BAB 16

2203 Words
Aku terus mengikuti Jayden yang menggiringku pergi ke suatu tempat. Kami sudah melewati tempat perkumpulan para vampire, sebuah tempat dimana para vampire berlalu lalang. Jika di dunia manusia, mungkin tempat ini seperti alun-alun kota dimana mereka semua bisa bermain, berkumpul dan makan di satu tempat. Tak perlu kujelaskan lagi makanan dan minuman yang seperti apa, sudah pasti itu dicampur dengan darah. Mereka mencoba meniru gaya dan kehidupan seperti manusia padahal bukan manusia. Jayden tampaknya sudah berjalan jauh melewati kastil dan pusat kota para vampire. Dia sudah melewati perbatasan dan mendekati sebuah hutan yang sangat lebat. Aku ingat jika kita berjalan sedikit lagi kedalam kita akan memasuki tempat para werewolf tinggal. “Tunggu, kau mau membawaku kemana? Aku tidak mau masuk kedalam hutan, disana tempat tinggal kawanan werewolf. Untuk apa kita kesana?” tanyaku dengan cemas dan karena langkahku terhenti Jayden jadi ikut berhenti dan menatapku. “Kita tidak akan masuk ke tempat mereka, hanya melewati perbatasan saja. Ada satu tempat dimana semua makhluk bisa berkumpul tanpa harus masuk kedalam wilayah mereka,” bujukku pada Kim yang terlihat ragu. Itu wajar karena ada aturan yang mengatakan tidak boleh memasuki kawasan makhluk lain jika tidak ada urusan atau izin dari pemimpin mereka. “Bisakah kau mengatakannya disini saja? aku tahu kita bisa berlari dengan cepat, tapi aku merasa tidak nyaman jika berada diluar wilayah para vampire, aku hanya belum terbiasa ketika mereka tiba-tiba berubah wujud di depanku,” ucapku sambil meningkatkan kewaspadaan pada sekitarku. “Tidak apa-apa, mereka tidak akan berani macam-macam denganmu karena kau adalah anak Vampire Agung. Sedikit lagi kita akan sampai di tempat itu, ayo,” Jayden kembali menarik tanganku untuk mengikutinya lagi. Aku berjalan mengikuti Jayden melewati pohon-pohon besar tinggi, tumbuhan-tumbuhan kecil yang tumbuh menghalangi jalanku, sehingga beberapa kali aku harus menghalau tanaman itu agar tidak mengenai wajahku. Jayden berjalan di depan dan menunjukkan arah tanpa mempedulikanku yang sedang kesulitan dengan tumbuhan liar ini atau mungkin dia sengaja melakukan itu padaku untuk balas dendam. “Kita sudah berjalan lumayan jauh, apa masih belum sampai juga?” gerutuku sambil sibuk menepuk-nepuk pakaianku sendiri dari tanaman-tanaman halus yang menempel padaku. “Kita sudah sampai,” jawab Jayden yang berada tak jauh di depanku. “Sebenarnya tempat apa yang…” Aku terpana melihat hamparan bunga putih yang sangat luas di depan mataku. Bagaimana bisa di tmpat seperti ini bisa tumbuh bungat yang sangat cantik. Benar-benar pemandangan yang menyenangkan mataku. “Bagaimana bisa di tempat seperti ini tumbuh bunga yang sangat cantik? Kupikir mustahil tumbuh di tempat ini, tapi ternyata memang ada. Bunga ini pasti benar-benar istimewa karena bisa tumbuh di tempat seperti ini,” ucapku sambil tak henti-hentinya mengagumi bunga. “Bunga ini bunga yang satu-satunya bisa tumbuh dengan alami di tempat ini. Aku pernah mencoba memanam bunga lain yang kubawa dari manusia ke tempat ini, tapi mereka mati dan tidak pernah tumbuh. ini disebut mawar darah, ada juga yang berwarna hitam tapi itu hanya tumbuh setiap seratus tahun sekali,” Jayden menjelaskan asal usul bunga ini. “Tapi tidak ada motif seperti percikan darah di kelopak bunganya,” aku memetik beberapa bunga untukku sendiri. “Itu karena belum sepenuhnya mekar, jika sudah benar-benar mekar baunya sangat harum bahkan makhluk lain selain vampire pun menyukainya,” “Baunya seperti darah, bagaimana mungkin mereka tidak menyukainya,” dengusku kesal. Tentu saja semua makhluk yang tinggal disini