Sejak pertemuan itu terjadi, Jimin selalu menyelinap pergi ke permukaan laut. Meski ayahnya selalu melarang dan membatasinya keluar rumah, tetap saja Jimin berhasil pergi. Seperti hari ini, ia memandang gadis itu dari jauh. Gadis itu selalu ikut kakeknya menelayan mencari ikan, bahkan saat dirumah gadis itu juga membantu kakeknya memperbaiki jaring, memisahkan ikan dan mengeringkan beberapa ikan hasil tangkapan mereka. Jimin bersyukur bahwa rumah gadis itu di tepi laut, jadi dia bisa melihatnya.
Hasrat ingin menjadi manusia yang sempat terpikir dua puluh tahun yang lalu, kini kembali muncul. Ia ingin menjadi manusia, ingin memiliki sepasang kaki dan ingin berteman sama gadis itu. Jimin kembali pergi ke sekolah, setelah melihat gadis itu pergi bersama kakeknya menggunakan kendaraan roda dua.
Suasana tempat sekolah tidak begitu ramai seperti biasanya, ini karena hujan garam yang terjadi sudah dua hari ini. Sebenarnya hujan garam juga terjadi di beberapa kota, tapi kota lain tetap aman tidak begitu terkena dampak karena berada dilaut biru. Hanya saja sekolah ini berada di perbatasan laut merah dan laut biru, maka dari itu dampak yang terjadi begitu mengerikan buat murid dan para guru.
Nama sekolah ini bernama sekolah Arunika. Nama ini dipakai karena selain letak sekolah berada diperbatasan laut biru dan merah, matahari juga terbit pas di posisi sekolah ini, ketika matahari terbit warna cahayanya akan merah-merah jingga. Maka Arunika berarti cahaya merah-merah jingga atau cahaya matahari terbit. Sekolah Arunika sendiri tidak memiliki banyak murid, seperti angkatan Jimin hanya ada lima murid, tentu saja itu adalah Jimin, Sula, Beetna, Bien dan Kyumin. Tetapi meskipun begitu sekolah ini memiliki jenjang dari sekolah dasar sampai sekolah ilmu tertinggi.
"Jimin kau sudah datang" ucap Bien.
"hm, kemana guru kita?" tanya Jimin.
"beberapa guru ada yang pergi ke sekolah darat, termasuk guru kita. Katanya kita akan menumpang ke sekolah darat" ucap Beetna.
Jimin tersenyum senang mendengar hal ini.
"apa kau serius?" tanya Jimin untuk memastikan.
"tentu saja, lihat... Sekolah kita hampir tertutup kabut. Dari jauh juga sudah tidak begitu kelihatan" Beetna.
"benar, padahal ini baru dua hari hujan garam. Bagaimana jika terjadi lama? Maka dari itu kita akan sekolah darat tempat manusia" Kyumin.
"dan juga sekolah akan mengirimkan kita seragam kerumah masing-masing untuk digunakan di dunia manusia" Sula.
"oh benar, dan juga sekolah akan berikan mantra buat para murid agar bisa memiliki kaki, tapi itu tidak bisa bertahan lama" ujar Bien.
"kenapa tidak bisa bertahan lama?" tanya Jimin.
"kita bukan manusia utuh, kaki kita akan kembali berubah menjadi ekor setelah jam lima sore" ucap Beetna. Dan mereka mengangguk setuju mendengar hal itu.
......
Makan malam hari ini berasa berbeda. Minho tidak tahu harus bagaimana membuka percakapan tentang sekolah Arunika. Kedua puteranya Jin dan Jimin bersekolah disana, tetapi sekolah itu harus tutup sementara karena hujan garam yang terjadi di perbatasan, membuat sekolah tertutup kabut garam dan tidak terlihat.
"Ayah... Sekolah kami ditutup sementara dan akan sekolah di darat" ucap Jin membuka percakapan, membuat suasana tidak begitu dingin seperti sebelumnya.
"Ayah sudah mengetahuinya. Ayah setuju kalian tetap bersekolah, ayah akan meminta ramuan ke dewi laut untuk Jimin agar baik-baik saja selama di darat"
"hanya untuk aku? Abang, apa dia tidak diberi ramuan?" tanya Jimin.
"tentu saja tidak. Angkatan abangmu banyak, mereka mencari sekolah yang bisa menampung banyak siswa dan memiliki ruangan berbeda dengan manusia. Angkatanmu sedikit, tentu saja akan bercampur dengan kelas manusia" ucap Minho
"ramuan itu hanya untuk melindungimu dari manusia jahat. Jangan kau pikir ayah tidak tahu bahwa selama ini kau selalu mencuri waktu kepermukaan laut untuk melihat manusia itu" lanjut Minho lagi.
"maafkan aku" ucap Jimin pelan.
Dan hanya mendapat kekehan tawa kecil dari Minho dan Jin.
......
Sekolah tinggi Adiwarna adalah sekolah tempat Hwang Jin melanjutkan pendidikannya, setelah sekolah Arunika tutup sementara. Sesuai namanya Adiwarna yang berarti indah sekali dan bagus sekali, sekolah ini emang sangat luas dan indah. Murid manusia juga begitu antusias dan hangat menyambut manusia ikan, mereka tetap berhubungan baik dan berteman meski manusia ikan memiliki ruangan kelas berbeda dan tidak campur dengan manusia bumi.
Sementara itu Hwang Jimin bersekolah di Swastamita. Nama ini digunakan karena sekolah ini memiliki posisi strategis dan disinari senja setiap matahari tenggelam. Swastamita sendiri berasal dari bahasa sansekerta yang berarti senja.
Jimin, Sula, Beetna, Bien dan Kyumin saat ini berada di ruang kelas XI-2. Mata Jimin tertuju pada gadis yang sedang duduk menghadap jendela kanan sudut kelas. Jimin merasa ini adalah takdir, mereka bertemu kembali dan menjadi teman sekelas.
"perhatian... mereka ini adalah murid dari sekolah laut Arunika, sementara waktu mereka akan bergabung bersama kita karena sekolah mereka tutup sementara" ucap guru kelas
"silahkan kalian perkenalan diri, dimulai dari kamu" ucap guru kelas kembali.
"halo semua, perkenalkan namaku Beetna. Aku berharap kami manusia ikan atau merman dan mermaid bisa berteman baik dengan kalian, mohon bantuannya. Terimakasih"
"halo, namaku Kyumin"
"namaku Bien"
"hai, namaku Sula"
"halo, namaku Jimin"
"segitu saja perkenalannya. Jika ada yang mau kalian tanyakan pada teman-teman dari Arunika ini, tanyakan saat jam tidak belajar. Silahkan kalian berlima bisa duduk"
Jimin duduk dibangku sebelah gadis itu, dibarisan sebelah Jimin ada Beetna dan Sula, lalu dibarisan satu lagi ada Kyumin dan Bien.
Sekarang pembelajaran telah selesai. Jimin berdiri menghampiri mau menyapa gadis itu, tapi gadis itu pergi. Tiba-tiba anak-anak dari berbagai kelas lain pada berdatangan. Boleh diakui bahwa Jimin cukup tampan, tidak heran jika banyak mengantri ingin berkenalan.
"ckckckck, baru datang sudah menjadi pusat perhatian" ucap Kyumin kagum melihat banyak gadis dan pemuda yang berkerumun di dekat Jimin.
"bolehkah aku berkenalan denganmu?" tanya siswa lain.
"berkenalan samaku saja" sanggah yang lain.
"wah kau sangat tampan, dan kulit mu bagus. Aku dengar merman dan mermaid kulitnya akan mengkilat jika kena sinar matahari" ucap yang lain.
"eh iya benar, mari kita buktikan" jawab yang lain begitu antusias.
Mereka memegang tangan jimin dan mengarahkannya pada sinar matahari di jendela kelas.
"wahhh" ujar mereka kagum melihat kulit Jimin bersinar indah.
'arghhh' Jimin merasa kesakitan di jantungnya, mukanya memerah. Ia mencoba melepaskan diri dari kerumunan. Teman-teman Jimin tidak bisa membubarkan kerumunan yang begitu ramai dan riuh.
"apa yang kalian lakukan" ucap sang gadis, membuat orang yang sedang bekerumun pada pergi satu-satu.
"Jimin... kau tidak apa-apa?" tanya Sula sedih, Bien memapah badan Jimin dan mendudukkannya di kursi.
"kenapa kau bisa kesakitan?" tanya Bien.
"Jimin masih memiliki kutukan dari dewi laut" jawab Sula.
"terimakasih atas bantuannya" ucap Jimin ke gadis itu.
"sama-sama" gadis itu tersenyum dan kembali duduk di bangkunya.
"namamu?" tanya Jimin.
"Lee Yo Ri" ujarnya sambil mengulurkan tangan.
"Lee Yo Ri?" ucap Jimin, sambil menerima uluran tangan Yori.
"panggil Yori saja" jawabnya tersenyum.
Tiba-tiba badan Jimin bercahaya, cahaya itu memancarkan warna biru lalu meredup sendiri. Kutukan dari dewi laut hilang.
"kutukkannya hilang" ucap Sula antusias.
Jimin memandang Yori dengan hangat dan tersenyum. Yori hanya diam karena tidak tahu apa yang terjadi. Sula, Bien, Kyumin tersenyum dan berpikir bahwa Yori adalah takdir Jimin. Sementara Beetna dia hanya menatap lurus keduanya.
'aku tidak suka' batin Beetna.
......
Saat ini Jin bersama sahabat manusianya yaitu Do Nam Joon, atau bisa dipanggil Namjoon. Mereka berada di sebuah minimarket yang tidak begitu jauh dari tempat sekolah. Meskipun ini hanya minimarket kecil, tapi minimarket ini menyediakan tempat duduk untuk bersantai dan juga Wi-Fi gratis.
"tempat ini milik saudaraku, kita kalau nongkrong disini saja" ucap Namjoon.
Jin hanya mengangguk.
Sejujurnya ini pertama kalinya Jin memiliki teman dekat. Meskipun dia terkenal diantara merman dan mermaid, tapi Jin tidak memiliki teman dekat sama sekali. Jin memutuskan untuk berteman dengan Namjoon karena sudah menolongnya sewaktu olahraga basket dan dia merasa Namjoon sangat baik.
Seorang gadis cantik datang membawa minuman kaleng untuk Namjoon dan Jin yang sedang duduk bersantai di minimarket keluarganya.
"ini kak" kata gadis itu dengan lembut.
"terimakasih Ram" ucap Namjoon
"oh ya Jin kenalin ini Yoo Sa Ram, panggil saja Saram, kami saudaraan. Saram ini Hwang Jin, panggil saja Jin, dia temanku, dan dia ini spesial berbeda dari kita, dia merman" ucap Namjoon lagi.
Jin dan Saram hanya saling senyum dan mengangguk kecil sebagai tanda berkenalan satu sama lain.
-bersambung-