Sesampainya di rumah, Mas William tak langsung pulang. Dia malah membantu membersihkan noda darah di lantai bekas Bang Leon terbaring tadi. Sudah dilarang, tapi pria itu bersikeras tetap melakukannya. "Makasih, Mas. Harusnya, biar aku saja yang bersihkan." "Enggak apa-apa. Jangan sungkan begitu," sahutnya seraya menurunkan kembali lengan kemeja panjangnya yang digulung. "Aku pulang, ya. Istirahatlah." Setelah memastikan mobil dia menghilang di belokan, aku baru mengunci gerbangnya dan kembali ke dalam. Ada yang berbeda dengan Mas William. Hari ini dia mendadak lebih pendiam. Apa kecewa karena kami batal pergi makan di luar? Tapi kurasa dia tidak akan marah hanya karena hal sepele itu. Ah, entahlah. Sekitar pukul tiga pagi, tidurku terganggu karena mendengar dering ponsel berbunyi. Me

