BAB 13

1466 Words
Tanpa aku ketahui sebelumnya, kondisi Mom ternyata begitu parah. Dia bahkan tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri, jangankan mengendalikan diri, Mom bahkan sudah bukan dirinya lagi sekarang. Mom yang berdiri di hadapanku ini sangat buas, kuat dan tidak terkendali. “Maryssa! Hentikan. Kau ingin melukai anak kita sendiri?” Dad berusaha menenangkan Mom. Usaha yang sia-sia karena Mom tidak mendengarkannya, dia meronta-ronta dengan liar. “hei, hei sayang… sadarlah,” “Dad, apa yang terjadi dengan Mom?” aku berjalan mendekat kearah Mom. “Jangan mendekat Kimmie! Kondisi Mom sedang tidak baik, lebih baik kau menjauh dari sini,” Dad masih memegang tubuh Mom dengan kekuatannya. “Bukankah Mom baru saja minum? Kenapa dia seperti ini? Ini bahkan belum sampai batas waktu yang disebutkan oleh Elisiya tadi,” ucapku sambil berjalan mundur perlahan. “Ini karena kau sendiri, Kim,” aku mengerutkan keningku tidak mengerti pada jawaban yang diberikan Dad padaku. “Aku? Memangnya apa yang kulakukan pada Mom? Aku bahkan tidak melakukan apapun padanya” “Aku tidak tahu apa yang kalian bicarakan tadi, tapi sepertinya kau memancing emosinya. Apa kau lupa dengan yang kukatakan? Emosinya selalu tidak stabil,” Dad masih berusaha menenangkan Mom sangat marah padaku. Seumur hidupku, baru kali ini aku melihat tatapan marah Mom yang seakan bisa membunuhku saat ini juga. Memangnya apa ucapanku yang membuat Mom marah? “Pergilah Kim, Maryssa akan terus seperti ini jika masih melihatmu. Dia bisa menghancurkan rumah dan aku tidak bisa menahannya. Terlalu beresiko, lebih baik kau pergi dulu dan temui lagi setelah dia merasa tenang,” sambung Dad begitu melihatku diam saja sambil termenung. Aku menatap Mom dengan lekat. “Mom,” bisikku dengan lirih, tapi Mom membalasku dengan geramannya. Aku benar-benar tidak menyangka jika vampire wanita yang sedang hamil akan seperti ini. Liar, tidak terkendali dan kehilangan dirinya sendiri. “Maafkan aku jika ada perkataanku yang membuatmu marah dan kecewa, Mom. Aku… tidak bermaksud untuk menyakiti” Belum selesai aku berbicara, tiba-tiba saja tubuh Dad melayang ke udara dan Mom menerjang tubuhku sampai aku jatuh menghantam lantai kayu dengan suara berdebum yang sangat keras. “Aaakh!” aku mengerang kesakitan karena sesuatu menghantam pergelangan tanganku dengan sangat keras, suara derak tulang yang patah terdengar di telingaku. Mom berdiri diatasku, kakinya menginjak tangan kananku. “Mom...” lirihku pelan menahan rasa sakit. “Hmm, bau darahmu sangat menyegarkan. Padahal aku sudah minum, tapi mencium bau darahmu membuatku sangat kehausan,” Mom tampak menghirup napas dalam-dalam sambil memejamkan matanya. “biarkan aku menghilangkan rasa hausku lebih dulu, baru aku akan melepaskanmu” Dengan sangat cepat Mom menggigit tanganku yang tadi diinjaknya dan menghisap darahku. Aku bisa merasakan perasaan perih ketika dia menghisap darahku dalam jumlah yang cukup banyak. “Maryssa hentikan! Kau bisa membunuh anak kita jika kau seperti itu!” Dad dengan cepat menarik Mom menjauh dariku. Karena Mom tidak mau melepaskan tanganku, kulit pergelangan tanganku robek sepanjang 4cm dan darah segar mengucur