About Rafka

1032 Words

Calysta masih saja menangis dipelukan Langit, membuat Adik laki-lakinya itu benar-benar merasa bersalah. Salahnya karena ia kurang bisa melindungi Kakak satu-satunya itu. Salahnya karena ia tidak membuat pertahanan yang kuat agar Ayah gilanya itu tidak harus masuk ke dalam rumahnya. Kalau saja ia lebih kuat. Mungkin tidak akan ada kejadian yang memilukan ini. Langit perlahan mengusap kepala Calysta dan mengecup kepalanya lembut. "Tidur gih, Calysta biar gue dan Anggi yang jaga." Langit berujar. "Gue harus gimana Lang?" Calytsa terisak kuat, "...gue enggak bisa kaya gini terus, gue enggak bisa buat lo khawatir terus. Lo juga harus punya kehidupan sendiri. Lo--" "Lo dan Anggia adalah hidup gue! Jadi jangan pernah lo mikir, kalo lo nyusahin gue. Lo harus tau, kenapa gue sampe kerja mati

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD