Ponsel Fahri bergetar, Luvina yang baru masuk kamar lalu meraihnya dan melihat nama ‘Joanna’, Fahri sudah tahu nama wanita yang sudah suaminya tolong itu. Fahri juga tak lagi menutup-nutupi hanya karena tak mau jika istrinya itu tahu dan marah. Fahri tak mau membuat sedih istrinya lagi dan memilih untuk tak ke kampus beberapa hari ini, karena luka istrinya pasti belum sepenuhnya sembuh. Luvina memberanikan diri mengangkat telepon yang harusnya untuk suaminya. ‘Halo. Assalamu’alaikum,’ ucap Luvina membuat mata Joanna membulat. Lama Joanna menjawab ucapan salam dari istri dosennya itu karena ketahuan menelpon dosennya di malam hari. ‘Halo? Siapa ini?’ tanya Luvina lagi meski sudah tahu siapa yang menelpon. ‘Saya … mahasiswi di tempat Pak Fahri mengajar bu,’ jawab Joanna. ‘Maaf jika saya

