Rute Perdagangan Utara

1060 Words

“Dikorbankan? Ah– tidak, tidak, Young Lord, kau tidak perlu mengorbankan sesuatu agar kau bisa sembuh,” ucap Heinrich. “Kau bisa mengekstrak esensi Philosopher’s Stone dan menjadi makhluk abadi!” Ucapan Heinrich seolah bagai angin lalu bagi Liam. “Apakah aku terlihat seperti orang yang bersedia menjalani kehidupan abadi?” tanya Liam. Heinrich terdiam. Liam teringat saat Harriet menunjukkan rambutnya yang sudah beruban. Rasa perih merayap di dadanya yang kosong. Lebih baik ia menderita seumur hidupnya dan meninggal di saat yang bersamaan dengan Harriet daripada harus hidup dalam keabadian. “Dulu…” Heinrich angkat suara sejenak. “Kau mengambil Philosopher’s Stone yang kuciptakan, kan?” Liam menjawab pertanyaan Heinrich dengan mengangguk. “Dulu kau hanya membuat satu, tapi aku memutuska

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD