"Aku ingat jika kalungku dibawa oleh para pembantu istana," ucapnya dengan terbata-bata "Tuan Putri Elena," panggil Rana Jarvish. Sayang dua ratus tahun yang lalu semua nya tersetting dengan perannya masing-masing. Elena menyentuh leher miliknya lalu ia memeriksa jika kalungnya masih ada. Dua ratus tahun yang lalu dimana tubuhnya ada di Wilayah Kota Wriston tak hanya Valendiel yang menjenguk Elena di Dunia Wilayah Arrandiel. Elena kini menyibakkan rambutnya tatapannya penuh dengan wajah ovale menyentuhnya.
Ia ingat jika kebutuhannya selalu premium setelah ia merasa tubuhnya ada di Wilayah Axon Wriston. Kembali ke kehidupan nyatanya.
"Hei, kau sudah terbangun rupanya. Makanlah soup kari kaldu ayam setelah itu kau berganti pakaian. Selama tiga hari kau tidak sadar sudah tertidur layaknya orang pingsan." Felix kini mengeluarkan beberapa jeruk dari kantung plastik dengan segel Hypermarket Wilayah Scanton. Uangnya keluar lima puluh ribu dollar dengan Felix yang membeli satu cincin hendak melamar Elena. "Apa kau mau menjadi pengantinku? Maafkan aku jika aku tidak memberikanmu perhatian. Kita berteman dekat dan juga baik jadi lebih baik kita menikah saja." Felix kini membuka kotak kecil berukuran lima centimeter dengan sisi yang sama.
Setelah kembali menjadi manusia asli dan utuh Elena dipinang oleh sahabatnya sendiri. Pertemuan Felix dengan temannya Nathaniel teman jauh Felix berbincang-bincang jika ia sudah menikah dengan perempuan. Ia justru mendukung Felix untuk menikah dengan Elena. Rupa wajah dan tubuh itu seperti Grand Duke Edward. Nathaniel memberikan informasi seputar foto perempuan yang ada di dompetnya. Persis Rana Jarvis yang ia nikahi setelah King Evanjors meninggal dunia. Istri kesayangannya itu hampir tidak pernah di sentuh oleh King Evanjors. Lantas Felix tersenyum dengan memeluk Nathaniel dan juga memberikan ucapan bahagia. Rona bahagia menyelimuti tubuh yang sama persis dengan Prince Edward di Sosok Nathaniel ia seperti reinkarnasi dengan sosok tampan dan juga gagahnya. Nathaniel kini mendongak dengan menyilangkan gelas ke Felix. Ia mengenal Elena bahkan Elena hanya tertawa selepas ia memeriksa lehernya, ia baru tahu wanita yang dekat dengan Felix adalah dirinya dan bertambah lagi jika ia yang di pinang oleh sosok Felix. Tak pernah berkata sama dengan apa yang Felix beritahukan kepada Ellena jika Elena jatuh pingsan didepan pintu rumah Felix. "Kau sudah sadar dan aku bahagia kau baik-baik saja, Elena."
"Mhhh ... Ya aku baik-baik saja, terimakasih Felix."
"Makanlah buah apelnya. Selepas sini jam dua siang kita ke rumah sakit."
Elena mengangguk dengan Elena yang berkesiap untuk menuju rumah sakit. Menceritakan pertemuannya dengan Nathaniel sahabat waktu sekolah dan ia sudah menikah. Felix memberikan informasi kepada Ellena dengan satu kartu wedding invited kepada Ellena dengan foto sepasang pengantin.
"I ... Ini persis sekali dengan Prince Edward." Ucap Elena dengan pelan. Felix menyiapkan satu tas berisikan dompet dan juga alat transfer rekening berbentuk pay digital. Ia pun membawa ponsel dan juga kartu inviting rumah sakit terdekat. Ia tak mau melihat Ellena tanpa vitamin obat. Lantas ia benar-benar khawatir kepada Ellena dengan Ellena yang berkesiap keluar rumah dengan satu paduan clouth miliknya. Penampilannya begitu feminim dengan dress bernada clouth cokelat bahkan ia berbicara kepada Felix dengan cincin yang tersemat di jari manis Ellena. Tangan kanan miliknya kini tersemat dengan cincin yang diberikan oleh Felix lantas ia tersenyum dengan berjalan bersama Felix. Satu buah ciuman di kening mesra dari Felix membawa Ellena tersenyum bahagia.