Ide brilian

1186 Words

Usai menggotong tubuh Aurel yang naik ke atas motor, aku memberikan helm padanya. Tapi sayang Aurel malah membuang wajahnya ke arah lain. Aku benar-benar sadar Aurel sedang dalam mode ngambek. Tapi aku justru malah terkekeh melihat sikapnya. Aku pun merapikan sungai rambut yang menutupi keningnya. Menyisipkan surai rambut itu ke belakang telinga. Lagi-lagi aku dibuat tersenyum melihat sikapnya. Bagaimana aku tidak tersenyum? Karena aku sadar Aurel sedang menahan lengkungan bibir yang akan tercipta di wajahnya. Gengsinya benar-benar tinggi. Kini aku membingkai wajahnya agar kembali menatap ke arahku. "Pakai helm dulu ya," ucapku sambil memasangkan helm di kepalanya. "Terima kasih. "Dia benar-benar ketus. Aku pun memakai helmku dan mulai mengendarai motor. berusaha memusatkan pikira

New users can unlock 2 chapters for free!
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD