Hari baru, Kelas baru! “Key..., Keyla!!” Ibu Dina menggu tubuhku, berusaha membangunkanku dari mimpi menyedihkan itu. Aku tersentak, kembali dari alam tidur dengan perasaan berkecamuk. Kudapati wajah Ibu Dina sedang tersenyum tulus di hadapanku. “Kamu mimpi lagi, Teh?” Ibu Dina mengusap keringat di kening, juga air mata yang meleleh dari sudut mata menuju daun telinga. “Hah? Mimpi?” Kuharap semua itu memang hanya mimpi. Kuharap semua itu tidak benar-benar terjadi. Tapi apa daya, semua berakhir sebagai harapan saja. Aku benar-benar terlempar. Ke tempat yang benar-benar baru dan tidak aku kenal. Aku berada di dunia yang baru. Dunia yang masih harus kurapikan dan kubangun sendiri. Aku butuh crayon milik Dian untuk mewarnai duniaku saat ini. Kutatap wajah cantik Ibu Dina, kasih sayang

