Part 6

1033 Words
Mengalah Untuk Menang "Sebentar deh Mas, setelah aku urutin dari awal pas aku nemuin sabun itu di tas kamu, sampai penjelasanmu tadi, aku tarik kesimpulan, bisa bisa kamulah yang selingkuh dan sering nginap dihotel, kamu bawa pulang sabun itu, dan menaruhnya di tas, trus pas ketahuan kamu pura pura beli di toko sembako. Betul kan begitu? Jawab Mas?" Kataku sambil melotot kearahnya, pasti dia tak menyangka dengan pertanyaanku ini, dan Mas Huda masih diam saja seperti sedang melamun atau malah memikirkan sesuatu. "Jawab dong Mas? Kenapa kamu diam saja? Jadi semua pemikiranku itu benar kan?" Kataku mulai emosi. "Eh, apaan sih Dek, kamu ini kok ngomongnya semakin ngawur saja. Sudah kubilang aku beli kan, aku nggak seperti yang kamu pikirkan. Meski selama delapan bulan ini aku terlihat cuek dan dingin padamu, tapi aku tak pernag selingkuh Dek. Sabun itu benar benar aku beli untuk kamu. Masak sih kamu nggak percaya sama aku? Dan cuma gara gara sabun kamu mengira aku selingkuh? Keterlaluan kamu Dek. Sudahlah jangan berpikiran yang tidak tidak, percayalah padaku, tolong jangan merusak acara kita ini dengan tuduhanmu yang tidak beralasan itu. Lebih baik sekarang kita fokus untuk segera mendapatkan momongan Dek, tolonglah," katanya sambil memelas dan sesekali melirikku. "Emmm, oke lah Mas, kali ini aku percaya padamu, semoga semua kata katamu itu benar adanya," kataku pura pura mengalah. "Nah Gitu dong, ini baru istriku. Hari ini apapun yang kamu inginkan, bilang saja Dek, pasti aku belikan." Katanya sambil meremas tanganku,dan kulihat secercah senyum kemenangan disana. Biarlah kali ini kamu merasa menang dan pintar Mas, karena memang kurasa bukti pun belum jelas kutemukan, jadi kamu masih bisa terus berkilah Mas. Meskipun sebagai seorang istri firasatku mengatakan kalau kamu memang sedang bermain api dibelakangku. Jika kamu kira aku polos dan bodoh, maka kamu salah Mas, justru kamulah nanti yang akan masuk perangkapku. ***** ***** Setelah perjalanan selama tiga jam, sampailah kami ke tujuan kami, Museum Angkut, kemudian kami melanjutkan ke kebun apel. Hari ini, adalah hari terbahagia selama pernikahanku, aku merasa kami adalah pasangan suami istri yang bahagia, meskipun sesungguhnya aku tak tahu pasti, ini nyata atau hanya kebohongan Mas Huda untuk menutupi segala kebusukannya. Setelah sore baru kami menuju ke villa pesanan kami, rumah mungil nan asri bernuansa klasik, di teras depan terdapat berbagai macam bunga yang di tata begitu apik, juga ada tanaman menjalar disamping rumah mencapai ke atap, benar yang dikatakan Mas Huda, bahwa suasananya memang menyejukkan disini. Ini memang pengalaman pertamaku menginap menginap seperti ini, dulu ketika menikah, tak ada acara honeymoon honeymoonan itu, malam pertama saja kami malah tidur saling membelakangi kok. Dan belah duren pun baru kami lakukan pertama kali ketika kami sudah tiga minggu menikah, dan hingga sekarang aktivitas itu sangat jarang sekali kami lakukan, seminggu sekali atau bahkan dua minggu sekali, mungkin hal itu juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan aku sampai saat ini belum bisa hamil. "Tuh kan apa aku bilang, suasana disini itu adem banget buat mata dan fikiran. Disini juga lengkap semua fasilitasnya Dek, kamu pingin masak atau pingin renang, semua bisa deh. Jangan berfikiran yang macam macam ya Dek hari ini, fokuss saja untuk keharmonisan rumah tangga kita. Percayalah Dek kamu lah wanita satu satunya dihatiku saat ini," katanya sambil menggandeng tanganku masuk ke dalam villa. "Wah iya Mas, bener banget pilihan kamu Mas. Kayaknya aku pingin deh berlama lama disini. Pasti mahal deh Mas sewanya, berapa Mas? Dan uang dari mana kamu Mas untuk menyiapkan semua ini?" Kataku sambil melihat bagian dapur mini yang bersih itu. "Aku nabung lah Dek, dari gaji gajiku selama ini, spesial buat kamu deh pokoknya. Nggak usah kamu fikirin masalah itu Dek!" Katanya sambil mengedipkan sebelah mata padaku. "Wah terima kasih ya Mas, semoga rejeki kamu barokah," kataku sambil memeluknya, dia pun membalas pelukanku, namun aku tak menemukan ketenangan disana, entah kenapa. "Bentar Mas, aku mau ke kamar mandi dulu ya pingin BAB, kebanyakan makan tadi deh kayaknya. Nanti sekalian aku mandi deh," katalu sambil langsung berlari ke kamar mandi. Sebenarnya bukan karena kebelet pingin BAB sih, tapi karena aku penasaran banget dengan sabun yang disediakan di villa ini, apakah sama dengan sabun imut yang kemarin?. Karena menurut info yang kudapat villa dan hotel memberikan sabun yang sama saat kota menyewa kamar. Ketika masuk ke kamar mandi, segera aku mencari sabun itu, namun tak kutemukan, hanya ada sampoo, sikat gigi, pasta gigi, mouthwash dan handuk saja. Kemana perginya sabun itu? Apa mereka lupa ya? Ohh ternyata sabunnya berupa sabun cair yang dimasukkan kedalam suatu tempat yang menempel di dinding kamar mandi, kalau tak salah namanya dispenser sabun, kok beda ya dari info yang kudapat. Kuputuskam mencari info lagi dari Mbah guugil, sambil duduk diatas toilet. Ternyata sabun imut itu hanya disediakan di hotel dan villa villa biasa saja, karena di hotel bintang tiga keatas juga villa mahal, rata rata sudah menggunakan sabun cair, seperti di villa yang ku sewa ini. Jika memang benar Mas Huda pemilik sabun hotel itu, berarti seleranya rendah banget, ish ish ish. Kemudian aku berpikir, dari mana Mas Huda memiliki banyak uang untuk menyewa mobil, sewa villa dan berbagai macam belanjaanku ini, kalau ku kirakira akan menghabiskan anggaran mencapai tiga juta lah, itu belum kalau aku besok mai belanja lagi, bakal lebih membengkak lagi deh, hehehe. Meski dia tak pernah bicara padaku berapa gajinya, namun aku tau gajinya yang hanya perawat honorer di sebuah rumah sakit kecil itu, hanya sekitar dua juta rupiah perbulan, karena tak sengaja aku pernah menemukan slip gajinya di saku celananya yang kucuci. Kurasa semua itu habis untuk keperluanya sendiri dan gaya hidupnya yang selalu berfoya foya itu. Setiap bulan setelah gajian, kulihat dia banyak berbelanja pakaian dan sepatu juga sandal bermerek, yang menurut info yang kudapat harga satuannya diatas lima ratus ribu rupiah. Dia juga selalu mengirim uang untuk adiknya tiap bulan. Belum lagi buat transport, rokok, jajan dan makan, dia jarang sekali makan dirumah, kecuali saat sarapan pagi. Jadi tanpa diberikan padaku uang gajinya itu sudah habis, bahkan sebelum dia menerima gaji lagi. Itulah sevabnya setiap akhir bulan dia sering meminta uangku, katanya sih pinjam dan akan diganti saat gajian, tapi kenyataanya uang uangku itu tak pernah kembali. Jadi kira kira uang dari mana yang dia gunakan untuk honeymoon mini ini ya? .
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD