Malam itu bukanlah momen penting. Sepulangnya aku menjalani tes dari rumah sakit, Sisil datang. Ia menangis lalu menyodoriku puluhan foto pacarnya bersama wanita lain. Bisa-bisanya gadis secantik itu mengalami pengkhianatan. Aku pikir dunia hanya kejam pada gadis buruk, tapi tidak. Tuhan nyatanya adil dan memberi penderitaan berbeda-beda.
Sisil yang beberapa hari lalu kukenal sebagai sosok angkuh, kini berubah menjadi tidak berdaya. Ia meminta bantuanku agar menghukum Bisma, pacarnya. Katanya, ia muak diberi janji terus. Dari tidak pernah dihargai sampai memintanya untuk naik ke pelaminan bersama pria lain. Kekasih mana yang menyarankan wanitanya dimiliki? Cinta jelas sudah membuat Sisil menjadi dungu. Untungnya ia sadar di saat yang tepat. Kalau tidak, Dirgantara akan menjadi pihak palin
