Dua Garis Merah

2088 Words

           Andreas membuka buku tebal di atas pangkuannya, sesaat memandangi sinar matahari sore yang masih terasa hangat. Laki-laki yang sudah beruban itu, memandangi cangkir teh panasnya yang terlihat berasap. Bibirnya menghela napas samar, memikirkan keputusan apa yang harus ia pilih untuk Diana—mama dari Daisy dan Dean. “Bagaimana menurutmu, keputusan apa yang tepat untuk Diana?” Sosok perempuan yang sedari tadi memang duduk di sampingnya menoleh sekilas, menutup buku bacaannya. Lalu, bergerak kecil menghadap Andreas seutuhnya. “Keputusan netral atau keputusan dari saya pribadi?” Balas perempuan berkamata bening itu balik bertanya— Faresha— sekretaris Andreas. “Boleh saya dengar keputusan dua-duanya?” Faresha mengangguk pelan, mengiyakan saja tanpa protes. “Kalau keputusan netral, a

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD