Sungguh Dylan berada di batas asa menghadapi kemarahan Kana yang tak kunjung padam. Ia sampai lama duduk menatap punggung Kana yang tak bergerak sama sekali. Entah gadis itu sudah tidur atau belum tak ada yang tahu. Wajahnya tertutup oleh selimut, jadi tak bisa dilihat. Dylan yang masih dalam kondisi duduk lalu mencoba untuk berebah sendiri. Tentu dibutuhkan tenaga ekstra untuknya berebah. Biasanya dia dibantu untuk berbaring. Karena tak ada yang membantu maka tubuhnya sampai menghentak keras ranjang karena tak bisa menahannya. "Kana ... kamu sudah tidur?" Tak ada respons sama sekali. Dylan yang kini miring kanan menatap Kana, kembali diam. Sungguh rasanya tak enak sama sekali dicuekin seperti ini. Padahal dia sudah menyesal juga itu berjanji tidak akan mengulang kembali. Tapi kenapa