Akhirnya

2064 Words

    Kedua matanya mengerjap menatap mereka. Bibirnya melengkungkan senyuman tulus nan murni. Senyum yang sudah sekian lama tak bisa ia lakukan dengan benar.     Kedua orang tuanya di sini. Berada di sisi kanan dan kiri. Wanda menggenggam jemarinya. Tak henti-henti mengucap doa demi kelancaran dan kemudakan proses pembedahan.     Sandi pun sama. Belum pernah Nares melihat ayahnya menangis. Baru sekali ini. Lebih istimewanya, Sandi menangis karena dirinya. Bukan menangis karena ia melakukan hal buruk. Namun menangis karena terlalu khawatir. Takut akan terjadi apa-apa padanya nanti.     Nares kini tahu, dan bisa merasakan, mereka begitu mencintainya. Amat sangat mencintainya.     "Jangan kehilangan semangat, Nak. Kami semua berdoa untuk kamu. Semoga operasi berjalan lancar. Kemudian setel

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD