Psikopat

948 Words

Sesuai janji, Arfian mengajakku ke tempat yang menurutnya bisa membuat pikiran jernih. Sebelum pergi, Irma sudah mewanti-wanti aku agar jangan mematikan ponsel. Perasaan ini tak karuan saat Mas Bambang meneleponku. Tak kuhitaukan, karena percuma suamiku akan bertanya macam-macam. Mungkin, fotoku bersama Arfian sudah masuk ke ponsel miliknya. Benar dugaanku, sebuah pesan darinya begitu keras. Ia mengirimkan sebuah foto aku saat memasuki mobil Arfian. Aku menarik napas panjang, setelah itu k****a pesan darinya. [Mas kecewa] Maaf, Mas. Ini demi nama baik aku yang terlanjur kelak di matamu. Aku sadar apa yang aku lakukan saat ini. Hidupku juga tidak tahu akan berakhir atau tidak. Kemarin sudah kubicarakan pada Irma jika aku gagal dalam misi ini, tolong lindungi anakku Arman. Bersyukur ia

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD