LATHI - GADIS KADAL

JILATAN 39

Di perbatasan kota yang ramai penduduk. Di mana masyarakatnya tengah mengalami krisis jati diri. Mereka sesungguhnya masihlah orang-orang kampung yang amat tradisional, tapi karena gempuran modernitas dari kota melalui siaran-siaran televisi, mereka mulai berlagak seperti orang kota. Sayangnya, meski berbatasan dengan kota, televisi mereka hanya mampu menangkap dengan bagus sinyal dari satu saluran, orang yang pintar dan tahu banyak pasti dapat mengira saluran itu dibajak oleh empunya kepentingan. Saluran itu selalu menyiarkan acara bincang-bincang tentang pengobatan alternatif. Di perbatasan itu, hanya lurah yang memiliki televisi. Berita tentang pengobatan alternatif yang menyajikan janji-janji manis tentang kesembuhan ajaib, beredar cepat dari mulut ke mulut. Merambat kepada orang-orang yang tak punya waktu untuk datang ke kelurahan, yang kiranya memiliki sanak saudara sedang sakit parah. Letak rumah pengobatan alternatif itu ada di kota. Maka masyarakat desa itu, dengan harapan setinggi langit, berbondong-bondong mendatangi rumah pengobatan itu, tak peduli harga yang dipatok dapat menguras tanah warisan keluarga mereka.

Rumah pengobatan itu diasuh oleh seorang bernama Mbah Subur Ajib. Bertahun kemudian, diketahui bahwa ada bos besar di balik Mbah Subur Ajib. Orang-orang yang sentimen dengan pengobatan alternatif, melakukan investigasi diam-diam untuk mengungkap dugaan penipuan dari kegiatan itu. Mana mungkin, orang berpenyakit batu ginjal dapat sembuh dengan kerokan dan baluran minyak kelapa oplosan? Penyidik itu telah datang sendiri dan sengaja membawa orang sakit yang telah dibayarnya setinggi langit. Ia menyaksikan sendiri penipuan itu dilakukan. Kegiatan itu melibatkan trik sulap. Di mana mulut botol kosong ditempelkan di bagian tubuh di mana kiranya ginjal berada, lalu tiba-tiba, setelah rangkaian mantra dan doa dibacakan, botol itu mengisi sendiri dengan air keruh sewarna darah. Mereka bilang, darah kotornya sudah diserap. Sebuah trik murahan yang membuat orang-orang pendek akal bakal terkagum dan percaya dan bakal datang lagi bilamana sakit terasa kembali. Ongkosnya, walau bertajuk seikhlasnya, ternyata dibisiki dengan nominal yang bikin gagal jantung. Orang-orang yang tak siap, bisa menginap di sana, tertahan tak boleh pulang sampai dana pembayaran sudah siap. Alasan yang mereka pakai, ternyata penyakit yang saudara alami, lebih berat dari yang kami mampu.

Akibat penyidikan dan perekaman video diam-diam itu, rumah pengobatan alternatif itu digerebek dan ditutup paksa, Mbah Subur Ajib, ditahan atas dugaan penipuan sejuta umat. Tapi sang dalang tidak lepas begitu saja. Pundi-pundi uangnya harus diselamatkan. Dengan akal bulus yang mulus, bos besar membuat kembali rumah pengobatan alternatif. Dengan bungkus baru yang lebih berkaitan dengan dunia medis dan aktor baru. Mbah Jambrong. Tentu saja, rumah pengobatan itu dibuka agak jauh dari tempat sebelumnya. Lagi-lagi, orang-orang desa yang hanya bisa menonton saluran televisi tentang pengobatan itu, kena jerat lagi. Tanpa menunggu lama, rumah pengobatan Mbah Jambrong, ramai. Antriannya bahkan sudah sejak subuh.

Tapi, bertahun kemudian, tahu-tahu saja rumah pengobatan Mbah Jambrong sepi pengunjung. Dibuka lebih pagi pun, tampak hanya beberapa orang saja yang mengantri. Selebihnya, entah ke mana. Si bos besar jadi resah. Kantongnya lambat menggemuk. Diperintahkannya para preman dan geng motor untuk menyelidiki. Dari si ketua preman, Manto Ledeng, bos besar mendapatkan laporan. "Ada padepokan yang membuka jasa pengobatan alternatif. Dan maaf, bos besar, mereka sangat ampuh menyembuhkan penyakit. Bahkan, mereka menggratiskan biaya pengobatan itu."

Bos besar mendengus sebal. "Pakai apa mereka?"

"Dengar-dengar, darah ajaib."

Bos besar mendengus lebih sebal. "Kalian selidiki terus dari mana darah ajaib itu berasal, sementara aku akan menyusun rencana matang."

"Baik, Bos Besar Iwan Bagong."

Seperti yang kita ketahui bersama, iri dengki yang memupukdan disusun dengan rapi dan amat hati-hati, bisa jadi senjata mematikan yangdapat mengundang marabahaya.