dengan derasnya. Mom semakin tidak terkendali. “Kim! Kau bisa berdiri? Pergi dari sini dan temui Zilva! Sebelum itu lakukan sesuatu pada lukamu lebih dulu. Kau bisa menarik perhatian banyak vampire jika seperti itu,” perintah Dad padaku. “Tapi, Mom…” aku sedikit ragu-ragu untuk meninggalkan mereka berdua sendirian. “Tidak apa-apa, aku yang akan menangani Mom. Cepat pergi dari sini sebelum dia menjadi semakin tidak terkendali!” Aku menatap Mom dengan perasaan yang berkecamuk. Mom benar-benar sudah tidak sadar dengan dirinya sendiri. Apa dia akan terus seperti ini selama kehamilannya? Apa dia juga seperti itu saat mengandungku dulu? Apa yang bisa kulakukan untuk Mom sekarang ini? Aku merasa sangat kasihan melihat kondisinya yang seperti ini. “Kimberly!” lagi-lagi Dad berteriak padaku karena aku diam saja sambil memandangi Mom. “jangan diam saja disitu! Cepat pergi dan panggil Zilva,” “Ah, maaf Dad. Aku akan segera memanggil Zilva kemari.” Sekali lagi, aku menatap Mom sebelum aku benar-benar pergi untuk mencari Zilva. *** Sudah tiga jam berlalu sejak aku bertemu dengan Mom, tapi belum ada kabar sama sekali tentang kondisinya sekarang. Dad dan Zilva pun sepertinya belum kembali dari sana atau sesuatu yang sangat serius sedang terjadi di rumah itu? kondisi Mom memang terlihat parah sekali, haruskah aku kembali kesana dan membantu mereka? Tapi bagaimana jika aku malah membuat suasananya lebih buruk dari yang tadi? Tapi jika Mom benar-benar tidak terkendali lalu para Elitish mengetahuinya, bukankah ini jauh lebih berbahaya? Mereka juga akan mengincar Mom dan adikku, tidak bisa kubiarkan. Aku harus segera kembali kesana apapun yang terjadi. “Lihat, siapa yang sedang merasa cemas disimi,” ujar seseorang padaku. Aku menoleh kearah tiga orang laki-laki paruh baya yang sedang berjalan kearahku. Mereka pernah menemuiku ketika upacara darah waktu itu. “Kau pasti merasa cemas karena waktu eksekusimu akan segera tiba, bukan?” ujar pria yang memiliki kumis tipis. “Tidak perlu ditanyakan lagi, bukankah itu sudah pasti? Kita hanya perlu menghitung hari sampai saat itu tiba,” mereka tertawa-tawa dengan senang dihadapanku. Sangat kurang ajar. “Kalian sedang membicarakan nasib kalian sendiri?” aku tidak boleh sampai terintimidasi dengan orang-orang ini. “Hahahaha… lihat! Gadis ini benar-benar sangat sombong. Dia berpikir bisa hidup lebih lama” “Biarkan saja jika dia berpikir seperti itu, kita tidak boleh menghancurkan impian anak kecil ini” mereka lagi-lagi tertawa dengan terbahak-bahak. Orang-orang yang sangat menjengkelkan, kalau saja aku bisa menyerang mereka, Dad melarangku untuk berbuat apapun pada Elitish vampire saat ini. “Tenang saja, kau tidak akan merasakan sakit sedikitpun. Kami memiliki orang-orang yang handal untuk urusan ini” salah salah satu lelaki yang bertubuh tinggi mengelus kepalaku dan aku menepisnya dengan kasar. “ups…” dia mengangkat kedua tangannya sambil tersenyum mengejek. “Lalu kau juga tidak akan sendirian, ayahmu yang seorang Vampire Agung itu juga akan menemanimu,” sungguh para orang tua yang menyebalkan. “Heh, aku tidak menyangka para tetua Elitish sepengecut ini” ucapanku membuat mereka berhenti tertawa dan menatap tajam kearahku. “kalian bertiga adalah vampire dewasa dan mengeroyokku yang baru satu tahun menjadi vampire. Apa keberadaanku begitu hebat sampai kalian bertiga menyerangku seperti ini? Kalian tidak malu?” Aku tahu mereka pasti kesal mendengarnya, tapi aku tidak peduli. Mereka yang memulainya lebih dulu, bukan aku. Jadi mereka harus merasakan sendiri bagaimana rasanya dipermalukan dan diremehkan orang lain. “Kurang ajar! Apa kau tidak tahu siapa kami!? Kami adalah para Elitish vampire yang mengatur semua vampire termasuk Vampire Agung!” teriak salah seorang dari mereka dengan marah. “Mengatur apanya, kalian hanya bertindak sebagai penasihat. Keputusan absolut berada di tangan Vampire Agung, bukan kalian. Kalian hanya tidak bisa mengendalikan Vampire Agung seperti yang kalian mau, maka kalian berusaha menyingkirkannya. Apa aku benar, para tetua Elitish?” “Kau berbicara tidak sopan pada kami, apa kau tidak tahu konsekuensi dari tindakanmu?!” “Lalu apa yang kalian sendiri lakukan?! Kalian sendiri berbicara dengan merendahkan aku dan ayahku yang seorang Vampire Agung. Apa kalian lupa konsekuensi dari menghina Vampire Agung dan keturunannya?!” “Dasar sialan…” salah satu dari mereka hendak menyerangku tapi di hentikan oleh seseorang. “Apa yang sedang kalian lakukan disini dengan seorang perempuan?” aku mengenal suara ini. Dia laki-laki yang aku temui ketika datang kesini. “Lord Jyordan…” mereka bertiga segera berlutut di depan lelaki ini. Siapa dia? Kenapa dia punya kekuatan untuk membuat orang-orang ini tunduk padanya. “Apa yang kalian lakukan dengan anak ini?” ucapnya dengan dingin. “Lord Jyordan, anak perempuan itu berbicara tidak sopan, kami hanya ingin memberinya sedikit pelajaran saja,” “Dia anak yang kuceritakan waktu itu, anak yang membuat batu darah bersinar,” tubuhku mulai memanas ketika mereka mengatakan hal yang tidak sebenarnya. “Berani-beraninya kalian berbohong seperti itu, hah?! Kalian yang memulainya lebih dulu, apa kalian sama sekali tidak takut?!” amukku pada mereka bertiga. Lelaki yang berdiri di depanku ini menghadap kearahku. “Bisa kau pelankan suaramu? Kau harus menghormati mereka meskipun kau tidak menyukai mereka,” ungkapnya. “Kau tidak tahu apa yang terjadi, lebih baik kau tutup saja mulutmu!” hardikku padanya. “Hei! Kau bersikap sangat tidak sopan pada Lord Jyordan!” bentak salah seorang dari pengikutnya yang sedang berlutut. “Diam! Aku tidak meminta kalian untuk berbicara,” lelaki tinggi dengan rambut cokelat yang sedikit berantakan ini menatap tajam kearah mereka bertiga. “apa yang sedang kalian bicarakan dengannya tadi?” Aku menatap lelaki yang berada di depanku ini dengan sangat takjub. Bagaimana bisa dia membuat orang-orang Elitish ini bertekuk lutut seperti ini padanya? Apa dia jauh lebih kuat dari ketiga orang itu? Atau jangan-jangan dia adalah pemimpin dari para Elitish Vampire sehingga dia ditakuti? Kalau memang begitu, aku harus lebih berhati-hati dalam bersikap. Aku tidak boleh membuat posisi Dad semakin sulit mengingat mereka mengincar Dad dan juga aku. Tapi aku juga tidak boleh menunjukkan rasa takutku pada orang ini.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD