Bab. 01

1304 Words
Yes, I'm Bastard ...... Yes, I'm Bastard | Soekarno- Hatta Airport- 10:00 Pagi ..... Seorang gadis berjalan keluar dari sebuah bandara internasional yang ada di Jakarta, dia baru saja tiba di Negara ibunya yaitu, Indonesia. Gadis dengan bola mata biru tersebut melihat ke sekeliling untuk mencari seseorang yang akan menjemput dirinya. Karena dia masih belum tahu tentang Negara ibunya jadi keluarganya mengirim seorang sopir untuk menjemput dirinya. Saat kecil dulu dia pernah tinggal di sini namun itu sudah sangat lama sejak sepuluh tahun lalu jadi wajar jika dia lupa dengan seluk beluk kota ini. Dan selama ini dirinya tinggal di Negara ayahnya yaitu spayol. "Nona Clarinda?" Tanya seorang pria paruh baya kepada gadis yang tengah sibuk dengan ponselnya "Ah iya saya." Sahut nya sambil memasukkan kembali ponsel yang sedari tadi dia pegang "Perkenalkan saya mang Ujang, sopir keluarga anda nona. Mari mobil nona ada di sebelah sana." Tunjuk mang Ujang sambil mengambil koper milik Clarinda dan membawa nya menuju mobil. Setelah memasuki mobil, akhirnya mobil itu perlahan meninggalakan bandara di dalam mobil Clarinda sibuk menatap luar melalui jendela mobil. "Bagaimana dengan perjalanan anda nona, apa semuanya baik-baik saja?" Tanya mang Ujang setelah beberapa saat mereka dalam keheningan. "Ya semuanya baik, kecuali tadi ada sedikit problem di pesawat pak." Jawab Clarinda "Jangan panggil pak atuh neng panggil Mang Ujang saja." Kata Mang Ujang sambil tersenyum saat mendengar Clarinda memanggil dirinya dengan kata pak "Ah iya mang." Jawab Clarinda dengan cangguk dia masih menyesuaikan diri dengan hal baru di sini contohnya saat Mang Ujang memanggil dirinya dengan kata "neng" sebenarnya Clarinda heran bukankah Mang Ujang tahu jika namanya itu Clarinda dan bukan Neng. Mobil yang di tumpangi Clarinda memasuki pekarangan mansion besar yang ada di komplek tersebut. Di bagian depan saja Clarinda sudah disuguhkan dengan pemandangan dari sebuah air mancur yang sangat indah dengan di kelilingi tanaman bunga dan juga ada di bagian samping di hiasi dengan bunga-bunga dan pohon rindang. "Kita sudah sampai nona." Kata Mang Ujang , Clarinda keluar dari dalam mobil dan langsung menuju pintu besar yang ada di hadapannya. Sedangkan mang Ujang membawa barang-barang milik majikannya. Mansion itu sepi, hanya ada beberapa maid yang mondar-mandir entah apa yang mereka kerjakan, Clarinda berjalan kearah ruang tamu dan di sana sudah ada keluarganya yang berkumpul "Little girl, kamu udah datang sayang."Sambut Lucyana sambil memeluk Clarinda putrinya. Dia sungguh merindukan putrinya ini padalah baru satu minggu saja mereka tidak bertemu. Clarinda membalas pelukan ibunya dengan tidak kalah eratnya huh, begini lah jika dia dan ibunya melepas rindu. "Kamu tidak merindukan ayah juga?" Tanya pria paruh baya yang sedari tadi hanya diam saja melihat kelakuan istri dan anak keduanya. Clarinda melepaskan pelukan nya dan beralih memeluk sang ayah dengan senyum mengembang. "Aku juga sangat merindukan ayah." Kata Clarinda lalu setelah itu melepaskan pelukan mereka. "Bagaimana perjalan mu Arin?" Tanya Ansell ayah dari Clarinda. "Baik ayah, dimana kak Ero?" Tanya Arin sambil duduk di sofa yang berseberangan dengan ayahnya. "Dia sedang berada di kantor, kalau kamu ingin menumui kakak mu suruh mang Ujang yang mengantar ke sana." Jawab Ansell pria paruh baya yang sedang sibuk dengan koran di tangannya. "Arin akan beristirahat saja ayah, mungkin nanti sore Arin akan menemui kak Ero." Lalu setelah itu Arin berpamitan kepada orang tuanya untuk beristirahat, dia sungguh sangat lelah hari ini makanya dia ingin berbaring di kasur empuk miliknya. ...... "Tuan Rico, nona Arin sudah tiba di mansion orang tuanya." Asistennya memberitahukan laporan yang sedari tadi Rico ingin dengarkan. "Kau ada mengambil fotonya?" Tanya Rico masih dengan memejamkan matanya, hari ini dia tidak ke kantor karena kepalanya sedang pusing. "Iya Tuan." Lalu Ben memberikan beberapa lembar foto yng di ambil oleh dirinya saat membuntuti nona Clarinda. Kau sungguh sangat mungil baby, aku jadi tidak sabar untuk segera bertemu dengan mu. Batin Rico "Awasi dia terus, ingat jangan sampai kalian ketahuan oleh Keluarga Hemmington!" Perintah Rico lalu setelah itu Ben keluar saat urusannya sudah selesai dengan pria angkuh yang juga merangkap sebagai bos nya tersebut. Rico melanjutkan tidurnya, mungkin dia sangat kelelahan sampai tidak sadar jika dia tidur sudah empat jam lebih. "Kakak!" Teriak seorang gadis cantik yang baru saja menaiki tangga untuk menuju ke kamar Rico, sedangkan Rico yang mendengar teriakan itu dengan segera menutup telinganya. "Hentikan Diana, kau membuat gendang telingaku pecah gara-gara suara cempreng mu itu!" Kata Rico dengan jengkel. "Jahat sekali, aku hanya ingin memberitahumu kalau aku akan bertemu dengan Clarinda." Kata Diana, mendengar hal itu Rico tiba-tiba berdiri dari kasur dan menghampiri adiknya itu. "Benarkah? Kalau begitu pantau dia untuk kakak." Kata Rico, dia tidak percaya jika adiknya dan gadis yang dia cintai berteman dekat. Oh ini akan menjadi jalan yang mulus untuk Rico agar bisa mendekati Clarinda. Diana menyeringai licik, saat nya dia akan memeras kakak angkuh nya ini mumpung Diana memiliki senjata agar Rico menuruti permintaannya. Rico melihat Diana yang masih diam saja dan tidak menanggapi perkataannya. "Hey adik durhaka, dengar apa yang kakak katakan?!" Tanya Rico dia berjalan menuju sofa dan duduk di sana tidak lupa Rico menyalakan rokok nya. "Iya dengar! Tapi ada syaratnya." Kata Diana dan duduk di dekat sang kakak. Rico yang mendengar hal itu mendengus dan menatap adik nya dengan jengkel. "Apakah harus ada imbalannya ya, Kau tidak iklas sekali membantu ku." Kata Rico dengan nada protes. "Ya sudah kalau kakak tidak mau, bye aku pergi." Lalu Diana hendak berdiri dari duduk nya namun belum sempat dia melangkah Rico dengan cepat menahan tangannya. "Baiklah baiklah, kau mau apa kakak akan menurutinya." Kata Rico pasrah huh, jika saja Diana bukan adik nya sudah pasti Rico akan membunuhnya karena sudah berani memeras dirinya. "Benarkah? Yes! Kalau begitu belikan aku tas yang baru saja di luncurkan oleh produk Gucci, ets bukan itu saja kakak harus memberiku tiket keliling eropa." Kata Diana dengan semangat sedangkan Rico terperangah mendengar permintaan adiknya. "Hey! Kau ingin merampok ku ya, kenapa banyak sekali!" Protes Rico bagaimana mungkin Diana memerasnya dengan sangat kurang ajar. "Ya atau tidak, kalau ya aku akan membuat kakak bisa bertemu dengan Arin nanti malam dan jikalau tidak ya sudah aku tidak akan rugi juga." Kata Diana, Rico meremas rambutnya dosa apa yang iya lakukan dulu sehingga memiliki adik yang sungguh matre seperti Diana. "Oke oke, kakak akan menuruti semua mau kamu. Tapi ingat janji kamu untuk membuat kakak bertemu dengan Arin." Diana yang mendengar itu bersorak dalam hati. Uhuyyy akhirnya dia akan memiliki tas yang hanya ada dua saja di dunia ini yang di produksi oleh Gucci. "Thank youu kakak." Lalu Diana mengecup pipi Rico, namun dengan cepat Rico membersihkan pipi nya dan menatap sang adik dengan garang. "Dasar Matre!" Teriak Rico saat Diana sudah keluar dari kamarnya. Sedangkan Diana hanya tertawa terbahak. Berarti Arin adalah ladang nya untuk dapat memeras Rico memikirkan hal itu Diana kembali tersenyum jahat. "Rasain siapa suruh mau mengikuti syarat dari ku." Kata Diana berbicara pada dirinya sendiri. Diana sudah berada di lantai bawah hari ini dia tidak kuliah karena sedang ada rapat seluruh dosen maka hari ini Diana sangat beruntung. Satu dia tidak perlu pergi ke kampus dan mengerjakan tugas-tugas nya dan yang kedua adalah dirinya mendapat barang mahal hasil rampokannya dari sang kakak. "Kenapa senyum-senyum sendiri? Kau gila ya?!" Mendengar suara itu membuat Diana mendengus kesal dan menatap sang pemilik suara. "Kau yang gila bukan aku! Kenapa masih disini bukannya kamu sekolah?" Tanya Diana, yang baru saja mengatainya itu adalah adik bungsunya yang bernama Dion. "Heleh hari ini aku libur, tidak mendengar ya apa yang aku katakan tadi malam." Kata Dion lalu berlalu dari hadapan sang kakak. Kedua kakak beradik itu tidak pernah bisa akur jika di tinggal berdua saja namun jika ada orang tua mereka, maka keduanya sangat akur melebihi apapun. "Ck!" Decak Diana lalu dia pergi ke kamarnya. ...... Gimana ini aku gak sabar up cerita ini, dan minta tanggapan kalian yaa buat new story ini. Sabtu, 22 Agustus 2020
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD