”Akbar!” Aku tertawa saat melihat Akbar yang sedang berjalan di tengah sepinya basement tiba-tiba saja berjengit dan mengusap dadanya. Kaget dia. Aku membunyikan klakson satu kali untuk memberikan Akbar tanda posisiku. Jadi setelah tadi aku nekat meminjam mobilnya Kirana dan hanya bermodalkan GPS, aku mengemudi seorang diri ke mall dimana hotel tempat Akbar menginap berada. ”Bangke! Ngagetin lo. Parah.” Aku tergelak. ”Anggap latihan jantung, Bar.” Akbar menirukan ucapanku dengan mulut bebeknya. Aku berdecak, lalu beranjak berdiri dan berpindah ke jok penumpang di samping jok pengemudi tanpa keluar dari mobil. ”Keluar dulu bisa kali. Lo itu pake rok?! Buset dah ...” gerutu Akbar sambil membuka pintu mobil dan duduk di balik kemudi setelah menyimpan duffle bag-nya di bagasi. Aku mengangka