Angin lembab berhembus. Matahari musim gugur bersinar redup ditutupi oleh awan tipis di angkasa. Ezra sedang duduk merokok di bangku gereja deretan terdepan, memandang ke patung Dewa Andrius yang berdiri di tengah.
Matanya yang kosong terlihat redup dan dingin. Ingatannya berputar pada memori masa lalu yang begitu jauh, namun tak bisa terlupakan.
FUUUUUU…
Ia menghembuskan asap rokoknya pelan.
“Kali ini… semuanya berbeda, ya?” gumam Ezra pelan. “Semuanya berakar di wanita bernama Cecilia Morganite dan Harriet Goldlane…”
Ezra mengisap rokoknya sekali lagi.
“Dan tiba-tiba wanita itu muncul setelah 15 tahun menghilang, tepat setelah kematian Cecilia Morganite. Heh,” Ezra mendengus jijik.
Wanita itu berdiri, melangkah mendekati patung Sang Dewa dan menekan puntung rokoknya yang masih me
