Ringga memeluk Kinanti dari belakang karena motor yang dikendarai oleh Kinanti mengerem mendadak. Jantung Kinanti berdebar kencang ketika Ringga memeluknya dengan erat. “Ehem!” Kinanti berdehem menyadarkan Ringga yang memejamkan kedua matanya dan memeluk Kinanti dengan erat. Ringga membuka kedua matanya, “Astaga! Kita berdua masih hidup?” “Tentu saja, ini buktinya perutku terasa sakit karena pelukanmu,” jawab Kinanti berusaha tetap tenang, walau dadanya berdebar hebat karena di peluk oleh Ringga. “Benar ‘kan, Kinanti sepertinya mulai menyukai kamu, sudahlah jadi suaminya Kinanti saja,” ujar Arif yang melayang meledek Ringga. Namun, Ringga mengacuhkan ucapan Arif. “Ish! Kamu ini, membuat aku jantungan saja. Aku pikir kita akan meningsoy,” ujar Ringga sambil melepaskan pelukannya. “Pe