Aku mempercepat langkah kakiku untuk mengejar langkah Aurel. Istriku berlari dengan cepat. Melihat bahunya yang berguncang, aku yakin dia sedang menangis. "Aurel tunggu!!! " teriakku membuatnya menghentikan langkah. Aku pun bergerak cepat mendekat dan memutar tubuhnya agar menghadap ke arahku. Aku menariknya ke pelukan. Mengabaikan tatapan penasaran para bodyguard gedung pegangsaan. "Sayang." Aku mendekatkan wajahku tepat di hadapan wajahnya. Terlukis jelas mendung di wajahnya. Dan tak lama kemudian beberapa tetes kristal kembali mengalir di pipinya. Aku menarik Aurel ke dalam pelukanku. Mengusap punggungnya lembut untuk mengalirkan ketenangan dalam hatinya. "Don't cry Honey. Jangan menangis lagi ya..." Ucapku mengecup keningnya. "Let's go back. Ayo pulang." Ucapnya singkat sambil me
Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books