*membaca Al-Qur'an lebih utama* Aji menatap istrinya dengan pandangan tidak percaya, bagaimana bisa dengan lantang bahkan tanpa ragu, Dita mengiyakan pertanyaan nya. "Apa alasan kamu tidak suka?" Keadaan taman yang memang sedang sepi membuat keadaan diantara mereka semakin hening, tak ada jawab dari mulut Dita hanya ada belasan nafas berat Aji yang merasa frustasi. "Kamu gak suka dengan kehamilan ini?" Tanya Aji lagi. Dita kembali menjawabnya dengan anggukan pasti. "Tapi apa alasannya?" "Aku masih mau ngembangkan perusahaan, kalau aku hamil bakso jadi penghalang." "Kamu anggap anak ini sebagai penghalang? Tega kamu," ucap Aji dengan nada kecewa yang tidak bisa ia sembunyikan sama sekali, bagaimana mungkin pemikiran itu hadir di otak cerdik sang istri? Aji memilih kembali ke

