“Ya Tuhan,” Ayumie menarik nafasnya dalam-dalam saat tersadar dengan keberadaanya. Joshua memang bajjingan bisa-bisanya pria itu membeberkan rahasianya di mana di ruangan ini bukan hanya ada dia dan dirinya tapi ada Batara. Sesalnya, Ayumie malah ikut hanyut dengan kisah terpahitnya—bernostalgia dengan masa lalunya sampai terlupa dengan tujuan awalnya mendatangi Batara. “Kamu mau apa datang ke ruanganku, hm?” suara dingin Batara membuat Ayumie menelan ludah dengan susah payah. Wajah tampannya yang selalu datar dan dingin kini terlihat sangat menakutkan lebih dari biasanya apalagi ketika mata hijau keemasan itu menghunus tajam bagi pisau belati, Ayumie seolah sedang di kuliti hidup-hidup sekalipun pria itu tidak menanyakan hubungannya dengan Joshua. Bukan tidak tapi belum. “Sa-saya….”

