Chapter 1b

1460 Words
Mike membentangkan selimut ke atas rerumputan, beberapa meter dari gazebo yang terletak di bagian timur taman. Seperti yang ia sebutkan sebelumnya, cuaca hari ini memang cukup cerah, meskipun sudah di akhir musim gugur. Ailee mendudukkan Aaron di atas selimut yang terbentang lalu membongkar keranjang makanan mereka. “Hey jagoan, kau harus cepat besar,” seru Mike setelah menghabiskan sandwich tuna buatan Ailee dan mulai mengganggu Aaron yang sedang sibuk mengunyah biskuit bayinya dalam diam. “Daddy ingin bermain bola denganmu, jadi segeralah aktifkan kaki-kakimu untuk berjalan.” Mike mengusap-usap kepala Aaron dengan gemas yang kemudian dihadiahi lemparan biskuit oleh si kecil. “Lihat dia marah,” seru Ailee sambil tertawa. “Kau mengganggu acara makannya.” Mike juga ikut tertawa, tapi sesaat kemudian memasang wajah galak dan menatap Aaron dengan serius. “Jadi sekarang kau sudah pandai melawan Daddy ya?” tanyanya pada si kecil yang balas menatapnya dengan mata bening yang begitu polos. Ekspresi tanpa dosa Aaron membuat Mike akhirnya tidak dapat mempertahankan wajah galaknya lebih lama lagi. Sambil tersenyum, diraihnya si kecil itu dan diangkatnya ke udara. Membuat sekeliling mereka yang cukup sepi siang itu dipenuhi oleh pekikan gembira Aaron yang sedang di ayun-ayun ayahnya ke udara. “Oke, cukup,” seru Ailee beberapa saat kemudian agar Mike menghentikan kegiatannya. “Itu membuatku takut.” Mike menghentikan kegiatannya dan membawa Aaron kembali duduk. “Itu hukuman karena melemparkan biskuit ke arah Daddy.” Ditatapnya Aaron dengan serius. “Jika Mommy tidak menyelamatakanmu, maka proses hukumanmu tadi akan berlangsung lebih lama lagi.” Bukannya takut, Aaron malah tertawa menatap Mike lalu merangkak dan naik ke atas pangkuannya. “Jika itu hukumannya aku yakin dia akan lebih sering melemparmu dengan makanan,” ujar Ailee lalu menutup mulut Aaron yang tiba-tiba menguap sambil merebahkan kepalanya ke perut Mike. “Jadi hukuman apa yang sebaiknya kuberikan?” Mike memindahkan Aaron ke posisi nyaman di atas pangkuannya, karena si kecil itu terlihat ingin tidur. “Apa aku harus menghukumnya dengan hukuman yang sama seperti yang sering kuberikan padamu?” godanya. “Jangan mulai,” seru Ailee panik lalu setengah berdiri untuk meraih stroller Aaron mendekat. “Lihat wajahmu memerah.” Mike tertawa geli melihat istrinya menghindari topik pembicaraan yang berbau m***m dengannya itu. “Jangan berisik,” tukas Ailee pura-pura marah. “Aaron tidak akan bisa tidur bila kau terus tertawa.” Diraihnya tubuh si kecil dari pangkuan ayahnya dan mulai meninabobokkannya di gendongan. Mike menghentikan tawanya, tapi bibirnya tetap menyunggingkan senyum menggoda. Selama Ailee berusaha membuat Aaron tertidur, Mike memang menghentikan keusilannya dan menunggu dengan sabar. Tapi setelah Ailee membaringkan Aaron ke dalam stroller, ia langsung menubruk istrinya dan mulai bertingkah seperti anak kecil. “Aku juga ingin dininabobokkan, Mommy,” ujarnya manja dan langsung merebahkan kepala ke atas pangkuan Ailee. “Entah kenapa aku juga tiba-tiba merasa mengantuk.” Ailee mengusap kepala Mike yang kini berbaring dengan nyaman di pahanya, membuat Mike langsung memejamkan mata. “Dasar tidak mau kalah,” dicubitnya hidung suaminya itu dengan gemas. Sudut bibir Mike terangkat dan matanya kembali terbuka. “Memangnya kenapa? Apa hanya Aaron seorang yang boleh bermanjaan denganmu?” tanyanya dengan wajah yang dibuat pura-pura sedih. “Jadi aku tidak boleh ya?” “Ini adalah tempat umum, Daddy. Apa kau tidak malu? Bagaimana bila ada yang melihat tingkahmu tadi?” tanya Ailee sambil memainkan jemarinya di antara rambut Mike yang lembut. “Biarkan saja. Aku hanya ingin sedikit bermanjaan dengan istriku, terserah mereka akan bekata apa,” jawab Mike cuek. Ailee tersenyum mendengar jawaban Mike lalu menundukkan kepala untuk mencium bibirnya. “Tidurlah, kau pasti capek karena bersepeda tadi.” Mike menengadahkan kepala untuk menatap istrinya. “Terimakasih. Maaf menyusahkanmu, aku tidak tahu kenapa belakangan ini sering kali merasakan kantuk.” “Mungkin karena sakit minggu lalu tubuhmu minta istirahat lebih banyak,” ujar Ailee sambil mengusap dahi Mike agar segera memejamkan mata. “Tidurlah, aku akan membangunkanmu jika kakiku mulai terasa pegal.” Mike tertawa pelan lalu memejamkan mata. “God, I love this woman so much,” gumamnya sambil tersenyum. Membuat Ailee yang mendengarnya juga ikut menyunggingkan senyum. Selama Mike dan Aaron tidur, Ailee menghabiskan waktu dengan membaca novel yang tadi ia bawa bersama dengan perlengkapan bayi milik Aaron. Karena sudah menduga keduanya pasti akan tidur, ia sengaja menyisipkan sebuah novel agar tidak merasa bosan di saat harus menunggui mereka berdua hingga terbangun. Saat sedang asik membaca novel, Ailee mendengar seorang wanita yang berada tak jauh dari mereka berseru. “Bukankah itu pria tampan di toilet tadi?” Ailee mengintip dari balik novel bacaannya dan mendapati beberapa orang wanita tengah menatap ke arah mereka, lebih tepatnya ke arah Mike yang sedang tertidur. Beberapa wanita lainnya berseru mangagumi wajah tampan suaminya itu. Mereka berkata sungguh beruntung salah seorang dari mereka tadi berhasil mengajak Mike berbicara. Ck, lagi-lagi penggemar Mike. Desah Ailee dalam hati lalu melanjutkan bacaannya yang tertunda. Akan tetapi, baru saja berhasil membaca satu paragraf, tiba-tiba suara seorang wanita terdengar begitu dekat. “Permisi, bisa tolong berikan ini pada Michael?” kata sebuah suara. Ailee menutup buku yang ia baca dan mendapati seorang wanita cantik tengah mengulurkan selembar kertas yang terlipat padanya. Surat cinta? Tanya Ailee dalam hati. Mengangguk, Ailee pun mengulurkan tangan untuk meraih kertas tersebut. Tapi rupanya sebelum Ailee berhasill meraih surat itu, Mike telah lebih dulu meraihnya.             “Kupikir kau tadi sedang tidur,” kata Ailee kaget dengan Mike yang tiba-tiba terbangun dan membawa kertas tersebut ke tangannya.             Mike berdeham lalu mengambil posisi duduk. Wanita yang tadi hendak memberikan kertas pada Ailee langsung mengalihkan tatapannya. Matanya fokus sepenuhnya pada Mike yang duduk setengah mengantuk dengan rambut yang sedikit berantakan karena tangan Ailee tadi. Dan itu membuat Mike tampak lebih menggoda.             “Hmm… itu nomor ponselku bila kau butuh sesuatu,” ucap wanita itu tiba-tiba yang langsung membuat Ailee terkejut. “Maaf tadi tidak sempat memberikannya padamu.”             Tidak pernah ada sebelumnya seorang penggemar Mike yang berani senekat ini.             Mike membaca kertas yang ada di tangannya sambil mengangguk tanda mengerti. “Oke, terimakasih,” ucapnya mengangkat wajah dan menatap wanita tadi sambil tersenyum. Membuat Ailee lebih terkejut lagi dengan reaksi yang Mike berikan.             Wanita itu terlihat salah tingkah karena mendapat senyuman maut dari Mike. “B-baiklah, aku permisi dulu,” katanya lalu langsung berbalik dan berlari menuju teman-temannya yang menunggu dengan mata berbinar.             Ailee mendengar salah seorang wanita diantara gerombolan itu berkata, ”Itu gila! Kau sangat berani melakukannya. Kau sungguh hebat. Tidakkah kau lihat ia sedang bersama istrinya?” Yang kemudian diikuti anggukan oleh yang lain.             Hey, apa mereka tidak tahu aku bisa mendengar apa yang mereka katakan. Omel Ailee dalam hati.             “Bisa saja itu bukan istrinya,” sela salah seorang dari mereka.             “Apa kau bodoh, lihat kereta bayi itu. Mereka sedang mengadakan piknik keluarga,” jawab yang lainnya.             “Bersama istrinya juga tidak masalah bagiku. Tidakkah kalian lihat, ia bahkan menerima kertas yang kuberikan dan menghadiahiku sebuah senyuman. Istrinya pastilah tidak cukup menarik sehingga ia menerima seorang wanita sepertiku,” ucap wanita yang tadi memberikan kertas dengan bangga.             Ailee merasa ingin muntah mendengar kepercayaan diri wanita itu. Tapi terbersit juga perasaan tidak enak di dalam hati. Tidak biasanya Mike menyambut orang-orang yang mengaguminya dengan sangat baik. Biasanya ia akan bertingkah cuek seperti tidak tahu apa-apa dan menganggap mereka tidak ada. Tapi kali ini ia bahkan tersenyum dengan wanita itu. Senyum yang selama Ailee mengenal Mike, tidak pernah ia berikan pada orang asing selain beberapa orang yang Ailee kenal. Membuat perasaan Ailee mendadak menjadi tidak enak.             “Siapa itu tadi?” tanya Ailee saat Mike kembali merebahkan kepalanya ke atas paha istrinya itu dan menyelipkan lipatan kertas yang wanita itu berikan ke dalam saku celananya.             “Aku bertemu mereka saat sedang mengganti pakaian di toilet tadi. Wanita itu bilang ia juga suka bersepeda dan bertanya banyak hal denganku,” jawab Mike dengan santai lalu kembali memejamkan mata.             “Jadi ia memberikan nomor ponselnya agar kalian bisa melanjutkan pembicaraan yang belum tuntas tadi?” tanya Ailee sedikit sinis. Entah kenapa melihat Mike yang bersikap sangat biasa itu membuatnya kesal.             “Ya, mungkin aku bisa menghubunginya lagi bila ada sesuatu yang diperlukan. Seperti yang ia katakan tadi,” jawab Mike seolah tidak mendengar nada sinis Ailee sebelumnya.             “Oh, begitu,” balas Ailee tajam. “Kalian sepertinya sudah sangat akrab ya, dia bahkan memanggil namamu tadi.” Ailee berharap Mike dapat menangkap kekesalan yang ia coba utarakan lewat cara bicaranya, tapi sepertinya Mike tidak dapat menangkap hal itu.             “Ya, begitulah. Kami tadi berkenalan, namanya Samantha.”             Aku tidak bertanya. Tukas Ailee dalam hati.             “Apa aku boleh tidur lagi?” Tanya Mike tanpa merasa bersalah sedikit pun atau mungkin sengaja menghindari amarah Ailee dengan cara berpura-pura tidak tahu.             “Silakan. Kakiku masih belum terasa pegal untuk menjadi bantalan kepalamu,” jawab Ailee sebal lalu kembali membuka novel yang tadi ia baca. Susah payah ia menahan diri untuk tidak menimpuk kepala Mike dengan novel yang ada di tangannya.             Ya Tuhan, ada apa denganku? Kenapa aku harus merasa kesal di saat Mike mencoba untuk bersikap ramah terhadap orang lain.             Benar-benar memalukan. Tidak seharusnya aku bersikap seperti ini. Aku cemburu pada hal yang jelas sangat biasa terjadi pada orang lain. Aku mungkin sudah termakan obrolan wanita-wanita itu tadi. Ya ampun, Mike pasti akan menertawakanku bila ia mengetahui hal ini.             Menarik nafas dalam, sambil mengutuk di dalam hati Ailee mencoba untuk menenangkan diri. Meskipun sorot mata yang dipancarkan Mike saat menatap wanita itu terus terbayang dalam ingatannya. Sorot mata yang biasa ia lihat hanya Mike berikan untuknya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD