Miriam Salah Mengerti

1469 Words
Miriam dengan ragu mengikuti langkah Heath di lorong Kastil Almandine menuju ke ruang makan untuk sarapan pagi mereka. Di punggung tangan kiri Heath yang menggandengnya, ada sebuah tanda berbentuk memanjang ke jari manis pria itu. Itu adalah tanda imprinting mereka. Miriam juga melihat punggung tangan kirinya sendiri yang memiliki tanda yang sama. Ia diam-diam tersenyum senang karena mereka sudah resmi menjadi pasangan yang ditakdirkan. Ini sudah dua hari semenjak ia tiba di Kastil Almandine. Selama dua hari, Heath yang menuntaskan masa Ruttingnya mencumbu Miriam habis-habisan. Tentu saja, mereka beristirahat diantara permainan panas mereka, tapi Miriam sama sekali tidak keluar dari kamar karena makanan dan kebutuhan mereka yang lain diantarkan oleh pelayan setelah Heath memesannya. Miriam dengar, hari ini adalah hari perayaan kemenangan yang Almandine selenggarakan menyambut pulangnya Old Duke dari medan perang. Sepertinya, Old Duke serius menepati janjinya. Ia akan melindungi Amaryllis di bawah kekuasaannya. Namun, Miriam masih belum mengerti bagaimana sistem organisasi Lycan di benua ini. Ia juga belum tahu apa hubungan suaminya dengan Old Duke. Ia tidak mengerti. Karena suaminya baru saja berubah menjadi Alpha Lycan, harusnya Old Duke tidak akan mau membantunya, karena Old Duke sendiri juga adalah seorang Alpha. Seorang Alpha yang berkuasa akan sangat menolak kehadiran Alpha lainnya yang tidak berasal dari keturunannya sendiri. Pemikiran Miriam terputus saat pintu ruang makan terbuka di hadapannya. Heath menarik tangannya lembut masuk ke dalam, dan keduanya membungkuk untuk menyapa dua orang yang sudah duduk di kursi utama dan kursi di sebelahnya di ruangan itu. “Selamat pagi, Your Grace, Kakak,” ucap Heath. Miriam menelan ludahnya. “Selamat pagi, nama saya adalah Miriam Amaryllis. Terimakasih sudah menerima saya di kediaman anda.” Gadis itu mengangkat wajahnya. Ia melihat Old Duke dan seorang… oh. Miriam terpana. Ia melihat seorang wanita berambut lavender pucat yang duduk di sisi Old Duke. Sulit menggambarkan bagaimana wajah wanita itu. Lembut, namun tajam, dengan mata teduh dan dalam. Bulu mata wanita itu juga berwarna pucat, seperti debu rembulan, dan sinar di irisnya yang berwarna lavender bagai sinar bintang jatuh. Wanita itu sedang tersenyum dengan ekspresi tanpa cela, dan jujur saja, Miriam tidak pernah melihat wanita secantik itu seumur hidupnya. Saat sadar, Miriam melirik ke arah suaminya, lalu membandingkan wajah suaminya dengan wanita itu. Meskipun warna rambut dan warna iris mata mereka berbeda, wanita itu terlihat hampir seperti versi wanita suaminya. ‘Kakak’. Miriam ingat suaminya memanggil wanita itu kakak. Jadi wanita cantik dan elegan yang memancarkan aura kedewasaan yang sama dengan Heath itu adalah kakaknya? “Selamat datang di Kastil Almandine, Miss Miriam. Namaku adalah Harriet Goldlane, kakak dari Heath. Ahem, bolehkah aku memanggilmu Miriam?” tanya Harriet. Miriam mengerjap kagum. Bahkan suaranya terdengar begitu merdu dan menawan. “T-t-tentu saja, tolong panggil saya Miriam. Bolehkah saya memanggil anda ‘Kakak’?” tanya Miriam dengan mata berbinar-binar. Harriet mengangkat alisnya. Gadis mungil ini terlihat sangat menggemaskan di matanya, ia ingin mencubit pipinya dengan gemas. “Aku akan senang jika kau bicara dengan santai padaku, Miriam,” ucap Harriet kemudian. Old Duke mempersilakan Heath dan Miriam duduk dan meminta pelayan untuk menyajikan sarapan mereka. Setelah mereka duduk, Harriet dapat melihat bahwa ekspresi wajah adiknya terlihat tidak bisa dibaca. Ia memang sudah menjelaskan segalanya pada adiknya, bahwa ia membuat kesepakatan dengan Old Duke dan menjadi menantu Almandine demi dirinya. Tapi tentunya, Heath tidak bisa langsung menerimanya. Apalagi, Heath benar-benar ketakutan pada Liam. “Kapan kau akan pergi ke ibukota untuk bicara dengan Kaisar?” tanya Old Duke, membuka pembicaraan dengan Harriet. Miriam melihat ekspresi Harriet langsung berubah. Alis Harriet hanya mengerut sedikit, dan senyumnya hilang, namun hanya begitu saja sudah membuat aura yang wanita itu keluarkan berubah menjadi intens. Harriet memang kesal. Ini adalah masalah yang besar, apalagi ada hubungannya dengan perselisihan antar benua. Tapi di mata Harriet, ia tidak perlu terlalu tergesa-gesa. “Kita sudah mengirimkan laporan pada Kaisar, dan dengan begitu, Kaisar juga sudah tahu garis besarnya. Tentu saja saya akan pergi ke ibukota segera,” ucap Harriet tenang. “Apakah kakak mengkhawatirkan aku dan Miriam?” tanya Heath. “Ada His Grace di sini, jadi soal kami, kakak tidak perlu terlalu memikirkannya,” lanjut pemuda itu. Memang, status tawanan perang Miriam dan keluarganya telah berubah menjadi ‘Kerabat’, meski Miriam masih belum mengerti bagaimana mereka bisa memutuskannya seperti itu. “Kalau kau pergi besok, kau bisa kembali sebelum bulan purnama selanjutnya. Jangan lupakan kewajibanmu–” “Melahirkan pewaris untuk Duchy Almandine, kan? Saya tidak lupa. Saya hanya malas menghadapi Kaisar, padahal saya sudah mendeklarasikan bahwa saya sudah pensiun dan punya anak,” ucap Harriet datar, memotong kata-kata Old Duke. Heath langsung menghentikan gerakan makannya, dan Miriam mengerjap dan melebarkan matanya. Miriam melihat Old Duke yang dengan canggung menyeruput kopinya untuk menghindari kekesalan Harriet. Di mata Miriam, Old Duke adalah Alpha yang luar biasa kuat dan menakutkan, bahkan lebih mengerikan dari mendiang ayahnya. Pria seperti itu bersikap dengan penuh hati-hati di hadapan Harriet membuatnya semakin penasaran. Pintu ruang makan terbuka, dan Miriam melihat seorang pria yang dikenalnya sebagai Daniel masuk ke dalam ruangan. Pria itu membungkuk sopan dan mengucapkan selamat pagi, lalu berjalan cepat ke sisi Harriet. “Madam, persiapan perayaannya sudah selesai. Apakah seperti rencana, anda akan memimpin perayaan ini sebagai Luna kami?” tanya Daniel kemudian. Mendengar itu, Miriam langsung tersedak. Ia meminta maaf setelah menarik perhatian semua orang di meja, termasuk Daniel. Heath dengan tanggap menuangkan air putih untuknya dan mengelus punggungnya lembut. Tapi otak Miriam berputar cepat. Harriet punya kewajiban melahirkan pewaris Almandine, dan ia juga adalah Luna. Apakah dia adalah Lunanya Old Duke? Tidak, tidak. Harusnya hal seperti itu tidak mungkin, kan? Ia tidak bisa membayangkan Old Duke, pria mengerikan dan di saat yang sama juga begitu terhormat itu memiliki istri yang jauh, jauh lebih muda darinya. “Bagaimana menurut Your Grace?” tanya Harriet melemparkan pertanyaan Daniel pada Old Duke. Pria tua itu hanya menganggukkan kepalanya. Menurutnya sudah benar jika Harriet saja yang memimpinnya karena ia juga ingin memperkenalkan Harriet pada rakyat Utara. “Dimana aku harus muncul?” tanya Harriet pada Daniel. “Anda hanya perlu mengucapkan beberapa patah kata di bundaran kota, dan memimpin pesta malam ini di kastil yang dihadiri berbagai bangsawan vassal dari utara,” jelas Daniel. “Baiklah,” Harriet mengangguk tenang. “Mari kita jadwalkan untukku pergi ke ibukota juga besok. Aku akan pergi begitu fajar menyingsing, jadi tolong siapkan segalanya, Daniel. Terimakasih,” ucap Harriet kemudian. Daniel membungkuk dan pergi. Harriet menoleh pada Old Duke yang berdeham puas. Karena ia sudah selesai sarapan dan harus segera pergi, Harriet minta ijin untuk meninggalkan meja duluan. Setelah kakaknya pergi, Heath menatap Old Duke. “Your Grace, apakah anda tidak akan menghadiri pesta perayaan?” “Benar. Tapi hanya di bundaran kota saja. Malam ini mari kita bicara bertiga, Nak Heath, Miss Miriam,” ucap Old Duke. Heath dan Miriam mengangguk. Old Duke pergi setelah selesai sarapan, dan bersiap untuk pergi ke bundaran kota bersama Harriet. Sementara itu, Heath dan Miriam memutuskan untuk juga bicara berdua. Keberadaan Miriam dan keluarga Lycan Packnya memang masih dilindungi penuh oleh Old Duke, sehingga mereka tidak bisa berkeliaran bebas untuk sementara waktu. Heath menjelaskan bahwa Old Duke bersedia membantu mereka karena Harriet telah menjadi menantu Duchy Almandine. Harriet menikah dengan cucu dari Old Duke, satu-satunya pewaris Old Duke yang tersisa, namun sekarat dan katanya akan meninggal dalam waktu dekat. Saat menjelaskan soal itu, Heath mau tidak mau mengingat pertemuannya dengan Liam. Pemuda itu merinding. Sementara Miriam merasa malu sendiri karena dugaan dalam hatinya salah. Tentu saja Harriet bukan Lunanya Old Duke. Meskipun Harriet sangat berwibawa dan elegan, membuatnya pantas dipasangkan dengan pemimpin manapun. Tapi kemudian, Miriam agak sedih. Wanita seperti Harriet harus menikah dengan pria sekarat agar Old Duke bersedia melindungi Heath, seorang Alpha, dan Miriam serta keluarganya. “Kakak mungkin pergi ke ibukota untuk membujuk Kaisar untuk mengijinkanmu dan keluargamu tinggal sebagai penduduk baru Kekaisaran ini,” ucap Heath menjelaskan. “Jadi jangan khawatir, Kakak akan mengurus semuanya. Sekarang yang harus lebih dikhawatirkan adalah keluargamu, Miriam,” ucap pria muda itu lembut. “Ah,” Miriam memiringkan wajahnya. “Apakah mereka akan menerimaku sebagai suamimu?” gumam Heath kemudian. Miriam mengerjap. “Kau sebenarnya tidak perlu khawatir soal itu, Heath…” Heath menoleh kembali pada Miriam dan menaikkan alisnya. Tidak perlu khawatir? . “Alpha!” “Oh, selamat datang, Alpha!” “Black Knight Alpha!” “Woohoo!” Begitu Heath dan Miriam masuk ke aula Villa luas yang digunakan untuk tempat berkumpul keluarga Miriam, Amaryllis Pack, ia langsung disambut dengan sorakan dan teriakan penuh semangat. Heath yang bingung menoleh pada Miriam yang tersenyum cerah. “Apakah kau lupa bahwa kau adalah orang yang menyelamatkanku dari mantra pengikat penyihir itu?” tanya Miriam. Dan memang saat itu, aksi Heath disaksikan oleh keluarga Amaryllis yang berjumlah hampir 600 orang itu. Heath merasa lega. “Kalau begitu, sekarang tinggal mengkhawatirkan satu hal…” . . .
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD