Javier memasuki ruangannya dan melihat Alexa yang langsung menuju ke mejanya sendiri. Kening laki-laki itu berkerut, karena biasanya Alexa akan ikut masuk bersamanya lebih dulu, berbincang sebentar dengannya, setelah itu baru ia menuju ke mejanya untuk memulai bekerja.
Mata Javier melihat ke arah jam yang melingkar di tangannya, belum pukul 9 AM—waktu mulai bekerja. Ia sempat bertanya-tanya dalam hati mengenai sikap Alexa yang mulai berubah. Beberapa hari ini ia perhatikan wanita itu seolah sedang menghindarinya. Karena ketika berada di rumah pun, Alexa lebih banyak menghabiskan waktunya sendirian untuk membaca buku-buku tentang kehamilan ketimbang berbicara dengannya.
“Ehm, Lex...,” panggil Javier.
Alexa memutar tubuhnya dan menyahut tanpa rasa bersalah, “Ya?”
“Apa kamu ... maksudku
