Rencananya, Ta akan tidur kembali. Abifata menegaskan kalau ia tak boleh ikut campur dan silakan menumpang hidup nyaman bersama mereka. Baik sekali Abifata itu. Kini Ta bisa meneruskan rasa malasnya. Suara air dari kamar mandi menyadarkan Ta, bahwa ia tak akan bisa hidup tenang dengan keberadaan wanita gila itu. Niatnya ingin bangkit, menjauh dari Reda sebelum dia selesai mandi. Tetapi, Ta kalah cepat dengan wanita berselubung handuk itu yang muncul lebih dulu bersama aroma wangi sabunnya. “Kau mau ke mana?” Ta mengumpat, tapi hanya di dalam hati. Langkahnya dua kali lagi sampai ke pintu. “Kita abaikan pembicaraan tentang bercinta sementara,” ujar Reda santai. “Besok aku akan mulai bekerja. Kau akan melakukan apa?” “Aku akan hidup.” Reda berdecap lidah, “Kau jangan mulai memancingku

