Surat Rahasia Bibi Marjorie

1871 Words
SEBILLE New Castle, 2033 10 Tahun kemudian '' KAU ADA DI MANA?'' Aku menjauhkan ponsel dari telingaku saat kakakku berteriak dari seberang telepon. Aku tidak tahan dengan teriakannya. Kupingku serasa mau meledak. Apa ia tidak bisa meneleponku dengan suara pelan. Aku memandang sebal ponsel layar sentuhku yang masih terdengar teriakan kakakku. Selama 10 tahun ini, kakakku terlalu overprotektif terhadapku. Bahkan kakakku sampai menyewa seorang body guard untuk menajagaku kemana pun aku pergi dan itu membuatku merasa tidak nyaman. Aku butuh kebebasan. Apa kakakku tidak mengerti hal itu. Sungguh menyebalkan. Dulu kakakku tidak seperti ini, tapi semenjak kami tinggal di masa depan kakakku selalu mengawasi gerak-gerikku.Bukankah itu aneh. Tiap kali aku menanyakannya , kakakku selalu menjawabnya, karena ingin melindungiku. Aku sungguh beruntung mempunyai keluarga yang begitu memperhatikanku dan aku senang akan hal itu, tapi kalau sudah membatasi gerak-gerikku ini sudah keteraluan namanya. Mataku tetap waspada mencari keberadaan body guardku dan ternyata dia tidak ada. Aku berhasil melarikan diri darinya. ''Apa suara kakak tidak bisa di pelankan sedikit? Kupingku rasanya mau pecah,''protesku. ''Maafkan aku. Aku masih belum terbiasa menggunakan ponsel canggih berasal dari abad 21 ini. Aku lebih suka menggunakan surat untuk berkomunikasi.'' ''Kita sudah tinggal di sini selama 10 tahun masa kakak masih belum terbiasa menggunakan ponsel. Kakak ini benar-benar memalukan.'' Aku mendengus dan mengeleng-gelengkan kepalaku. Sejak kami terbangun dari tidur panjang kami selama hampir 200 tahun, kami berusaha beradaptasi dengan kehidupan masa depan yang sangat berbeda dengan kehidupan kami di masa lalu. Di masa depan semuanya nampak sangat berbeda. Kehidupan masyarakatnya dan benda-benda canggih yang mengelilingi hidup mereka. Awalnya kami merasa canggung, tapi lama-kelamaan kami mulai terbiasa dengan kehidupan masa depan . Tentu saja ada Nymphadora dan kakak iparku yang cantik yang membantu kami beradaptasi di masa depan. Kalau tidak ada mereka mungkin kami akan merasa kebingungan di kehidupan masa depan kami. ''Sebille, kamu masih di sana?'' ''Ya...ya . Aku masih di sini.'' ''Katakan di mana kamu sekarang? Aku sangat mencemaskanmu. Kamu menghilang begitu saja.'' ''Kakakku sayang. Aku tidak menghilang. Aku hanya ingin sendirian dan butuh udara segar. Sebentar lagi aku pulang, jadi kakak tidak usah cemas.'' ''Baiklah. Tapi katakankan kamu ada di mana?'' Aku mengembuskan napas panjang. ''Aku ada di taman bermain tidak jauh dari rumah kita.'' ''Segeralah pulang!'' ''Aku akan pulang sebentar lagi.'' ''Tidak . Kamu harus pulang sekarang juga. Ini tentang bibi Marjorie.'' Aku langsung bangkit dari kursiku tanpa aku sadari aku mengenggam ponselku dengan erat.''Ada apa dengan bibi Marjorie?'' ''Bibi Marjorie meninggal tadi pagi. Jadi segeralah pulang!'' Kedua kakiku menjadi terasa sangat lemas dan tubuhku ambruk di bangku taman. Tanpa aku sadari air mata telah mengalir di pipiku. Aku mengigit bibir bawahku karena gemetar. ''Sebille, kamu masih di sana?'' Suara kakakku kembali menyadarkanku.''Oh...iya..ya. Aku akan pulang sekarang.'' Aku memutuskan sambungan telepon kakakku dan berlari pulang. Oh ya mengenai bibi Marjorie , kami mengenalnya sejak satu tahun yang lalu secara tidak sengaja. Perkenalan kami berawal ketika aku menolongnya yang hampir pingsan di taman ini, karena penyakit sesak napasnya dan nyawanya terselamatkan, karena pertolonganku yang segera melarikan dia ke rumah sakit dengan bantuan body guradku tentu saja. Sejak saat itu, aku dan bibi Marjorie menjadi teman. Dia selalu memberikanku banyak hadiah dan juga makanan enak. Bibi Marjorie juga sering berkunjung ke rumah kami hanya sekedar bermain. Dia seperti bibiku sendiri dan kami sudah menganggapnya sebagai bagian keluarga kami. Dia adalah teman curhat terbaikku . Aku selalu berkeluh kesah kepadanya tentang kehidupan pribadiku terutama soal pria. Bibi Marjorie juga sudah tahu siapa kami sebenarnya dan dari mana asal kami dan dia tidak mempermasalahkan hal itu, bahkan dia menjaga rahasia keluarga kami dengan baik. Kami semua mempercayainya. Bibi Marjorie memang sudah tua dan dia tidak memiliki keluarga lagi. Suaminya telah meninggal dan dia tidak memiliki anak. Dua minggu yang lalu , dia baru merayakan hari ulang tahunnya ke- 60 tahun dan keadaannya waktu itu kurang sehat. Aku masih ingat terakhir kalinya aku bertemu dengannya. Aku berbicara banyak dengannya. Dia juga memberikan pesan untukku supaya aku dapat lebih menjaga diriku sendiri dan mematuhi keinginan kakakku untuk menjagaku menggunakan jasa pengawal pribadi, karena semua itu demi kebaikanku. Aku tidak menyangka itu akan menjadi pesan terakhir untukku. Kami berdua memang sangat dekat dan aku merasa sangat sedih, karena telah kehilangan bibi Marjorie untuk selamanya. Aku langsung menerobos masuk rumah begitu aku sampai. Keluargaku ternyata sudah menungguku di ruang tamu. Di sana aku melihat seorang pria asing dengan setelan jas rapih dan kepala botak di tengah. Semua mata tertuju kepadaku. Aku segera duduk dengan canggung. "Akhirnya kamu pulang juga. Kami sudah menunggumu dari tadi,''ujar kakakku. ''Maaf sudah menunggu lama. Sebenarnya apa yang terjadi?'' Aku mengedarkan pandangan ke sekelilingku. ''Ini Mr. Hoffman. Dia adalah pengacara bibi Marjorie.'' Kakakku memberikan penjelasan kepadaku, tapi aku masih merasa bingung untuk apa pengacara bibi Marjorie datang ke rumah kami. ''Mr. Hoffmanlah yang memberikan kabar kepada kita tentang kematian bibi Marjorie,''tambahnya. Pengacara itu menganggukkan kepalanya kepadaku. ''Sebenarnya apa yang terjadi dengan bibi Marjorie? Kenapa dia bisa sampai meninggal?''tanyaku kepada pengacara itu. ''Mrs. Drewin, dua hari yang lalu mengalami sesak napas parah dan meninggal tidak lama setelah dibawa ke rumah sakit.'' ''Kasihan sekali bibi Marjorie. Kenapa Anda baru memberitahu kematiannya sekarang?'' Pengacara Hoffman terdiam, lalu berkata,'' Ini permintaan Mrs. Drewin. Dia tidak ingin kalian bersedih atas kematiannya.'' Aku kembali menangis dan Elwyn saudara kembarku memelukku. ''Kami semua bersedih atas meninggalnya bibi Marjorie,''bisik Elywn di telingaku. Suara dehaman sang pengacara membuat kami mengalihkan perhatian kepadanya. Pengacara Hoffman memandangi kami satu persatu dan mulai berbicara. ''Kedatangan saya ke sini selain untuk memberitahukan kematian Mrs. Drewin, saya juga akan membacakan surat wasiat Mrs.Drewin.'' Semua orang yang ada di ruangan itu terhenyak kaget. ''Wa...warisan,''seru ibuku. ''Benar.'' Kami semua saling berpandangan. Pengacara Hoffman kembali berbicara sambil memegang dokumen di tangannya yang mungkin adalah surat wasiat bibi Marjorie. Aku duduk tegak mendengarkan isi surat wasiat itu.Surat itu berisi rumah bibi Marjorie yang berada di selatan Inggris di wariskan kepadaku. Tentu saja semua anggota keluargaku terkejut. Aku sendiri pun terkejut. Aku sama sekali tidak menyangka bibi Marjorie akan memberikan rumahnya kepadaku meskipun aku tidak pernah berkunjung ke rumahnya yang berada di Inggris selatan. Pengacara Hoffman memberikan kunci rumah bibi Marjorie kepadaku. Aku menatap kunci itu. ''Rumah itu sudah menjadi milik Anda Lady Sebille,''ujar pengacara itu dengan tersenyum. ''Mrs. Drewin juga menuliskan surat ini kepada Anda.'' Pengacara Hoffman memberikanku sebuah surat yang bersegel menggunakan lilin merah dengan huruf D yang tercetak di sana beserta sebuah kotak kayu panjang kepadaku. Aku menerimanya dengan ragu-ragu. Aku penasaran apa isi yang ada di kotak itu. Setelah pengacara Hoffman memberikan surat bibi Marjorie untukku, pengacara itu berpamitan pulang. Nymphadora mengantar pengacara itu sampai pintu depan. Air mataku kembali mengalir saat memperhatikan surat itu, lalu aku mendekap erat suratnya. Dua pasang lengan mungil memeluk dari samping kiri kananku yang ternyata adalah dua keponakan kembarku. ''Bibi Sebille, jangan menangis lagi!''seru Applemary. ''Aku akan menjaga dan melindungi bibi Sebille, jadi jangan menangis lagi,''ujar Emerico. ''Terima kasih.'' Aku memeluk mereka berdua. Applemary dan Emerico adalah saudara kembar seperti aku dan Elwyn. Mereka adalah anak-anak dari kakakku, Carmichael dan Aimee. Setelah Empat tahun pernikahan mereka akhirnya mereka dikaruniai anak kembar. ''Ayo anak-anak jangan ganggu bibi Sebille lagi,''kata Aimee. ''Tidak apa-apa, kak Aimee.'' ''Kamu sepertinya sangat lelah. Sebaiknya istirahat saja di kamar.'' Aimee melirik ke arah surat dan kotak kayu di pangkuanku, lalu ia tersenyum.''Bukannya kamu perlu membaca surat itu. Pergilah ke kamar!'' ''Baiklah.'' ''Ayo anak-anak jangan ganggu bibi kalian dulu.'' Aimee membawa kedua keponakanku dan aku pergi menuju kamarku yang berada di lantai atas. Sesampainya di kamar aku menutup pintu dan cepat-cepat membuka surat bibi Marjorie. Sebilleku tersayang, Saat kamu membaca suratku ini mungkin aku sudah tidak ada lagi di dunia ini. Aku merasa umurku tidak panjang lagi, maka dari itu aku menulis surat ini untukmu. Pertama, aku ingin mengucapkan banyak terima kasih sudah mau menjadi teman terbaikmu. Aku tahu, kamu adalah gadis yang sangat baik dan aku merasakannya sejak pertama kali kita bertemu. Aku sudah menganggapmu sebagai keponakanku sendiri dan aku tahu , aku bisa mempercayaimu. Sebille sayang, ada sesuatu yang ingin aku beritahukan kepadamu. Sebuah rahasia besar yang aku dan keluargaku simpan selama ratusan tahun . Rahasia ini diturunkan dari generasi ke generasi di dalam keluargaku karena aku tidak memiliki keturunan, jadi aku memberitahukan rahasia ini kepadamu dengan harapan kamu akan menjaga rahasiaku, karena aku sangat mempercayaimu kalau kamu akan menjaga rahasia besarku ini. Di dalam kotak kayu tersimpan sebuah perkamen tua milik Clementine Rosewheater yang umurnya sudah seribu tahun. Perkamen itu sangat berharga dan juga berbahaya , jika jatuh di tangan orang yang salah. Kamu harus menyimpannya baik-baik dan jangan katakan kepada siapa pun tentang perkamen itu. Aku dan keluargaku sudah menyimpannya selama ini dengan baik. Tidak ada seorang pun yang mengetahui kalau perkamen itu berada di tangan keluargaku. Berjanjilah kamu akan menjaganya untukku dan berjanjilah untuk menjaga rahasia keluargaku hanya itu permintaanku. Setelah membaca surat ini, bakarlah surat ini. P.S :Gunakan kunci yang aku berikan kepadamu sebagai liontin kalung untuk membuka kotak kayu. Marjorie Drewin Aku cepat-cepat melepaskan kalung pemberian bibi Marjorie di hari ulang tahunku ke-219 tahun. Usia yang tidak biasa bukan? karena aku terlahir di tahun 1814 . Aku bisa hidup sampai sekarang itu, karena gara-gara Nymphadora menidurkan kami selama 199 tahun ketika usiaku masih enam tahun. Aku memasukkan kuncinya dan memutarnya perlahan, terdengar suara kunci terbuka . Aku membuka kotak kayu itu dengan perlahan. Di dalam kotak kayu itu memang terdapat segulung perkamen tua yang diikat oleh pita merah. Aku mengambilnya dengan hati-hati takut gulungan perkamen tua itu rusak, karena melihat umur perkamen itu. Dengan jantung berdegup aku membuka ikatan pita merah itu dan perlahan-lahan aku membuka gulungannya. Aku melihat tulisan-tulisan yang meliuk indah dengan tinta emas memenuhi isi perkamen itu dengan bahasa yang tidak aku mengerti dan aku kembali menggulungnya, lalu menyimpannya kembali di kotak kayu. Aku menyembunyikan kotak kayu itu di mana tidak seorang pun mengetahuinya. Aku akan memenuhi permintaan terakhir bibi Marjorie untuk menjaga rahasia keluarganya. Suara bunyi kepakan sayap membuatku terkejut. Aku berjalan menuju jendela kamar . Di sana aku melihatnya. Makhluk bersayap yang terbuat dari batu . Wajahnya menyeramkan dengan matanya besar dan bertanduk di kedua sisi dahinya. Makhluk menyeramkan itu adalah gargoyle dengan wujud kambing bersayap yang sudah mengawasiku diam-diam kurang lebih selama empat belas tahun sejak umurku enam tahun. Aku mengetahui jenis makhluk itu saat aku membaca buku-buku makhluk mitos di salah satu koleksi buku milik Nymphadora. Selama ini aku tidak mengatakan apa pun tentang makhluk aneh yang selalu mengawasiku kepada keluargaku, karena aku tidak ingin membuat mereks ketakutan dan cemas. Tapi itu tidak masalah selama makhluk itu tidak menyakitiku atau pun keluargaku.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD