"Sudah siap?" tanya William dengan senyumnya. "Siap gak siap harus siap bukan? Aku pasrah sudah, lihat saja nanti gimana Will." jawabku lalu menutup pintu mobilnya. Hari ini adalah jadwal sidangku, dan sesuai dengan janjinya William menemaniku. Terus terang, semenjak pertemuan terakhir kami beberapa hari lalu kurasakan Wiliam mulai kembali mendekatiku. Setiap hari dia pasti menanyakan kabarku, biasanya sih malam hari sebelum tidur. Aku sendiri masih belum dapat menetapkan hati ini, biarlah berjalan seiring dengan waktu, pikirku. "Rel, kita sudah sampai." teguran William membangunkanku dari lamunan. "Ngelamun? sampai gak sadar kalau sudah sampai?" Aku hanya tersenyum dan mengambil tas berisi buku dan diktat diktat pendukung sidang nanti. Berdua kami berjalan menyusuri lorong menuju ge