sangat menyukai darah. “Lalu apa yang ingin kau bicarakan sampai membawaku ke tempat seperti ini?” aku terfokus pada Jayden, apa yang membuatnya membawaku sampai sejauh ini hanya untuk membicarakan sesuatu. Jika dia berbicara yang tidak penting aku akan benar-benar meninggalnya disini sendiri. “Ini tentang Jyordan dan aku.” Jayden berbicara tentang saudaranya. “Jika kau ingin aku menjauhinya atau apapun itu, aku tidak mau mendengarkanmu. Aku tidak terlibat dengan pertengkaran kalian berdua,” Aku berbalik memunggungi Jayden dan kembali fokus pada hamparan bunga putih yang sangat luas di depanku. “Apa kau tidak ingin tahu bagaimana keluargaku? Kenapa aku dan Jyordan tidak akur seperti itu?” Jayden tiba-tiba saja berdiri di hadapanku. Matanya menatap lurus pada bola mataku. “Baiklah, aku akan mendengarkanmu. Ini pertama kalinya kau mau menceritakan tentang keluargamu sendiri,” balasku sambil bersiap mendengarkannya. “Kau pasti sebelumnya pernah mendengar atau membaca tentang vampire assassin, bukan?” tanyanya lagi. “Ya, katanya mereka adalah kelompok vampire yang terkenal karena kemampuan dan kekuatan mereka yang sangat hebat. Mereka bahkan turut andil membantu ketika pertempuran dengan The Hunters pertama kali sampai mereka menawarkan suatu perjanjian damai. Sekarang keberadaan mereka menghilang, tapi menurut Dad mereka hidup bersembunyi di suatu tempat,” jawabku. “Memangnya kenapa kau menanyakan itu padaku?” “Karena aku adalah salah satu dari mereka, aku berasal dari klan vampire assassin…” aku menatap Jayden dengan terkejut. Klan vampire assassin, satu-satunya kelompok vampire yang memiliki kekuatan yang sangat hebat, mereka bahkan ditakuti oleh vampire dan mahluk lain. Jika ada yang mengganggu mereka, sang pengganggu itu bisa dipastikan akan mati. Memang banyak kelompok-kelompok vampire lain yang juga kuat, tapi mereka tidak bisa dibandingkan dengan klan vampire assassin. Ada yang mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang dari dunia bawah yang mengawasi kami, semua mahluk yang tinggal di Wispherdaelle. Aku akan mendapatkan jawabannya dari mulut Jayden sendiri. “Oh, aku tidak menyangka kau keturunan dari vampire assassin,” ucapku dengan gugup. “Tapi, kudengar klan kalian hidup dengan menyembunyikan diri. Kenapa harus seperti itu? memisahkan diri dengan yang lain, apa kalian tidak merasa kesepian?” “Bukan seperti itu, ada satu kejadian yang sudah lama sekali terjadi, jauh sebelum aku atau ayahmu ada. Saat itu, klan kami adalah yang paling kuat dan belum ada sebutan vampire assassin. Kami begitu ditakuti dan disegani oleh vampire lain, tak ada yang berani mengusiknya. Pernah suatu ketika beberapa orang vampire dan kawanan werewolf menantang kami, mereka hanya ingin tahu sejauh apa kekuatan yang kami punya. Aku mengerti werewolf adalah makhluk yang sangta kompetitif, mereka selalu menantang anggota kelompoknya sendiri. Tapi, beberapa vampire yang menantang kami, mereka seperti sedang mencoba untuk tidur abadi,” Aku menelan ludahku, membayangkan bagaimana peristiwa saat itu terjadi. “Lalu, apa mereka masih hidup atau…” aku tidak melanjutkannya, seolah aku sudah tahu jawabannya. “Mereka terluka parah. Werewolf yang menantangnya mengalami tulang yang remuk di banyak bagian tubuh, beberapa organ mereka rusak. Untungnya mereka memiliki kemampuan regenerasi sepertimu dalam beberapa minggu saja mereka sudah normal kembali…” “Lalu bagaimana dengan para vampire yang menantang itu?” ujarku memotong Jayden. “Mereka mengalami hal yang sama sepertimu dulu, hidup tapi seperti mati, tertidur dalam bak berisi darah selama bulan bahkan tahun. Satu orang lagi terpaksa tidur abadi. Sedangkan yang ditantang tidak terluka sama sekali bahkan goresan di kulitpun tidak ada, hanya tubuh yang bersimbah darah dari darah penantangnya,” Jayden berhenti kemudian menarik napas panjang. Aku menatap Jayden, menunggunya untuk melanjutkan ceritanya. “Dia menjadi terlena dengan kekuatannya dan berbuat semena-mena pada makhluk lain. Dia dan saudaranya yang lain melakukan banyak kekerasaan dan menindas makhluk lain tanpa diketahui oleh pemimpin klan. Kabar tentang vampire yang menindas semua makhluk di Wispherdaelle dan laporan dari pemimpin lain sampai ke telinganya. Dengan sangat murka dan menahan malu karena reputasi kaumnya semakin buruk, dia segera memanggil ketua klan dan juga vampire-vampire yang menjadi sumber masalah itu, dan segera mengeksekusi mereka. Ketua klan dan pengikutnya secara sukarela menerima hukuman tersebut, sedangkan mereka yang berbuat ulah disiksa terlebih dulu sebelum tidur abadi.” “Kenapa ketua klan juga ikut dihukum? Dia tidak bersalah juga terlibat,” “Karena dia harus bertanggung jawab pada anggota keluarganya, jika anggota keluarganya melakukan kesalahan itu dianggap ketua klan tidak mampu mengajari mereka,” jelas Jayden. “Tapi itu sangat tidak adil! Dia tidak bersalah tapi harus menanggung semuanya!” bantahku. Aku tidak bisa menerima aturan seperti itu. “setiap ketua klan bertanggung jawab pada keluarganya, begitu juga vampire agung. Jika pasangan mereka atau mereka melakukan kekacauan besar, dia harus melakukannya dengan tangannya sendiri, termasuk mengeksekusi mereka.” Aku termenung mendengarnya, membayangkan Dad harus mengeksekusi aku atau Mom, pasti akan tersiksa dan tidak bisa membela kami. “Setelah itu semua klan vampire yang ada dibubarkan, mereka tidak boleh lagi memakai nama klan mereka dan klan vampire assassin pun harus diasingkan, kami harus hidup menjauh dan tersembunyi, siapapun yang menyebut klan kami atau menemui kami harus di eksekusi. Tapi itu dulu, setelah beribu-ribu tahun James, vampire agung yang sekarang menemukan kami dan mengubah hidup kami sekali lagi,” Jayden tersenyum padaku. “Dad? memanghya apa yang dia lakukan?” “Aku tidak tahu apa yang dia bicarakan dengan tetua, tapi berkatnya kami bisa hidup sedikit bebas, tidak perlu sembunyi-sembunyi lagi dan kami membantunya saat terjadi kekacauan di dunia manusia yang disebabkan oleh Cladius” “Bagaimana bisa?” tanyaku dengan rasa penasaran sebesar gunung. “Aku tidak tahu detail pastinya, membicarakan masa lalu dengan para tetua sangat tidak menyenangkan. Kau harus duduk tegak dan diam selama berjam-jam ketika mereka berbicara. Vampire tidak masalah seperti itu, tapi jika harus mendengarkannya selama berhari-hari kau pasti akan merasa muak, jadi aku selalu mencari-cari alasan untuk tidak mendengarkannya,” “Dasar anak nakal, sejarah masa lalu itu penting,” aku dan Jayden tertawa bersama, “Lalu apa hubungannya dengan saudaramu, Jyordan? Kenapa kau begitu membencinya?” Jayden menghela napasnya dengan berat sebelum menjawab,”Dia adalah anggota keluarga yang buruk saat ini,” “Memangnya apa yang sudah dia lakukan?” “Banyak masalah yang dia buat! Karena keluarga kami yang terkuat, dia selalu menantang semua orang yang ada di keluarga, tua ataupun muda dia menantang semuanya. Karena sifat kompetitifnya, para tetua sedikit cemas kejadian masa lalu akan terulang kembali. Bisa jadi seluruh keluarga kami benar-benar harus dimusnahkan,” “Lalu apa yang dilakukannya untuk mencegah hal itu?” “Dia membuat setiap generasi baru bertarung satu sama lain dengan alasan setiap keturunan yang lahir harus tetap kuat agar tidak mempermalukan leluhur kita. Bukankah itu konyol? Vampire terlahir kuat dengan kekuatan yang berbeda-beda. Untuk apa saling mengadu fisik hanya untuk memuaskan sikap kompetitifnya,” gerutu Jayden padaku. “Hmm, jadi kau kalah dan babak belur, makanya kau membenci Jyordan?” sindirku pada Jayden yang dibalas dengan rengutan. “Aku baru empat tahun saat itu! bagaimana bisa aku mengalahkan vampire dewasa dengan tubuh sekecil itu!” ucapnya dengan kesal. “Menurutku itu bukan alasan kau membencinya Jayden, seorang vampire haruslah kuat bukan lemah,” aku mengucapkannya dengan setengah hati dan hal itu ditangkap oleh Jayden. “Bukankah sudah kubilang vampire itu terlahir istimewa dengan kemampuan yang berbeda. Aku tidak bisa memiliki kemampuan regenerasi secepat dirimu, tetap saja memerlukan darah untuk mengobatinya. Tapi kau pengecualian, kau bisa melakukannya tanpa harus meminum darah. Haaah, membicarakan Jyordan membuatku mengingat hal yang memalukan,” desah Jayden. “Oh ya? Apa itu, ceritakan padaku,” sahutku dengan penuh antusias. “Sepertinya kau lebih tertarik pada topik tentang Jyordan daripada aku? Aku bisa melihatnya dari matamu,” Jayden merengut padaku. “Aku sangat tertarik bagaimana kau di masa lalu, hubunganmu dengan saudaramu. Kau tahu aku hanya anak satu-satunya, aku ingin tahu bagaimana rasanya memiliki saudara dengan usia yang cukup jauh,” Jayden memicingkan matanya padaku. “Benarkah? Kau lebih tertarik padaku daripada Jyordan?” “Sepertinya kau merasa cemburu, sudahlah jangan melakukan hal yang sia-sia seperti itu. sekarang ceritakan masa lalumu padaku, aku ingin mengetahui lebih banyak lagi tentangmu,” aku tersenyum geli melihat bagaimana Jayden cemburu. “Tentu saja aku cemburu, kau milikku. Aku akan mematahkan tangan dan kaki pria yang berani mendekatimu, menyentuhmu. Juga akan kucongkel bola matanya jika dia memandangimu lebih dari 30 detik. Perhatianmu hanya untukku saja, kau hanya perlu memperhatikanku” ancamnya padaku. Aku terkekeh-kekeh pelan, tak pernah mengira jika Jayden akan menjadi cemburu seperti ini. Dia selama ini hanya menahannya saja. “Baiklah tuan pencemburu, tapi sepertinya kau sekali lagi harus menghadapi Jyordan. Aku bisa saja bertanya langsung padanya,” godaku kemudian tertawa senang. “Kau pikir aku akan kalah darinya? Sekarang aku jauh lebih kuat dari waktu itu,” balas Jayden sambil mendekatkan tubuhnya padakul. “Tentu saja, kau vampire yang paling kuat,” ujarku sambil menahan tawa karena wajah Jayden semakin berkerut marah. “Jangan meremehkanku… kau tidak tahu apa yang bisa kau lakukan saat ini padamu,” Jayden semakin merapatkan tubuhnya, wajahnya semakin mendekat padaku. “Memangnya apa yang bisa kau lakukan padaku, hm?” balasku menantangnya. Aku sangat mengantisipasi apa yang akan dia lakukan padaku. Apa dia akan menciumku dengan liar seperti terakhir kali? Suara lolongan serigala terdengar begitu jelas dan dekat membuat kami melihat ke satu arah secara bersamaan. Serigala itu pasti mencium bau kita yang sedang berada di tempat ini. “Oh tidak, dia lagi,” bisik Jayden dengan kesal. “Kau bilang mereka tidak akan mengganggu kita karena kita tidak berada di wilayah para werewolf?” tanyaku pada Jayden “Ya, tapi dia serigala yang paling menyebalkan. Kita pergi dari sini sekarang sebelum dia datang.” “Tapi kau belum menceritakan ceritamu dengan Jyordan, aku sangat ingin mendengarnya,” protesku karena Jayden lagi-lagi menarik tanganku untuk berlari, bahkan dia belum menceritakan dengan jelas apa yang terjadi antara dia dan Jyordan sampai bisa bermusuhan seperti itu. “Aku akan menceritakannya sebanyak yang kau mau, bahkan aku akan meceritakannya sampai kau merasa muak. Tapi aku tidak ingin werewolf itu mengganggu kita berdua,”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD