Bab 3 Lu Jian Chen datang Untuk Menangkapnya

2098 Words
Beberapa jam kemudian, di saat yang sama dan di tempat yang lain, Lu Jian Chen mengerutkan kening dalam seraya membaca surat perjanjian perceraian mereka yang baru. Itu adalah versi penyesuaian yang dibuat setelah hasil sidang hari ini, dan dikirim sendiri oleh pengacara sang istri ke apartemennya. Dia tahu kalau awal mula alasan pernikahan mereka didasari oleh kepentingan perusahaan, dan yang paling utama adalah wanita itu terobsesi kepadanya sampai dengan liciknya melakukan banyak hal jahat demi mendapatkan dan mengendalikannya setelah menikah. Untungnya, dia jarang pulang ke vila yang membuatnya merasa geli dan tidak nyaman, hingga meninggalkan An Yuan seorang diri di sana bagaikan wanita yang ditinggal mati suaminya selama bertahun-tahun. Yang tidak dia mengerti, kenapa dalam surat perjanjian perceraian mereka yang baru, Gu An Yuan seolah ingin menelannya hidup-hidup? Bukankah dia tidak menginginkan sepersen pun aset darinya? Bukankah dia bilang hanya ingin mencintainya setulus hati, dan bersungguh-sungguh ingin menjadi istri yang penurut? Tidak ingin apa pun selain cinta darinya? Kenapa sekarang malah berbanding terbalik dengan ucapannya dulu? Dengan kata lain, Gu An Yuan seperti ingin menjadi musuh sejati baginya dalam hal perebutan saham dan properti miliknya. Padahal, sebelumnya, dia tidak memaksakan apa pun seolah menjadi seorang pertapa yang suci, dan malah banyak membantunya dengan membujuk ayahnya yang berkuasa untuk membantu menyelesaikan krisis di perusahaan keluarga Lu. Meskipun Lu Jian Chen tahu bahwa penyebab perusahaan mereka mengalami masalah sebenarnya adalah ulah ayah mertuanya sendiri. Tentu saja dia melakukannya agar mewujudkan keinginan putri satu-satunya bisa menikah dengannya. Dalam perjanjian pra pernikahan mereka, dikatakan kalau Gu An Yuan tidak akan meminta apa pun harta dari keluarga Lu, tapi sekarang dia malah menuntut pembagian aset yang adil dan malah disertai ancaman? Sekalipun yang dituntutnya hanyalah milik pribadi Lu Jian Chen, nilainya tentu saja tidak sedikit. Gu An Yuan sangat pandai berkelit dari perjanjian pra nikah mereka, dan itu membuat Lu Jian Chen merasa dibodohi dan dipermainkan sampai akhir. Apakah dia sudah merencanakan semua itu? Ataukah dia sangat marah setelah ditelantarkan sebagai istri hingga akhirnya memberontak seperti sekarang? Apakah perselingkuhannya juga adalah salah satu bentuk balas dendamnya karena tidak pernah diberikan cinta untuknya? Apa pun itu, Lu Jian Chen tidak bisa memahami cara berpikir istrinya. Dia tamak, kekanak-kanakan, licik dan sangat jahat. Bagaimana bisa dia tidak curiga dengan segala rencananya sekarang? Dia sangat jijik dengan kelakuan Gu An Yuan yang suka bermuka dua. Berkata sangat mencintainya, tapi malah bermain belakang dengan pria muda? Hati Lu Jian Chen panas membara setiap kali mengingat foto-foto memalukan istrinya. Di saat hatinya semakin merumit, ponsel di atas meja kerja tiba-tiba berbunyi. apartemen yang cukup sunyi itu membuat deringan ponselnya menggema sedikit menakutkan. Sama menakutkannya dengan wajah tampan yang menggelap suram tersebut. “Halo? Ada apa?” sapanya dingin, tidak ada niat menjawab telepon di saat suasana hatinya sangat buruk. Tapi, dari nada deringnya dia tahu kalau itu mendesak. “Tuan Lu, saya punya kabar untuk Anda mengenai kelakukan Nyonya Lu,” balas pria di seberang telepon. Suaranya dalam dan kuat. Kening Lu Jian Chen mengeryit pelan. Pria yang menjadi lawan bicaranya adalah seorang detektif swasta yang sengaja disewa untuk menyelidik perselingkuhan istrinya, dan juga untuk mengawasi perilakunya yang sangat aneh akhir-akhir ini. Jika dia meneleponnya di saat larut seperti sekarang, maka hanya satu yang pasti. Gu An Yuan besar kemungkinan sedang membuat masalah besar. Lagi. “Katakan,” titah Lu Jian Chen dingin. Sorot matanya meredup dengan amarah tertahan di sana. *** “Nona, katakan, kamu tinggal di mana? Aku akan mengantarmu pulang. Sejak tadi, aku melihatmu sudah mau tumbang. Sebut nama saja kamu tidak bisa, bagaimana yang lain?” bujuk seorang pria muda yang duduk di sebelah An Yuan di meja bar. Gu An Yuan sebenarnya tidak suka minum alkohol, dan jelas tidak suka mabuk-mabukan. Dia bahkan hanya memesan bir tanpa alkohol sepanjang malam, tapi malah dikerjai oleh Xiu Ying dan minum segelas penuh hingga habis. Kadar alkoholnya sebenarnya tidak banyak, tapi cukup membuatnya pusing dan tidak nyaman. “Tidak. Aku tidak mau pulang. Kenapa aku harus pulang ke tempat dingin bagaikan neraka itu?” balasnya dengan gumaman mabuk, matanya sendu dan tampak setengah melamun, sangat kesal memikirkan vila hadiah pernikahannya harus diperjuangkan seperti orang bodoh di pengadilan hanya karena ingin membuat Lu Jian Chen kesal. Kalau bisa, Gu An Yuan ingin sekali membakar vila itu hingga rata dengan ke tanah agar bisa menghangatkannya sedikit. Tapi, itu tidak mungkin, kan? Lu Jian Chen pasti akan menuduhnya sebagai wanita super jahat dan pelaku kriminal. Tentu saja pasti langsung memasukkannya ke dalam penjara agar hatinya puas dan tenang. “Dingin? Bagaikan neraka? Kalau begitu, bagaimana kalau kamu bersamaku saja sepanjang malam ini, dan aku akan menghangatkanmu dengan pelukanku?” godanya dengan nada mabuk yang dua kali lebih berat daripada An Yuan. Pria yang tengah menggodanya itu sebenarnya sangat tampan untuk seusianya, bahkan bisa dibilang dia jelas terlihat lebih muda beberapa tahun dari An Yuan. Menyadari hal itu, An Yuan terkekeh sambil menepuk-nepuk pelan sebelah pipinya, dan berkata penuh makna, “adik tampan, apakah kamu tidak takut kepada kakak? Kamu berani menggodaku seperti ini? Tidak takut aku akan melahapmu sampai habis? Begini-begini, aku sudah mau berumur 30 tahun, loh? Lebih tepatnya, sebentar lagi akan berumur 26 tahun. Kamu tidak keberatan bersama wanita tua?” Gu An Yuan terlihat sangat manis dan menggoda dengan gaun merah muda menyala miliknya, dan lebih menarik dengan sedikit permak yang dilakukannya menggunakan gunting pada beberapa bagian gaun itu. Kesan nakal dan dewasa segera hadir padanya, tapi wajahnya yang kecil mungil dan halus membuatnya terlihat selalu awet muda bagaikan kristal bening yang rapuh. Tidak peduli apa pun yang melekat di tubuhnya. Pria tampan itu tergelak hebat, meraih sebelah lengan Gu An Yuan, dan membantunya berdiri karena limbung hingga masuk ke dalam pelukannya. “Kalau umur segitu, bukan apa-apa. Tahun ini aku akan berumur 25 tahun. Kalau hanya beda satu tahun, apa masalahnya?” Gu An Yuan yang mabuk seketika kaget dalam diam, mata terkunci kepada wajah tampan pria itu. Apakah dia juga punya wajah baby face sepertinya? Ataukah mata Gu An Yuan mulai tidak beres gara-gara terlalu mabuk? Sudahlah! Dia tidak peduli apa pun lagi! Bukankah malam ini dia berniat bersenang-senang? Lagi pula, pria sewaan yang dihubunginya tidak bisa dimintai tolong. Mungkin dia bisa memanfaatkan sedikit pria tampan di depannya untuk membuat Xu Xiu Ying berhenti mengasihaninya yang datang ke sini tanpa pasangan sama sekali. Musik berdentum-dentum semakin kencang di udara ketika kedua orang itu mulai turun ke lantai dansa. Dari jauh, Xu Xiu Ying yang sengaja membiarkan An Yuan sendirian agar bisa memancing seorang pria, seketika tertawa diam-diam sambil menyesap cepat minumannya. Akhirnya, taktiknya berhasil juga! Xiu Ying sebenarnya tidak percaya kalau temannya itu berselingkuh. Sekalipun dia tidak tahu apa yang sedang disembunyikan darinya, dia masih tetap harus menjadi teman yang baik dan pengertian, bukan? Selama beberapa saat, Gu An Yuan menikmati kesenangan di lantai dansa bersama pria muda yang mengaku bernama Zhang Zhou Wei. Dia ternyata sangat menarik, energik, jenaka, dan sangat tahu bagaimana menghibur orang. Sesekali Gu An Yuan tertawa bersamanya, lalu kembali menari dengan hati puas dan gerakan super bebas. “Kakak, ternyata kamu sangat pandai menari! Bagaimana bisa kamu menyembunyikan bakat alamimu ini? Aku hampir saja rugi 100 tahun dibuatnya!” goda Zhang Zhou Wei dengan senyuman manis yang memikat. Gu An Yuan jelas sangat terhibur, dan saking semangatnya dengan musik yang menghentak, tanpa sadar dia maju ke depan dan meraih lehernya untuk dipeluk. Niatnya hanya ingin berbisik di telinganya agar bisa membalas kalimat godaan itu, karena suara di sini sangat ribut. Tapi, punggungnya malah didorong oleh seseorang tanpa sengaja hingga dia malah memeluk erat tubuh Zhang Zhou Wei bagaikan pasangan yang dimabuk cinta. “Kakak! Apakah aku sungguh sangat menarik di matamu? Pelukanmu sangat kuat! Mau jadian dengaku, tidak?” kekeh Zhang Zhou Wei kegirangan, merasa dia mulai benar-benar menyukai wanita unik dalam pelukannya itu. Tidak hanya sekedar ingin main-main belaka. Aroma tubuh Zhang Zhou Wei ternyata sedikit mirip dengan aroma tubuh Lu Jian Chen. Ini sedikit membuat An Yuan yang mabuk malah terlena hebat oleh hal yang familiar itu, dan secara alami dia mulai menggeliat gelisah sambil memeluknya penuh damba. “Iya. Menarik. Kamu sangat menarik di mataku,” gumamnya pelan, setengah meracau dengan mata terpejam erat. Kedua tangan sudah menjelajah nakal di punggung sang pria. Otaknya juga sudah semakin tenggelam oleh sensasi mabuk yang bercampur dengan rasa ngantuk dan lelah. Apakah akan seperti ini rasanya jika dia memeluk Lu Jian Chen? Gun An Yuan tidak pernah merasakan pelukan dari suaminya selama mereka menikah, dan pagi tadi dengan mata kepalanya sendiri, dia malah melihat suaminya memeluk mesra wanita lain tanpa ada rasa bersalah sedikit pun. Dipikir-pikir, dia hanya selalu bisa melihat suaminya memeluk wanita lain. Sementara dia hanya menjadi penonton seperti orang bodoh. Di mana keadilan untuknya? Bukankah Lu Jian Chen seharusnya adalah miliknya? Rasa iri dan cemburu tentu saja berkobar di dalam hatinya pagi tadi, tapi An Yuan tidak suka menunjukkan emosinya ketika sedang berhadapan langsung dengan Lu Jian Chen dan Feng Jia Ju. Dia tidak mau kalah! Tidak mau diinjak-injak lagi oleh mereka berdua! Enak saja! Dasar pasangan selingkuh sialan! Di sisa terakhir hidupnya, dia ingin menjadi kuat dan tidak mau bergantung pada perasaan lemah yang disebut cinta! Dia ingin bebas! Sangat, sangat bebas! Detik demi detik berlalu, dan kedua orang itu semakin terlena dalam alunan musik yang menggema. “Kakak, jadilah wanitaku malam ini. Bagaimana?” tanya Zhang Zhou Wei sungguh-sungguh meski masih dalam keadaan mabuk, kedua tangannya dengan cepat menarik pinggangnya agar tubuh mereka semakin dekat. Gu An Yuan yang sedang tertawa lepas dan bahagia, hanya bisa mengangguk cepat berkali-kali, dan ketika cubitan datang ke dagunya, dia tertegun menyadari apa yang akan terjadi berikutnya. “Kamu sangat cantik, Gu An Yuan. Aku mencintaimu,” ujar Zhang Zhou Wei lembut dengan nada rendah yang berbisik kecil, lalu memiringkan kepalanya untuk menyatukan bibir mereka berdua. Melihat bibir merah lembut yang datang menghampirinya, Gu An Yuan melamun dengan sorot mata tidak jelas. Dia belum pernah berciuman selama ini. Seluruh tubuhnya bisa dikatakan masih suci selama dia menikah dengan Lu Jian Chen. Dia adalah tipe wanita kolot yang sangat menjaga jarak dengan para pria yang bukan seharusnya dia sentuh. Namun, ketika dia menerima vonis dari dokter terkait penyakit mematikan yang dialaminya, Gu An Yuan tiba-tiba saja masa bodoh dengan prinsipnya. Hal itu semakin retak ketika sandiwara perselingkuhannya dimulai. Sangat disayangkan bahwa tubuhnya yang suci bersih, malah dilemparkan kepada pria lain dengan alasan yang sangat konyol. Gu An Yuan tidak membalas ucapannya, tapi dia jelas membalasnya melalui gerakan yang sama dengan pihak sang pria. Xu Xiu Ying yang mengawasi mereka dari jauh sejak tadi, tiba-tiba menegang dengan raut wajah penuh antusias! Kedua bola matanya membesar hebat! “Yuanyuan! Kamu pasti bisa! Taklukan pria muda itu!” bisiknya penuh semangat. Ketika dua bibir lembut itu akan segera menyatu, tiba-tiba saja sebelah lengan Gu An Yuan ditarik kencang hingga membuatnya mundur sempoyongan tidak jelas. “Hei! Apa yang kamu lakukan?! Lepaskan dia!” teriak Zhang Zhou Wei marah, baru saja dadanya didorong kuat oleh pendatang baru itu, dan kini menyadari Gu An Yuan berada dalam genggamannya. “Dia adalah istriku. Pergi dari hadapanku sebelum aku melaporkanmu ke polisi,” ucap Lu Jian Chen super dingin, menyipitkan mata penuh kebencian dan amarah. Zhang Zhou Wei membeku pucat dalam diam mendengar pengakuannya, melirik linglung ke arah Gu An Yuan yang tampak sudah pusing berat gara-gara ditarik sangat kuat sebelumnya. Sepertinya dia mulai sangat tidak sadar dan sudah mau pingsan. ............................ *Catatan Author Hola! NatsuHika di sini!^^ Dengan berat hati saya umumkan kalau cerita ini mungkin tidak akan tersedia di sini, ya guys. Saya tidak janji bisa kontrakin ceritanya di sini. Ada hal-hal yang cukup sulit saya jelaskan kepada semua pembaca. Btw, ini tokoh ceritanya saya ubah, ya! Dulu nama tokoh utama wanitanya adalah Ayana, sekarang menjadi Gu An Yuan. Dulu tokoh utama prianya adalah Andara Lu, sekarang menjadi Lu Jian Chen. Latar yang semula niatnya Indonesia, sekarang menjadi luar negeri. Ini cerita yang saya niatkan akan bernuansa sangat kental dengan aura novel Cina terjemahan, maka dari itu akan mengandung unsur angst yang sangat kuat. Siksaan dan salah paham bertubi-tubi. Kalau ingin mengikuti kelanjutan kisahnya, bisa kalian ikuti slow update di lapak sebelah, ya! Tempat yang sama di mana kisah Casilda dan Arkan berada update lebih cepat dan banyak (K4ryakars4). Di sana sudah terkunci juga, dan updatenya akan teratur meski agak lambat karena saya update on going banyak cerita di saat yang sama. Oh, ya! Babnya hanya akan di bawah/ pas di 150 bab. Tidak akan sepanjang cerita saya yang lainnya.^^ Terima kasih sudah mampir!^^ .................. Harap maklum jika masih banyaak typo bertebaran, ya, guys! Saya belum edit dengan baik, karena terburu-buru mengejar waktu deadline.

Great novels start here

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD