“Aku ingin malam ini kamu menjadi selayaknya seorang istri,” ungkapan Rayyan membuat Aurel menghentikan air matanya. Kini tatapan mata itu digantikan dengan sorot ketakutan. Terlebih lagi kini Rayyan memaksa dirinya. Bahkan Rayyan juga menarik blouse Aurel hingga kancingnya terlepas semua.
“Hiks... Rayyan... Hentikan Rayyan... Hiks... Aku mohon,” Isak Aurel penuh kesakitan. Sungguh jiwanya kembali terasa sakit. Membuatnya terasa sesak.
Mendengar ungkapan Aurel membuat Rayyan harus kembali meneguk rasa kecewa. Dia tak ingin terus mengalah. Dia juga butuh pengertian dari Aurel. Sudah lebih dari 3 bulan menikah, tapi tak pernah sekalipun meneguk indahnya malam bersama sang istri. Suami mana yang sanggup bisa melakukan hal itu? Tapi Rayyan berusaha untuk selalu sabar. Tak bisakah cukup sampa
