"Apa yang bikin kamu rahasiain tentang suami kamu ke semua orang? Bahkan kamu dan Pak Abrar berani ambil resiko dengan menyebarkan berita pernikahan tapi engga mengundang kalangan petinggi perusahaan hanya demi menyembunyikan identitas dari suami kamu itu. Apa kamu tahu kalau banyak petinggi yang bicara buruk soal kamu di belakang kamu?" Ferdinan menatap geram pada wanita yang kini dengan santainya membolak-balikan dokumen tanpa menghiraukan keberadaannya. "Nareswari! Aku lagi ngomong sama kamu!" pekiknya tertahan. Nares akhirnya mengangkat wajah dari dokumen di depannya dan membalas tatapan mata Ferdinan. "Aku dan dia punya alasan sendiri kenapa ngelakuin itu. Dan soal pandangan orang lain ataupun petinggi perusahaan, aku rasa itu adalah hal yang masih bisa aku anggap biasa. Toh pada d

