Mimpi

1463 Words

Reda mengetuk-ngetukkan jemari ke lengan, kakinya juga mengentak tak tenang. Menunggu tidak pernah menyenangkan, apalagi menunggu di muka pintu perusahaan. Banyak sudah yang melewatinya dengan sapaan sopan, hampir pukul lima sore saat semua pegawai sudah pulang semuanya baru kemudian Ta dan mobil sampai menjemputnya. “Kau membuatku kering menunggu!” gerutu Reda langsung. “Lain kali aku saja yang menjemputmu!” Ta melihat seseorang yang lain, baru saja keluar dari pintu perusahaan juga. “Dia kering juga?” Reda berbalik sesaat dan melihat Windi muncul dengan wajah lelahnya sambil memainkan ponsel. Lekas Reda masuk mobil sebelum gadis itu menyadari keberadaannya dan Ta. “Jalan, Pak!” “Baik, Nyonya.” “Siapa dia?” tanya Ta melihat gelagat menghindar Reda. “Windi. Sekretaris Khumaira.” Ta

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD