu." kata pria bertubuh besar itu bangkit, dan mendekati pria yang sudah benar-benar babak belur itu. "Baiklah, ini kesempatan terakhir, dimana kau taruh filenya?." kini pria bertubuh besar itu tampak sudah tidak sabar.  "Cuih." pria itu meludahi pria bertubuh besar dihadapannya. "Kurang ajar." pria bertubuh besar itu kali ini kehilangan kesabarannya, ia pun hendak memukul pria itu kembali. "HENTIKAN," seorang pria muda kira-kira berumur 30 tahunan masuk kedalam rumah yang sudah sangat berantakan itu.  "Bos."  "Jadi kau?."  pria itu tidak percaya dengan penglihatannya. "Morgan sahabatku. Aku sudah memperingatkanmu sebelumnya, jangan mencampuri urusan perusahaan. Tapi kamu tidak mengindahkan. Jadi inilah akibatnya. Mumpung aku masih berbaik hati, dan suasana hatiku sedang baik. Jadi dimana kau taruh file itu?." kata pria itu tersenyum. "Sampai matipun aku tidak akan pernah mengatakannya." pria itu masih tidak mau mengatakannya. "Masih keras kepala, baiklah jika itu keinginan mu. Habisi nyawanya, dan juga wanita itu milik kalian sekarang. Oh ya satu lagi, lakukan seperti biasanya, rapi dan bersih" pria itu meninggalkan rumah itu dengan rokok ditangannya, kemudian ia tertawa. "Kurang aja kau." teriak pria bernama Morgan tersebut sebelum pandangannya menjadi gelap dan hitam akibat pukulan dan tendangan yang bertubi tubi terhadapnya. "Tidakkk, hentikan, jangan mendekat, aku mohon." wanita itu berteriak memohon. *** Seorang gadis kecil berambut panjang terbangun dari tidurnya, sambil memeluk boneka kelinci kesayangannya ia mencari keberadaan mamanya. Setelah kejadian malam itu, tidurnya menjadi tidak nyenyak dan ia terus terbayang bayang. Gadis kecil itu menyaksikan semuanya, ia keluar dari dalam lemari dan melihat yang terjadi dengan mama dan papanya. Walaupun tergolong masih kecil namun semua kenangan buruk itu sering berputar diingatannya, dan ia ingat setiap detailnya. Gadis berumur empat tahun itu menyaksikan semua perbuatan buruk yang menimpa orangtuanya. Papanya yang sudah tak sadarkan diri diseret dan dibawa ke mobil, sedangkan mamanya diperkosa oleh beberapa pria. Adik kecilnya ia tidak tahu keadaannya, ia dibawa para preman itu.   Pasca kejadian itu kondisi mental mamanya terganggu, ditambah kehilangan suami dan bayi kecilnya membuat mentalnya menjadi tidak stabil. Beberapa media memberitakan seakan-akan suaminya-lah yang telah menggelapkan uang perusahaan dan kabur membawa uang tersebut.  Gadis kecil itu masih mencari keberadaan mamanya, "Ma, mama dimana?." Alangkah terkejutnya gadis kecil itu melihat mamanya yang menggantung di kamarnya sudah tidak bernyawa. "MAMAAA," gadis kecil itu berteriak, kini tubuh gadis itu bergetar. Sambil memeluk erat boneka kelinci kesayangannya, ia berjalan mendekati mamanya, perlahan ia menyentuh kaki mamanya yang sudah dingin. Tak lama kemudian pandangannya menjadi kabur, dan gelap. Gadis itu seketika pingsan, dan kejadian beruntun itu membuat gadis kecil itu mengalami trauma yang luar biasa sampai membuatnya kesulitan untuk berbicara.   ***   Gadis malang itu sekarang sudah menjadi anak yatim piatu setelah seluruh anggota keluarganya meninggalkannya sendirian. Kini ia tinggal dipanti asuhan setelah pengadilan memutuskan nasibnya. Anak-anak panti yang ingin berteman dengannya kini mulai menjauhinya karena sikapnya yang aneh suka menyendiri. Gadis kecil itu hanya diam tidak tertarik untuk berteman dengan siapapun, kini ia hanya duduk menyendiri di bawah pohon dekat lapangan. Sebuah bola mengelinding didekat gadis kecil berkucir dua yang masih memeluk boneka kelinci kesayangannya itu.  "Hey, tolong lemparkan bolanya kemari," teriak anak laki-laki tinggi yang berumur sekitar delapan tahunan. Bukannya melemparkan bolanya ke temannya itu, gadis itu malah tidak menghiraukan perkataan anak laki-laki itu. Ia masih sibuk dengan dunianya. "Hey, kau tidak dengar yang aku katakan." kata anak laki-laki itu lagi, sambil berjalan mendekatinya. Gadis kecil itu tidak mengubris perkataan anak laki laki itu, malahan ia pergi meninggalkan bola yang ada didekatnya. "Dasar gadis yang aneh, tapi cantik juga sih." kata bocah laki-laki itu tersenyum, kemudian melanjutkan permainannya bersama anak-anak yang lain. ***   Di lain tempat, tepatnya di sebuah rumah besar layaknya istana dengan halaman yang sangat luas, tampak seorang anak laki-laki kira-kira berumur sekitar enam tahunan sedang sibuk dengan permainannya.  Sejak tadi ia hanya bermain sendirian, sambil diawasi beberapa pelayan rumahnya. "Aku bosan, paman Ben dimana papa dan mama?." tanya bocah laki-laki itu dari tadi belum melihat kedua orang tuanya. "Tuan sudah berangkat ke kantor dari tadi pagi, dan nyonya pagi ini juga sudah berangkat untuk acara fashion shownya." kata paman Ben pengawas bocah laki laki itu. Mendengar itu, bocah laki-laki itu langsung bangkit dari tempat duduknya, ia berjalan masuk ke dalam rumahnya. "Tuan muda mau kemana?." tanya paman Ben melihat bocah laki-laki itu pergi meninggalkannya. "Selalu seperti ini, apa papa mama sudah tidak menyayangiku," bocah laki laki itu menangis memeluk bantalnya.  Bergelimang harta tidak menjamin kebahagian seseorang. Apapun yang diinginkannya pasti dituruti, dikamarnya banyak mainan jenis terbaru. Tapi itu semua tidak membuatnya bahagia, yang diinginkannya hanyalah bisa menghabiskan waktu bersama kedua orang tuanya. Baru seminggu yang lalu ia merayakan hari ulang tahunnya yang ke enam tahun. Ia bahagia melihat kedua orangtuanya akhirnya bisa akur walaupun hanya sesaat. Karena tak lama setelah itu ditengah pesta papanya pergi entah kemana, dan baru terlihat kembali saat acaranya sudah selesai. "Tok tok tok." terdengar pintu kamarnya diketuk. "Tuan muda makan dulu," kata salah satu pelayannya, lalu ia meletakkan makanan di meja samping ranjangnya. "Aku tidak lapar bi, bawa pergi makannya" kata bocah itu masih berbaring membelakangi dan ia diam diam menangis di tempat tidurnya. Pelayan itu membawa kembali makanannya, ia khawatir melihat anak majikannya yang belum makan sejak pagi. Ia pun segera melaporkan hal itu pada paman Ben. Mendengar itu paman Ben masuk ke kamar bocah laki-laki anak majiannya untuk membujuknya. "Tuan muda makan dulu, kalo tuan muda mau makan, setelah ini tuan muda boleh ikut paman ke panti. Gimana?." kata paman Ben membujuknya. "Benarkah paman Ben, baiklah paman aku mau makan, bibi mana makanannya." bocah itu pun langsung memakan makanannya dengan lahap. Ia makan dengan sangat lahap, dan dengan cepat melupakan kesedihannya tadi. Ia sudah tidak sabar untuk bertemu dengan teman-temannya di panti asuhan nanti. ****

Great novels start here

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD