KONTES MENULIS INNOVEL II - ALL THE YOUNG
Pintu bilik Ivan diketuk. Ivan yang sedang sibuk membuat kerja di laptopnya berhenti seketika lalu membuka pintu.
Tersenyum Puan Lola memandang Ivan. Pandangan Ivan jatuh ke arah makanan dan minuman yang dibawa neneknya.
" Kamu ini kerja terus sampai lupa makan minumnya. Ni oma bawakan kamu makanan."
Puan Lola Meletakkan makanan itu di atas meja. Perlahan lahan duduk di atas katil Ivan.
" Oma kenapa si suka menyusahkan diri oma? kan Ivan bisa sendiri ambil makananya. Makasih yah oma "
Ivan memeluk neneknya. Sayang amat Ivan pada neneknya. Maklumlah Puan Lola satu satunya keluarga yang dia ada.
" Yah udah , makan dulu habis itu mandi nanti turun ke bawah yah . Oma mau ngomong sesuatu "
" Ngomong apa sih Oma?"
Kening diangkat. Penuh tanda tanya Ivan melihat neneknya.
" nanti aja lah oma Bicara yah. "
Puan Lola mengusap lembut rambut Ivan. Walaupun sudah berumur 21 tahun tetapi Puan Lola tetap memperlakukan Ivan seperti anak kecil.
Tersenyum Ivan diperlakukan begitu.
" iya oma. Kalau begitu Ivan siapkan dulu tugasan tugasan Ivan . Nanti Ivan turun yah"
.........................................................
Keadaan ruang tamu itu sunyi seketika. hanya bunyi dari radio sahaja yang kedengaran.
Pandangan Ivan jatuh tepat ke arah anak mata Puan Lola. Meminta kepastian sekali lagi. Hampir gugur jantungnya apabila mendengar ucapan neneknya sebentar tadi.
" Harus gimana lagi Ivan. Mau nga mau kamu harus balik ke Malaysia. Kita nga punya pilihan Ivan."
" Tapi oma....."
" Oma tahu ini sukar bagi Ivan tapi ini buat kepentingan Ivan juga ."
belum sempat menghabiskan ucapannya, Puan Lola lebih dahulu memotong percakapan Ivan.
" Kepentingan apa sih oma? Setelah 15 tahun kenapa perempuan itu harus dicari kembali oma! Kenapa?"
" Oma lupa yah kalau perempuan itu yang membuat kita semua menderita! Papi meningal kerana Perempuan itu oma ! Kerana dia!"
" Astafirullah Ivan! papi kamu itu meningal bukan kerana mama kamu tapi udah suratan Allah. Ivan istifar nak. "
" lantas , perempuan itu menghilang kerana suratan Allah juga oma? "
Sakit hati ivan bila memikirkan kembali semua peristiwa 15 tahun lalu.
" Ivan maafkan oma. Oma nga harus bicara soal ini tapi kamu harus dengar omongan Oma. Untuk kali ini aja. Oma mohon"
Air mata Puan Lola mengalir. Sebak hatinya memikirkan Ivan.
" Oma , Ivan nga pernah kurang ajar sama oma , selalu sahaja ivan menghormati oma tapi kali ini Ivan minta maaf oma. Ivan nga bisa. Kembali ke Malaysia itu terlalu berat buat aku oma. "
Ivan meraup kasar wajahnya. Jika diberi masa untuk memikirkan soal itu pun keputusan Ivan sudah bulat. Dia tidak akan meningalkan Indonesia hanya untuk mencari perempuan yang tidak berguna itu.
"Ivan nga kasihan yah sama oma?"
" Oma , Ivan sayang benar sama oma tapi bukan begini oma bukan ini!"
" Oma sadar nga , kalau Ivan kembali di Malaysia , siapa yang akan jaga Oma? "
" yah soal oma kamu jangan risau . kan oma bisa urus diri oma sendiri "
"oma.."
Dengan cepat Ivan berlutut di kaki neneknya. sunguh tidak kuat hatinya meningalkan Neneknya sendirian.
" Kenapa kamu nga beritahu oma tentang surat tawaran itu? "
" Surat tawaran apa lagi oma"
" Surat tawaran sambung belajar itu ... ke Malaysia bukan ?"
" Oma , itu cuma tawaran dan Ivan nga mungkin akan datang ke sana "
Renungan Ivan ke arah neneknya menunjukkan perasaannya yang kurang senang dengan ucapan neneknya.
" Oma udah tekad , kamu harus kembali ke Malaysia. Ivan nga boleh bantah . Surat tawaran itu Ivan harus setujui"
Puan lola meningalkan Ivan dalam keadaan terpinga pinga. Ingin sahaja Ivan berteriak tatkala ini namun fikirannya masih waras walaupun sakit hati.