Ta masih dengan rambut setengah basah ketika turun menemukan Reda di meja makan jati usang. Suasana rumah tua ini jadi hidup karena kehadirannya. Menyapu pandangan, Ta rasa ada beberapa perubahan di sekitarnya. Letak perabotan serta beberapa warna alas yang diganti. “Aku beres-beres. Sudah debu semua. Bersyukur kau tak sakit,” kata Reda santai menjawab tanya dari sikap Ta. Ta mendekat, duduk di sekitar Reda. Ia bisa dibilang bersahabat dengan debu sejak kecil. Mana bisa ia dikhianati debu setelah dewasa. Debu tidak akan sejahat itu kepadanya. Ta baru akan mengambil piring ketika Reda bangkit dan lebih dulu menyiapkan hidangan untuknya. Bagaimana Ta tak tertegun jika tindakan Reda itu begitu alami, layaknya seorang istri yang memiliki cinta kasih bagi suaminya. Dua menit kemudian Re

