Pertemuan Tak Disangka

1222 Words
Satu bulan kemudian di tempat kerja Letty, perempuan itu terlihat tidak sehat. “Hoek ... Hoek ... Hoek ....” Sudah beberapa waktu ini Letty merasa lemas dan sering mual, apalagi saat pagi hari. Dia merasa kalau tubuhnya terasa makin lemah, tidak seperti biasanya. Padahal Letty menjalani satu bulan ini dengan penuh perjuangan. Mulai dari pindah kerja, hingga pindah tempat tinggal karena Dyenn yang tahu kejadian naas yang menimpa Letty membuat tak tega kalau Letty menjadi trauma. Lokasi tempat tinggal Letty sudah jauh dari pusat kota. Dia juga bekerja sebagai pelayan di sebuah kedai mie ramen. Cukup tenang untuk melupakan kejadian buruk malam itu. Dyenn sudah berjanji akan selalu menjaga Letty dan benar ditepati. Bahkan soal keuangan pun, lelaki itu tidak perhitungan dalam membantu Letty. “Uh, kenapa aku sampai muntah begini? Kepalaku juga pening. Padahal sift kerja pagi harus lebih semangat,” gumam Letty yang segera mencuci tangan dan bibirnya sebelum kembali bekerja. Saat keluar dari kamar mandi pegawai, Letty berpapasan dengan ibu pemilik kedai. “Letty, apakah kamu baik-baik saja? Saya berpikir kalau kamu sakit serius. Sudah beberapa waktu ini kamu mual dan terlihat pucat. Periksalah ke klinik,” kata Nyonya Ji-Ah kepada Letty karena khawatir dengan kondisi kesehatan karyawan yang baru bekerja sekitar tiga Minggu di Kedai Ramen MiiMii. “Maaf, Nyonya. Saya masih kuat bekerja. Besok saat libur, saya akan ke klinik. Maaf merepotkan dan terima kasih perhatiannya,” jawab Letty sambil membungkukkan punggungnya memberi hormat kepada pemilik kedai tersebut. Letty termasuk gadis yang beruntung karena memiliki bos yang baik dan juga pengertian. Entah apakah hal itu terjadi karena pemilik kedai tersebut kenal dengan Dyenn atau murni karena kebaikan hati Nyonya Ji-Ah, Letty tak tahu. Gadis itu kembali melanjutkan pekerjaannya karena jam selesai bekerja sampai pukul lima sore kalau sift pagi. Letty menjadi pelayan yang ramah dan memiliki banyak pelanggan baik. Dia sering mendapatkan uang lebih atau tip beberapa won. Lumayan untuk tabungan karena tak mungkin dirinya menggantungkan hidup pada Dyenn. Dyenn terlalu baik sampai menyewakan apartemen kecil untuk Letty tinggal selama setahun sehingga tidak perlu khawatir dengan keuangan sewa. Bunyi lonceng pintu kedai tanda ada pelanggan masuk. “Selamat datang di Kedai MiiMii Ramen. Silakan pesan di si-” Letty terhenti saat mengucapkan salam kepada pembeli yang datang. “Kamu?!” ujar lelaki yang mengenakan setelan jas hitam sedang melepas kaca mata hitam yang tadi bertengger di hidung mancungnya. Letty langsung meninggalkan tempatnya berdiri dan berlari kecil untuk segera masuk ke tempat pekerja. Namun lelaki tadi mengejar Letty dan menarik tangan kanannya. “Hei! Kamu perempuan yang aku cari selama sebulan ini. Kamu .... Letty?” Lelaki itu ternyata Mr. Kim yang tak sengaja bertemu Letty saat hendak makan di sebuah kedai ramen yang terkenal di daerah Changwon seusai pertemuan penting. Dia bersama dua bodyguard dan seorang sopir pribadi. Tak terduga kalau Mr. Kim bertemu dengan perempuan yang selama sebulan ini dia cari dengan susah payah. Saat itu, Dyenn mewakili rapat di kantor sedangkan Mr. Kim mengurus pertemuan langsung di Changwon hingga saat ini tak sengaja bertemu Letty. Letty menghindar dan mencoba melepaskan tangan dari genggaman Mr. Kim. Dia terlihat ketakutan dan tak mau berurusan dengan lelaki tersebut. “Lepas! Lepaskan atau aku akan berteriak!” ancam Letty dengan serius. Mr. Kim pun melepaskan tangan Letty. Dia heran mengapa Letty begitu takut dan tak mau berbicara dengannya. Padahal maksud Mr. Kim baik untuk meluruskan masalah yang pernah terjadi dan mencari jalan keluar untuk ke depan hidup Letty, tetapi niat itu tidak bersambut baik. Rasanya percuma sebulan ini Mr. Kim meminta orang-orang untuk mencari Letty karena saat bertemu tak sengaja pun perempuan itu menghindar. Letty masuk ke tempat istirahat pegawai dan tidak mau keluar. Rasa kesal, marah, dan jijik kembali menyeruak di benak. Mengapa harus bertemu dengan lelaki itu lagi? Letty tak tahu kenapa nasibnya sangat buruk. Dia pun mengambil ponsel yang diletakkan dalam loker dan mengirim pesan kepada Dyenn. Letty mengirimkan pesan pada Dyenn. Dyenn, lelaki yang pernah kuceritakan tak sengaja masuk ke kedai. Aku takut. Aku langsung kabur ke tempat istirahat pegawai. Entah kalau Nyonya Ji-Ah akan memarahi aku nanti, tak apa. Aku sangat takut melihat lelaki itu. Lelaki itu ingat namaku dan sempat menggenggam tanganku. Aku takut, Dyenn. Setelah mengirim pesan singkat kepada sahabatnya itu, Letty merasa lebih tenang dan lega lalu dia duduk di kursi dalam ruangan istirahat pegawai itu. Dia masih takut kalau lelaki berengsek yang menidurinya tanpa rasa bersalah itu masih di dalam kedai. Mr. Kim tak habis pikir kenapa gadis itu menghindarinya. Berarti soal rumah yang kosong dan tempat kerja yang ditinggalkan bisa jadi karena perempuan itu menghindar dari Mr. Kim. Sudah sebulan ini anak buah Mr. Kim mencari keberadaan Letty dan belum ketemu. Mr. Kim heran kenapa Letty menghindari dirinya? Kalau memang Letty adalah suruhan musuh untuk menjatuhkan nama baik Mr. Kim, tentu saja sudah beredar kabar di mana-mana. “Ada yang bisa saya bantu, Tuan?” tanya Nyonya Ji-Ah yang melihat Mr. Kim masih berdiri di depan pintu masuk ruang istirahat pegawai. “Ah, iya. Saya pesan Ramen spesial dan satu soju original.” “Baik, Tuan. Silakan duduk.” Mr. Kim pun duduk di kursi yang tak jauh dari pintu ruangan tempat Letty masuk tadi. Dia terlihat melihat ke arah pintu membuat Nyonya Ji-Ah merasa aneh. Karyawan yang dititipkan oleh Tuan Dyenn itu memang masih baru bekerja. Hanya saja Nyonya Ji-Ah menyukai hasil kerjanya bagus serta banyak pelanggan yang suka dengan pelayanan cekatan dari Letty. Nyonya Ji-Ah meminta pelayan lain untuk melayani Mr. Kim. Dia tadi melihat kalau Letty menghindari lelaki elite tersebut, pasti ada suatu yang tak beres antara mereka. Di lain tempat, Dyenn yang masih mengikuti rapat merasa terkejut dengan pesan yang dikirimkan oleh Letty. Dia tak mungkin untuk mengabaikan hal itu. Namun saat ini rapat penting merupakan tugas dari bosnya. “Letty bertahanlah ... Setelah rapat ini usai, aku janji akan segera ke sana!” gumam Dyenn yang belum mengetahui kalau lelaki yang membuat Letty merasa hancur adalah Mr. Kim-bosnya. Hal yang selama sebulan dihindari oleh Letty justru bertemu sengaja tak diduga. Dyenn merasa resah dan ingin segera menyusul perempuan yang dia jaga dan cintai. Meski tahu kejadian kelam yang dialami oleh Letty, cinta Dyenn tidak berubah sedikit pun. Lelaki itu tulus mencintai Letty seperti janjinya dahulu saat masih bersama di panti asuhan. “Mungkin aku tidak bisa bersamamu sekarang ... Tetapi aku pastikan akan datang ... Menjemput kamu pergi dari sini ... Dan merangkai indahnya hari-hari ... janjiku ... Kepadamu ... Tak akan aku lupakan, kau cinta pertamaku ... Janjiku ... Kepadamu ... Aku akan bahagiakan, dirimu bersamaku,” batin Dyenn menyanyikan lagu yang dia buat untuk Letty. Selama rapat berlangsung, Dyenn tidak fokus dan ingin segera selesai dan pergi. Tentu saja Dyenn ingin bergegas menemui Letty dan memberi pelukan erat ke perempuan yang masih merasakan trauma atas kejadian yang menimpa tempo lalu. Tentu saja Letty takut bertemu lelaki yang sudah membuat hidupnya berantakan. Dyenn sudah memberikan tawaran untuk tinggal bersama, tetapi Letty menolak karena tak ingin di pusat kota dan tidak ingin di daerah dekat dengan kejadian yang menimpanya. Dyenn yang menyewa apartemen di daerah Changwon dan mencarikan pekerjaan untuk Letty di sebuah Kedai Ramen MiiMii milik Nyonya Ji-Ah yang dahulu pernah menerima bantuan dari Dyenn. Semua Dyenn lakukan demi ketenangan hati Letty. Demi janji dan cintanya yang terpendam. Dyenn yakin, kelak Letty bisa mengerti kalau perasaan lelaki itu lebih dari seorang sahabat.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD