Bagian 13 – p*********n Tiba-Tiba!

1073 Words
Bagian 13 – p*********n Tiba-Tiba! Suara cebikan pedang terdengar keras, suara s*****a lain yang tengah beradu pun terdengar saling berdentang. Tak hanya bermain pedang dan s*****a lainnya, di sini pun terlihat siswa yang tengah beradu energi mereka masing-masing. Ada murid yang tengah mengeluarkan ratusan sulur dari balik lengannya, melawan seorang siswa yang juga sibuk membuat piringan tajam dari pasir dan memotong sulur-sulur tersebut. Di arah jam 10, ada seorang siswa gadis yang tengah menari pelan dengan kipas lipat, dan setiap langkah tariannya diiringi hembusan angin. Gadis itu berputar tiga kali dan membuat sebuah tornado kecil, gadis itu mendongak dan menikmati tornado buatannya. Dan dengan satu kali kipas, tornado kecil itu hancur, menghilang, dan kembali pada wujudnya semula. "Kau membawaku kemana, Ethan?" tanya Nyx, namun matanya terpaku ke depan. "Tempat pelatihan, namun khusus untuk kelas Median dan Pro. Junior seperti kita belum boleh memasuki kawasan ini." terang Ethan, Nyx manggut-manggut mengerti. Dalam hatinya ia menyayangkan, kenapa kalangan Junior tak boleh masuk ke kawasan ini. Tempat ini lebih dari keren! "Ayo, aku akan membawamu ke pelatih utama," ujar Ethan, dia lalu berjalan di depan Nyx. Nyx berjalan dengan perhatian yang terbagi dua, dia masih fokus melihat latihan para kakak kelasnya. bruk! "Aw!" jengit seseorang ketika Nyx menubruknya, Nyx kaget dan segera membungkuk sembari mengucapkan maaf. "A-aku tak sengaja menabrakmu, sungguh!" Nyx masih membungkuk, ia tak mau menatap mata orang yang ia tabrak. "Sudahlah, tak apa." pria itu berdiri, dan membersihkan seragamnya yang kotor. "Aku Date Silas, kau?" Nyx mendongak, melihat pria berambut coklat gelap yang mengulurkan tangannya. Nyx menerima uluran itu dengan ragu, “Aku Nyx, murid tingkat Junior." Date mengernyit, "Mengapa murid tingkat Junior bisa berkeliaran di Esfades? Apa kau bersama seseorang?" "Nama tempat ini Esfades?" Date mengangguk, sementara Nyx ber-oh ria. Tiba-tiba, pandangan Nyx menangkap sosok Ethan yang menatapnya jengah, Ethan berdiri di belakang Date. Date yang melihat Nyx akhirnya menoleh ke belakang, dan menyengir kecil saat melihat Ethan. "Hei, lihat ini Nyx. Putra kepala sekolah ada di sini, apa kabarmu Ethan?" Date mencoba untuk beramah-tamah, namun ia justru mendapat tatapan dingin dari Ethan. "Nyx, aku sudah bilang untuk mengikutiku, tapi kenapa kau masih di sini? Dan kenapa kau bersama si Silas?" cebik Ethan kesal, Nyx ingin menjelaskan namun ia kalah cepat oleh Date. "Ah, dia tadi menabrak diriku. Jangan salahkan gadis ini, tuan Petir." ucapan Date langsung mendapat respon sinis dari Ethan. "Aku tak bertanya padamu, Athena." Date mengendikkan bahunya, dan ia berlalu pergi."Ah iya, Nyx, bila kau merasa terancam dengan pemuda itu, jangan ragu-ragu untuk meminta bantuanku. Aku tahu s*****a apa yang cocok untuk membunuhnya dalam waktu kurang dari 30 detik." Date mengerling, dan membuat Nyx hampir tergelak. Nyx mengurungkan niatnya untuk tertawa saat melihat Ethan menekuk wajahnya dengan kesal. "Baiklah, ayo." Nyx menggandeng Ethan yang masih merengut kesal, ia berjalan ke sebuah bangunan di depan sana. Bangunan itu berwarna putih pucat, dengan hiasan sulur segar yang melilit tiang penyangganya. Ada dua patung penyambut yang berdiri kokoh di samping pintu masuk, patung itu terlihat seperti Chiron, si manusia setengah kuda. "Apa kita diperbolehkan untuk masuk?" Ethan mengangguk menjawab pertanyaan Nyx tersebut, mereka berdua lalu masuk ke dalamnya. Nyx baru menyadari bahwa tempat ini adalah gudang dari persenjataan. Hampir seluruh s*****a di simpan di sini, bahkan anak panah pun banyak jenisnya di sini. Ethan berjalan menuju seorang pria yang tengah berdiri menghadap sebuah box yang cukup besar. Pria yang diperkirakan sudah memasuki kepala 4 itu berbalik, dan tersenyum ramah saat melihat Ethan dan Nyx. "Tuan muda Ethan," sapanya ramah. "Sejak kapan kau memanggilku begitu, Hugo?" tanya Ethan penuh selidik, yang Ethan tahu, pria itu hampir tak pernah ramah padanya. Pria itu tertawa, lalu memeluk Ethan erat. "Memangnya kenapa Ethan? Aku hanya ingin beramah-tamah denganmu. Dan lagipula, namaku ini Stenor." Ethan menjengit sebal, lalu melepaskan pelukan itu dengan satu dorongan. "Aku lebih suka memanggilmu begitu," ujarnya dengan tatapan yang masih penuh selidik. "Baiklah, terserah padamu tuan muda. Ada apa hingga kau repot-repot kemari? Dan siapa gadis manis yang ada di belakangmu itu?" Ethan menoleh ke arah Nyx, "Dia Nyx, dan aku kemari karena dia perlu bantuanmu." "Bantuan apa?" tanya Stenor dan Nyx bersamaan. "Tch, tolong ajarkan dia teknik tari pedang. Besok dia harus membuat sebuah penampilan di pesta dansa." "Tunggu, tarian pedang di pesta dansa? Itu ide yang sangat bagus! Benar kan gadis muda?" Nyx mengangguk ragu, dia saja tak bisa melakukan gerakan tarian dasar, apalagi menari dengan pedang? Apa Ethan ingin membuat pesta itu menjadi tempat p*********n? "Apa kau yakin Ethan?" tanya Nyx, Ethan mengendikkan bahunya. "Hanya ini opsi terakhir, lagipula, mau tak mau kau harus melakukan sebuah pertunjukkan." Nyx mendengus sebal mendengar jawaban pemuda itu. "Permisi," ketiga kepala itu menoleh serentak, mereka melihat ada seseorang di sana. "Katakan Finles," titah Ethan. "Tuan Ethan, kau dicari ayahmu. Ayahmu bilang ini gawat, batu Aven telah dicuri." Ethan langsung menjengit saat mendengar itu, ia lalu segera berlari ke arah orang tersebut. "Nyx, tetaplah bersama tuan Stenor. Di luar tak aman!" setelah ucapan itu terlontar dari mulut Ethan, ia menutup pintu ruangan dan meninggalkan Nyx berdua dengan tuan Stenor. "Ayo kita mulai latihannya, Nyx." Stenor melemparkan sebuah pedang ke arah Nyx, dan mampu ditangkap dengan baik. Nyx menerima pedang itu dengan tatapan mengernyit. "Apa maksudmu tuan? Daripada berlatih, lebih baik kita menemukan pencuri batu itu! Aku memang tak tahu dengan wujud maupun fungsi batu itu, namun bila kulihat dari ekspresi Ethan, aku yakin itu batu yang penting." Nyx memegang erat pedang itu. "Lalu? Tugasmu sekarang hanya berlatih, dan tugasku sekarang yaitu melatihmu. Kita tak ada urusan dengan batu itu atau dengan yang lainnya," Stenor memperhatikan detail pedang yang tengah ia genggam, ia berbicara tanpa melihat Nyx sedikitpun. "Keterlaluan, kau ini guru di sini!" amarah Nyx mulai tak bisa ia bendung. "KAU YANG KETERLALUAN!" Nyx terduduk kaget saat melihat tuan Stenor yang berubah wujud tiba-tiba. Stenor berubah menjadi seekor cerberus raksasa. Nyx lebih kaget saat melihat ada sebuah permata yang terselip di kaki anjing berkepala tiga tersebut. Apa itu permata Aven? "KEMARILAH MALAM! TIDAK DEWI MAUPUN ANAK DARAHNYA, SAMA-SAMA MENJENGKELKAN!" Cerberus itu menggeram, ketiga kepalanya saling berebut untuk mengaum dan menunjukan wajah mengerikannya pada Nyx. Nyx yang memasuki mode waspada segera mengeluarkan kekuatannya. "Loh? Kenapa kekuatanku tidak bisa keluar?" Nyx berulang kali mencoba untuk mengeluarkan energinya, namun hasilnya nihil. Bahkan ia merasa bahwa tubuhnya tengah diserap oleh sesuatu. "KAU MILIKKU! KAU MILIKKU! HAHAHAHA!" tawa anjing neraka itu dengan keras, kekuatan Nyx mengalir dari dalam tubuhnya ke permata yang berada di kaki anjing besar tersebut. "s****n, k-kekuatanku ..," Nyx tumbang, ia lemas karena kekuarangan energi. Nyx masih mendengar suara tawa Cerberus yang menjijikan tersebut meski sayup-sayup karena indera pendengarannya pun melemah. Setelah energinya sudah habis diserap, Cerberus mengangkat salah satu kukunya dan hendak menghujamkannya tepat di jantung Nyx. Jleb!
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD