“Mami dan Papi serius pulang besok?” tanya Luvina ketika mereka sedang duduk di ruang keluarga dan menikmati tayangan televisi. “Iya nak, penerbangan kami jam 9 pagi,” jawab Habib. “Nggak bisa tinggal beberapa hari lagi?” “Nggak nak, soalnya udah terlanjur beli tiket dan memang pekerjaan banyak sekali yang menunggu,” sambung Rana membuat Luvina mendesah napas. “Kenapa desah napas kayak gitu?” “Padahal Mami sama Papi udah janji akan pulang setelah dua minggu.” “Tadinya nak, tapi karena jadwal Papi kamu yang padat ini yang buat kami harus pulang ke Jepang.” Rana meraih cangkir teh hangat dan menyesapnya. “Kalau papi kamu nggak ada kerjaan, kami juga nggak akan pulang dulu.” Luvina hanya merasa kurang melayani kedua mertuanya yang datang dari jauh, kasihan sekali jika harus di pikirkan,

