Seperti hari-hari biasanya, Relix dan Syafira akan berangkat sendiri-sendiri. Sudah puluhan kali juga Relix membujuk agar Syafira mau berangkat bersamanya, tetapi wanita itu dengan tegas menolak. Padahal kalau saja mereka bisa main cantik, hubungan mereka pasti bisa ditutupi meskipun mereka berangkat bersama. Memang dasar Syafira yang keras kepala, sedangkan Relix yang memang sangat sulit sekali untuk menolak keinginan Syafira. Apalagi ketika istrinya itu menatapnya dengan tatapan memohon, Relix terlalu lemah untuk menolak keinginan sang istri. Mungkin karena cintanya yang teramat besar pada Syafira sehingga membuat hatinya sedikit tak tega jika keinginan Syafira ditolak, yah meskipun sikapnya di kantor berbeda sekali. Percayalah, dalam hatinya dia ingin memaki dirinya sendiri yang harus b

