Saat pertemuan itu datang aku harap kau bisa mengnaliku, aku harap ini akan menjadi awal yang baik. ***RABIAN***** Senyuman lebar itu terhias di bibir Bian, meski tubuhnya masih tetasa lemas dan wajahnya masih terlihat sangat pucat tapi hal tersebut tak bisa mengalahkan perasaan senang Bian hari ini. Karena untuk sekian lama akirnya Bian bisa pulang ke rumah lagi dan bersekolah. Dia bisa kembali melakukan rutinitasnya yang seminggu ini sempat terhenti karena dia sakit. Dan entah mengapa perasaanya sangatlah baik hari ini. Dia menduga bahwa akan ada hal baik yang terjadi di sekolah hari ini. "Kata gua sih, mending hari ini lo gak usah sekolah dulu, Dek. Muka lo masih pucet banget." Senyum lebar Bian langsung luntur setelah mendengar ucapan kakaknya. Lagi-lagi kakaknya bersikap seperti

